Bebas usai Dibui 4 Tahun, Napiter Eks Jaringan MIT Pulang Kampung ke NTT
Setelah mendekam selama 4 tahun penjara, seorang narapidana teroris (Napiter) bernama Setiawan Hadi Putra alias Iwan alias Abu Izul dibebaskan dari penjara Lapas kelas II B Ngawi.
Setelah mendekam selama 4 tahun penjara, seorang narapidana teroris (Napiter) bernama Setiawan Hadi Putra alias Iwan alias Abu Izul dibebaskan dari penjara Lapas kelas II B Ngawi.
Informasi yang dihimpun, Iwan yang berusia 36 tahun itu keluar dari Lapas kelas II B Ngawi pada subuh tadi. Ia diketahui merupakan bagian dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso saat itu.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Apa itu Tekwan? Tekwan merupakan salah satu hidangan khas Sumatera Selatan yang menjadi bukti nyata kekayaan kuliner di daerah tersebut. Hidangan ini menggabungkan berbagai rasa dalam satu mangkuk, mulai dari bakso ikan, udang cincang, dan jamur sebagai bahan utamanya. Sementara bahan pelengkapnya adalah mie, tauge, dan irisan daun bawang. Ditambah lagi kuah kaldu ikan-nya secara langsung memperkaya cita rasa tekwan yang nikmat.
-
Siapa yang menyatakan bahwa narkoba lebih berbahaya dari terorisme? Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Apa yang diakui oleh tentara dan perwira Israel tentang korban tewas yang dianggap "teroris" selama perang di Jalur Gaza? Sebuah laporan yang diterbitkan harian terkemuka Israel, Haaretz, pada Minggu (31/3) menyatakan tentara dan perwira Israel mengakui sebagian besar korban tewas yang diidentifikasi oleh tentara sebagai "teroris" selama perang di Jalur Gaza sebenarnya adalah warga sipil.
"Memang jaringan MIT kelompok Santoso. Bebas murni hari ini," kata Kapolres Ngawi, AKBP Dicky Ario, Rabu (19/2).
Setelah bebas, Iwan langsung dikawal menuju bandara Juanda, Surabaya untuk terbang ke tempat asalnya. "Kami kawal sampai bandara Juanda," jelas lulusan AKPOL 1999 ini.
Dia mengatakan jika pria yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) itu bebas setelah menjalani pidana pokok selama 4 tahun. Dia mengatakan napiter tersebut menjalani hukuman mulai 19 Februari 2016 hingga 19 Februari 2020.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas II B Ngawi, Hendro Susilo Nugroho tidak mau berkomentar banyak. Dia mengaku, selama di Lapas Kelas II B Ngawi, Iwan tidak pernah berbuat ulah.
"Napiter baik. Tidak pernah berbuat macam-macam. Tapi memang tidak mau bergaul dengan yang lain," pungkasnya.
Baca juga:
Mahfud MD: Pencabutan Kewarganegaraan WNI Eks ISIS Tak Perlu Lewat Pengadilan
Narapidana Terorisme Riyanto Bebas
Pemerintah Masih Verifikasi Data WNI Eks Simpatisan ISIS
Calon Teroris Ini Tulis Rencananya Jika Masuk Surga, Ingin Istana dan 72 Istri
Teror Pelemparan Batu Kembali Terjadi di Depok
Ma'ruf Amin Minta Khatib Bangun Komitmen Kebangsaan
Bertemu Mahfud, Dubes Myanmar Bahas Kontra Terorisme