Beda versi Masinton dan NasDem soal pemukulan staf ahli DPR
Korban Dita yang juga tenaga ahli Masinton dituduh membocorkan rahasia Masinton kepada Partai NasDem.
Seorang tenaga ahli DPR RI Dita Aditya (27) melaporkan anggota Fraksi PDI Perjuangan Masinto Pasaribu ke Bareskrim Mabes Polri terkait dugaan tindak pidana penganiayaan. Hal itu pun dibenarkan oleh Anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Wibi Andrino.
"Iya benar, yang bersangkutan (Masinton) melakukan pemukulan," kata Wibi saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (30/1).
Menurut keterangan Wibi, kejadian berawal saat Masinton menjemput Dita di Bar kawasan Cikini, Jakarta Pusat, pada Kamis (21/1) kemarin. Setelah dijemput, Masinton mengajak korban berkeliling sampai akhirnya terjadi pemukulan di daerah Cawang, Jakarta Timur.
Ditambahkannya, dugaan pemukulan tersebut, adalah karena Sekretaris Biro Perempuan dan Anak DPW Partai NasDem ini dituduh membocorkan rahasia Masinton kepada partai NasDem.
"Korban Dita yang juga tenaga ahli Masinton dituduh membocorkan rahasia Masinton kepada Partai NasDem," jelasnya.
Namun penjelasan tersebut ditepis keras oleh Masinton selaku Anggota Komisi III DPR RI. Masinton menjelaskan bahwa bukan dirinya lah yang melakukan pemukulan tersebut, melainkan sopirnya. Dan pemukulan bukan dengan dasar kesengajaan.
"Kejadiannya bukan kayak gitu kok," kata Masinton kepada merdeka.com, Sabtu (30/1).
Menurut dia, Dita saat itu dalam kondisi mabuk saat dijemput di bar kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Dita meminta dijemput oleh staf ahlinya untuk diantarkan pulang. Merasa tidak masalah, Masinton, staf ahli dan supirnya menuju bar tersebut. Tiba di lokasi, kondisi Dita ternyata sudah sempoyongan.
Dita, lanjut Masinton, langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah sopir. Di tengah jalan, ternyata Dita teriak-teriak minta diambilkan mobilnya di kantor DPP NasDem.
"Kebetulan sudah malam, dijemput ke bar. Saya antar tenaga ahli saya ke sana. Dia (Dita) jalan sempoyongan ke mobil saya. Dalam kondisi mabuk, cewek itu teriak-teriak minta dijemput mobilnya di kantor NasDem," ujar Masinton.
Mobil Dita langsung diambil staf ahli Masinton. Kemudian, kata Masinton, di dalam mobil hanya sisa dirinya, Dita dan sopir. Di dalam perjalanan sekitar bilangan Jalan Otista, Jakarta Timur, Dita kembali teriak-teriak bahkan hingga muntah di dalam mobil.
Menurut Masinton, dalam situasi ini kejadian pemukulan itu terjadi. Namun, dia mengklaim pemukulan itu tidak disengaja. Selain itu, tindakan itu juga dilakukan sopirnya.
"Saya kan duduk di belakang. Di sekitar Jalan Otista, tiba-tiba setir ditarik dia (Dita). Refleklah supirku, ngerem dan menarik tangannya mengenai dia (Dita)," ungkapnya.
Namun, usai kejadian itu Masinton mengaku tidak ada luka serius di wajah Dita. Bahkan, Masinton mengaku sempat menawarkan Dita untu diobati, tetapi ditolak. "Pas sudah pulang enggak ada luka memar gitu. Dia bilang juga enggak mau diobati," tutupnya.