Begini Akhir Perseteruan Kasat Sabhara dengan Kapolres Blitar Soal Makian 'Banci'
Perseteruan antara Kasat Sabhara dengan Kapolres Blitar terkait makian banci berakhir di meja Biro SDM Polda Jawa Timur (Jatim). Kasus ini pun pada akhirnya hanya disebut sebagai miss komunikasi saja.
Perseteruan antara Kasat Sabhara dengan Kapolres Blitar terkait makian banci berakhir di meja Biro SDM Polda Jawa Timur (Jatim). Kasus ini pun pada akhirnya hanya disebut sebagai miss komunikasi saja.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, Biro SDM Polda Jatim telah melakukan konseling terhadap para pihak yang berseteru. Hasilnya, ia menyebut adanya miss komunikasi saja antara kedua belah pihak tersebut.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kapan biasanya polip rahim muncul? Biasanya, polip ini akan muncul pada wanita yang menuju menopause. Tetapi bisa juga ditemukan pada wanita yang berusia muda.
-
Bagaimana rekam jejak Jenderal Polisi di poster bareng Nagita Slavina? Lantas bagaimana rekam jejak Jenderal Polri yang ada di poster bareng Nagita Slavina? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (26/6), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
"Biro SDM Polda Jawa Timur telah melakukan konseling terhadap yang bersangkutan. Intinya adanya miss komunikasi saja. Terhadap keduanya sudah difasilitasi untuk dikomunikasikan di tingkat Biro SDM," ujarnya, Jumat (2/10).
Mengapa Biro SDM? Truno menyebut karena fungsi pembinaan setiap personel Polri itu memang dilakukan melalui Biro SDM. Lalu bagaimana terkait dengan surat pengunduran diri Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo, ia mengatakan, jika hal itu dianggap sebagai tindakan emosional sesaat.
"Pengunduran diri, atau pensiun dini itu mungkin pada saat itu yang bersangkutan dalam kondisi labil atau emosional," ungkapnya.
Lalu bagaimana nasib sang Kasat saat ini, Truno tidak menjelaskan secara spesifik. Namun, ia hanya menyebut sejauh ini akan dilakukan penyegaran sementara di Polda Jatim. Dikonfirmasi ulang apakah sang Kasat akan diganti, ia pun membantahnya.
"Akan dilakukan penyegaran sementara di Polda Jatim. Tapi sejauh ini belum ada penggantian, tapi paling tidak, organisasi tetap bisa berjalan," tandasnya.
Soal 'borok' yang sempat dilontarkan oleh kedua belah pihak, Truno menyebut informasi itu masih kontraproduktif dan masih membutuhkan pembuktian.
"Perkataan tersebut dengan emosionalnya itu kan membutuhkan pembuktian tidak serta merta itu ada suatu kebenaran. Artinya kita tidak bisa men-judge di sini," katanya.
Sebelumnya merasa dihina oleh pimpinannya, Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo mengajukan pengunduran diri secara tertulis ke Polda Jatim. Tidak hanya itu, ia juga melaporkan sang pimpinan karena dianggap cukup arogan terhadap anak buahnya.
Dia mengundurkan diri sebagai anggota kepolisian lantaran merasa telah dihina oleh Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetyo.
"Sebenarnya saya ini sudah akumulasi dari senior saya. Akumulasi (kekesalan) kasat yang lain. Kalau ada yang tidak cocok gitu, maki-makian kasar itu sering disampaikan, mohon maaf, kadang sampai nyebut-nyebut binatang. Sama saya tidak separah itu, yang terakhir menyebut bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain," kata Agus Hendro Tri Susetyo saat di Mapolda Jatim.
Perseteruan antara Kasat Shabara dengan Kapolres Blitar karena makian banci, ternyata tidak berhenti di situ saja. Mereka pun satu persatu justru mulai saling membongkar borok masing-masing.
Saat mengajukan surat pengunduran diri sebagai polisi di Mapolda Jatim, Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo membongkar buruknya kinerja Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetyo.
Demikian pula sebaliknya. Kapolres juga mengaku memiliki catatan buruk kinerja dari sang anak buah.
(mdk/cob)