Bekasi tak punya rusun, warga bantaran kali ogah digusur
Pemerintah Bekasi akui bahwa daerahnya tidak seperti Jakarta punya banyak rusun.
Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, kesulitan menertibkan bangunan liar di wilayahnya. Sebab, mereka tak memiliki rumah susun sewa sederhana untuk merelokasi warga tinggal di pemukiman liar itu.
Kepala Dinas Tata Kota Bekasi, Koswara, mencontohkan ratusan kepala keluarga yang bermukim di bantaran Kali Bekasi, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur atau persis di samping pusat perbelanjaan Lotte Mart. Mereka enggan ditertibkan sebelum pemerintah menyediakan rusunawa.
"Berbeda dengan Jakarta, gusur lalu dipindah ke rumah susun. Kalau di Kota Bekasi, rumah susunnya tidak ada," kata Koswara di Bekasi, Senin (28/3).
Padahal, kata dia, setiap debit kali naik pemukiman tersebut selalu kebanjiran. Oleh sebab itu, lahan milik negara harus dikembalikan sebagaimana fungsinya, seperti ruang terbuka hijau maupun sarana umum atau sosial demi kepentingan masyarakat.
"Pemukiman atau bangunan liar juga dianggap merusak keindahan kota, makanya harus dikembalikan sebagaimana fungsinya," ujar dia.
Anggota Komisi D DPRD Kota Bekasi, Ronny Hermawan mengatakan, pemerintah harus mengusulkan anggaran untuk pembelian lahan guna pembangunan rumah susun sewa sederhana di wilayah setempat.
Jika sudah terpenuhi, kata dia, pembangunan rumah susun juga dibuat terpadu. Misalnya ada ada pasar kecil, ada pusat kesehatan masyarakat, maupun sarana pendidikan. Hal itu, kata dia, dapat merangsang masyarakat berpenghasilan rendah untuk pindah ke rumah susun.