Belasan Anak di Kupang Terjangkit Demam Berdarah
Sebanyak 18 orang anak di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan dirawat akibat menderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Sebanyak 18 orang anak di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan dirawat akibat menderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiur Saragih kepada wartawan menjelaskan, total penderita DBD hingga 9 Januari 2022 sebanyak 18 kasus.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan puncak kasus DBD diprediksi terjadi? Puncak kasus DBD diprediksi terjadi pada April 2024 usai puncak musim hujan berlangsung pada Maret 2024.
"Total sebanyak 18 kasus DBD, namun tidak ada laporan meninggal dunia," jelasnya, Kamis (13/1).
Menurut Tiur Saragih, sesuai data penderita DBD di Kota Kupang tahun 2021 mencapai 661 kasus, dengan kasus kematian sebanyak tiga orang atau 0,5 persen, namun tidak mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB).
Konsentrasi sebaran penyakit DBD di Kota Kupang pada wilayah padat pemukiman seperti, kelurahan Oebufu, Kelapa lima, Liliba, Oebobo, Fatululi, Oesapa, Sikumana, Tuak Daun Merah (TDM) dan kelurahan Kayu Putih.
"Untuk tahun ini kasus DBD terkonsentrasi di daerah-daerah dengan padat pemukiman di beberapa kelurahan," ujar Tiur.
Dia juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap ancaman DBD, karena bukan tidak mungkin jumlahnya akan terus meningkat.
Tiur mengimbau, masyarakat melakukan tindakan pemberantasan nyamuk pada lingkungan sekitar rumah.
Masyarakat juga diminta menjaga kebersihan, penggunaan abate pada wadah-wadah penampungan air dan fogging atau pengasapan.
(mdk/rnd)