Belum dapat izin BPCB, Pemkot Solo tak bisa bangun pasar darurat
Lokasi pembangunan pasar darurat akan menggunakan lahan di kawasan cagar budaya, dan harus dapat izin dari BPCB.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak bisa sembarangan membangun pasar darurat, sebelum mengantongi rekomendasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah. Sebab lokasi pembangunan pasar darurat akan menggunakan lahan di kawasan cagar budaya.
Kasi Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya BPCB Jateng, Gutomo mengatakan, pihaknya akan mengkaji lokasi pembangunan pasar darurat baik di kawasan Alun-alun Utara (Alut) dan lokasi alternatif di Benteng Vastenburg.
"Pemkot tidak bisa membangun pasar darurat, sebelum ada rekomendasi dari BPCB. Kami akan melakukan kajian terlebih dahulu, meliputi teknis maupun persoalan budaya di kawasan cagar budaya. Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pembangunan pasar darurat terhadap bangunan cagar budaya. Apakah memungkinkan dibangun di kawasan tersebut atau tidak," ujar Gutomo di Solo, Jumat (9/1).
Gutomo mengaku telah bersepakat dengan Pemkot Solo untuk mengkaji dua lokasi, yakni Alun-alun utara dan Benteng Vastenburg. Hasil kajian tersebut, kata dia, akan dijadikan pijakan untuk membangun pasar darurat. Sepanjang belum ada kajian, ia berharap Pemkot tidak membangun pasar darurat.
"Tanpa ada kajian, pembangunan pasar darurat bisa merusak cagar budaya di kawasan tersebut," katanya.
Gutomo menambahkan, pihaknya akan melakukan kajian dalam waktu dekat ini. Setidaknya, lanjut dia, dibutuhkan waktu sepekan untuk mengkaji layak atau tidaknya lokasi itu sebagai pasar darurat.
"Kajian termasuk pula titik mana saja yang diperbolehkan untuk membangun pasar darurat," jelasnya.
Baca juga:
Waspada, daging busuk marak di pasar tradisional Solo
Awal tahun DBD menyerang, dua warga Solo meninggal
Bangun pasar darurat, DPRD Solo konsultasi ke BPCB
Bangun pasar darurat, DPRD Solo konsultasi ke BPCB Jateng
Perangi vandalisme, siswa di Solo bersihkan halte BST
Warga Solo gelar seribu lilin doa untuk Pasar Klewer & Airasia
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Bagaimana cara membuat sosis solo? Pertama siapkan bahan isian sosis, tumis bumbu halus bersama daun salam hingga matang, masukkan daging giling, tumis sampai daging matang.Tambahkan santan, garam, kaldu bubuk, tes rasa. Masak sampai santan mengering, sisihkan.Dalam wadah masukkan semua bahan kulit, pastikan adonan tidak terlalu kental.Lalu olesi teflon ukuran 12 cm dengan minyak goreng menggunakan kuas. Dadar adonan kulit sosis tipis-tipis sampai matang, angkat. Lakukan hingga habis.Kemudian taruh 2 sdm isian sosis di tengah dadaran kulit sosis. Gulung, rekatkan dengan adonan tepung. 7. Taruh sosis solo di atas loyang. Olesi sosis dengan bahan pengoles. 8. Panggang sampai sosis berwarna kuning keemasan.9. Keluarkan dari oven, olesi lagi dengan bahan pengoles dan taburi dengan keju parut. 10. Panggang sampai keju krispi dan sosis berwarna kecokelatan.
-
Apa itu Sosis Solo? Sosis Solo merupakan perbaduan budaya lokal dengan Belanda. Kala itu Pemerintahan Belanda memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Keraton Surakarta. Para Meneer dan Noni sangat gemar memakan sosis, namun tidak dengan pribumi. Karena hubungan baik itu, kedua pihak sering menggelar pesta perjamuan.
-
Apa yang terbakar di Solo? Pada Selasa (3/10), terjadi kebakaran di sebuah gudang rongsok yang terletak di Kampung Joyosudiran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
-
Bagaimana cara membuat Sosis Solo? Sosis Solo terbuat dari daging suwir yang diolah dengan berbagai bumbu rempah Kemudian dibungkus dadar gulung yang terbuat dari adonan tepung terigu. Sosis Solo lantas dilumuri telur dan digoreng.