Belum Mengungsi, Warga Desa Sidorejo Klaten Lebih Takut Corona ketimbang Merapi
Warga di kawasan rawan bencana (KRB) III, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, hingga saat ini masih enggan mengungsi. Meskipun Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi.
Warga di kawasan rawan bencana (KRB) III, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, hingga saat ini masih enggan mengungsi. Meskipun Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi, seperti dikatakan kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, beberapa waktu lalu.
Tokoh masyarakat Desa Sidorejo Sukiman menyampaikan alasan warga yang belum mau meninggalkan lokasi berbahaya tersebut.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
"Warga itu bukan ngeyel (bandel). Kata warga, mereka lebih takut Covid-19 daripada Merapi," ujar Sukiman, Senin (11/1).
Meski demikian, dikatakannya, warga yang rentan sudah siap sewaktu-waktu jika harus dievakuasi, termasuk kendaraannya.
Pertimbangan lainnya, menurut Sukiman, saat ini warga sudah merasa lega karena setelah menunggu lama, ternyata lubang atau kubah titik api Merapi berada di sebelah barat. Padahal, posisi Desa Sidoarjo berada di tenggara Gunung Merapi.
Kendati demikian, lanjut dia, warga siap mengungsi jika Merapi mengalami erupsi. Pihaknya memilih konsep sister family dibanding paseduluran desa (sister village). Hal tersebut untuk menghindari penularan Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan.
"Dulu memang konsepnya paseduluran desa (sister village). Misalnya dari dukuh sini ke desa yang ada di bawah. Tapi kan ini Covid-19 naik terus, jadi kita memilih konsep yang lain, paseduluran keluarga atau sister family," jelasnya.
Pemilihan konsep sister family, menurutnya, bukan tanpa risiko. Para pengungsi dikhawatirkan tidak akan mendapatkan hak-haknya seperti para pengungsi lainnya. Namun warga lebih memilih tidak mendapatkan bantuan sebagai pengungsi, asalkan selamat.
"Kata warga, lebih baik ora etuk (tidak dapat bantuan) tapi selamat. Daripada dapat bantuan, tapi mengungsi bareng-bareng dan bahaya Covid-19 mengancam," katanya.
Sukiman yang juga merupakan relawan, mempersilakan warga di KRB III Sidorejo untuk mencari tempat pengungsian dari keluarga masing-masing. Namun untuk yang belum memperoleh tempat pengungsian dari keluarga, disarankan agar mengungsi di selter atau TES (tempat evakuasi sementara) Kalimosodo, Kecamatan Kemalang, jika status Merapi naik menjadi awas.
Sukiman menambahkan, dari 24 kepala keluarga di RT 27 Dukuh Bangan yang ia tempati, separuh lebih telah mendapatkan tempat mengungsi. Mereka akan mengungsi di rumah saudaranya di desa lain bersama hewan ternak.
"Konsep ini juga bukan sekedar karena Covid-19. Tapi hasil ngobrol kita ditingkat RW, satu RW ini kan tidak semua masuk KRB III. Tapi kalau ngungsi, mereka juga menyebutnya masuk KRB III, karena satu RW. Takutnya kalau di KRB III mengungsi dan kosong, KRB dibawahnya ikut. Makanya yang rentan-rentan disini kalau malam biar aman gesernya ke bawah (KRB II)," jelasnya.
Lebih lanjut Sukiman menyampaikan, sebagai antisipasi jika Gunung Merapi sudah tidak kelihatan atau berstatus awas, disediakan kendaraan untuk evakuasi di depan rumah masyarakat yang termasuk golongan rentan. Sehingga sewaktu-waktu mereka bisa dipindahkan ke lokasi pengungsian atau di sister family.
"Kalau malam itu, tidak terus, kalau sudah tidak nyaman mereka geser. Kalau masyarakat umum yang sehat sehat itu ronda. Tapi yang perempuan, atau yang rentan tidurnya bukan di kamar, tapi di ruang tengah. Harapanya dekat dengan pintu keluar, jadi kalau dipanggil gampang. Hari ini akan dipasang toa, jadi kalo ada apa-apa, instruksinya langsung melalui pengeras suara itu," pungkas dia.
Informasi ysng dihimpun, jumlah warga yang berdomisili di KRB III Gunung Merapi Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, mencapai 365 jiwa atau 123 keluarga. Jumlah tersebut tersebar di tiga dukuh, yakni Deles, Bangan dan Petung.
Baca juga:
Telah Masuk Fase Erupsi, Ini 5 Potret Guguran Lava Merapi dari CCTV
BPPTKG Yogyakarta Sebut Kubah Lava Gunung Merapi Sudah Terbentuk
Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 600 Meter
Gunung Merapi Keluarkan 15 Kali Guguran Lava Pijar, Begini Kabar Terbarunya
Dalam 6 Jam Gunung Merapi Keluarkan 7 Guguran Lava Pijar dan 1 Awan Panas Guguran
Aktivitas Merapi Meningkat, Banyak Warga Bandel dan Enggan Mengungsi