Bentrokan berdarah di Kabupaten Tolikara, satu warga tewas
Bentrokan terjadi karena pembagian dana bantuan dianggap tidak adil.
Bentrokan berdarah terjadi di Distrik Gika dan Panaga, Kabupaten Tolikara, sejak 9 April lalu hingga kini. Kejadian itu menyebabkan 32 warga terluka dan satu tewas.
Penyebab konflik sosial itu adalah pembagian bantuan dana Respek dinilai tidak adil antar distrik.
"Karena telah berlangsung sejak 9 April hingga kini, akhirnya BPBD Kabupaten Tolikara melaporkan kejadian ini kepada posko BNPB dan meminta bantuan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, di Jayapura, Minggu (24/4).
Menurut Sutopo, satu korban tewas dalam bentrokan itu adalah David Manipo (24). Sedangkan 17 warga luka berat, 15 orang luka ringan, dengan kerugian materi adalah 95 unit rumah terbakar.
"Selain itu juga kerusakan pertanian, penjarahan ternak, dan kehilangan harta benda, yang mana kerugian keseluruhan masih dalam perhitungan BPBD," ujar Sutopo.
Menurut Sutopo, BPBD Tolikara, SKPD, TNI, dan Polri telah berada di lokasi konflik dan melakukan perdamaian antara kedua belah pihak.
"Namun potensi konflik masih tinggi karena diduga ada dendam di kedua belah pihak. Namun BPBD dan pemerintah daerah telah melakukan penanganan darurat. Sayangnya, APBD Tolikara yang terbatas membuat bantuan tersendat," ucap Sutopo, seperti dilansir dari Antara.
Sutopo menambahkan, masyarakat setempat banyak mengungsi ke distrik lain. Namun, BPBD Tolikara berusaha memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi, meskipun kendala di lapangan adalah medan yang sangat berat.
"Kendaraan roda empat tidak dapat menjangkau daerah konflik karena medan sangat berat. BPBD Tolikara telah meminta agar bantuan diberikan melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang atau helikopter," imbuh Sutopo.