Berapa gaji Perwira PETA di tahun 1944?
Gaji perwira PETA awalnya cukup besar. Namun saat perekonomian memburuk mereka harus makan bubur seperti lem.
Saat Jepang membuka pendaftaran tentara Pembela Tanah Air (PETA) tahun 1943, pemuda Indonesia berduyun-duyun mendaftar. Pemuda Ahmad Yani salah satunya.
Setelah mengikuti pendidikan Shodancho atau komandan peleton selama beberapa bulan, Yani dilantik menjadi perwira dengan pangkat setara Letnan.
Dia kemudian ditugaskan di Prembun, Purworejo, Jawa Tengah. Di sana Yani bertemu dengan Yayuk Ruliah Sutodiwirjo, bekas guru mengetiknya. Salah satu syarat menjadi Shodancho adalah bisa mengetik. Karena itu Yani ikut kursus mengetik sebelum daftar PETA.
Pertemuan itu berlanjut jadi jalinan asmara. Lagi-lagi Yani nekat. Dia menikahi Yayuk tanggal 5 Desember 1944. Seharusnya Shodancho belum boleh menikah dalam jangka waktu tertentu. Tapi Yani rupanya sudah ngebet. Maka pernikahan agak dirahasiakan agar tak ketahuan tentara Jepang.
Gaji Yani sebagai Shodancho berpangkat letnan saat itu sebesar enam rupiah. Gaji tersebut lebih dari cukup. Harga daging per kilo di tahun 1944 cuma enam sen.
Jika dibandingkan harga daging sapi saat ini yang mencapai Rp 70.000. Maka gaji letnan tentara PETA jika dihitung dengan kondisi kini mungkin tak kurang dari Rp 7 juta.
Untuk Chodancho, komandan kompi berpangkat kapten dan Daidancho, komandan batalyon berpangkat mayor, tentu gajinya lebih tinggi.
Tapi kenikmatan menjadi perwira PETA tak lama. Bulan-bulan berikutnya perekonomian terus merosot.
Kisah itu dituliskan Amelia Yani dalam buku 'Ahmad Yani Tumbal Revolusi' terbitan Galang Press tahun 2007.
Tentara PETA kena imbasnya. Tak ada lagi jatah seragam sehingga para prajurit harus memakai seragam yang sobek-sobek.
Untuk makanan pun dikurangi. Tak ada lagi jatah nasi untuk sarapan. Cuma ada tepung tapioka yang diberi air panas sehingga bentuknya seperti lem.
Yani, dan dua rekannya, Sarwo Edhie Wibowo serta Sudarmadji coba menyiasati agar tak makan 'lem' di pagi hari. Jika digabungkan, mereka bertiga punya jatah enam piring nasi setiap hari. Yani dkk membaginya dua piring untuk sarapan, dua piring untuk makan siang dan dua piring untuk makan malam.
Jumlah makanan tentu jadi berkurang, tapi setidaknya mereka tak makan bubur yang seperti lem.
Jatah ayam goreng jadi sangat langka. Jika kebetulan dapat ayam goreng akan ada upacara khusus. Yani biasanya meludahi ayamnya agar tak dicuri teman-temannya.
Memang kondisi sangat melarat pada waktu itu.
Tahun 1945, Jepang semakin terdesak oleh sekutu. Di akhir perang dunia II, tentara Jepang di Indonesia membubarkan PETA.
Yani dan kawan-kawannya pun mendirikan Barisan Keamanan Rakyat. Dia menjadi salah satu komandan batalyon.
Ketika Belanda datang kembali Yani pernah menghalau mereka. Dia kemudian digelari de ridder van Magelang atau penyelamat Kota Magelang.
karir Yani terus melejit. Dia menduduki posisi puncak sebagai Menteri/Panglima Angkatan Darat.
Berondongan peluru pasukan G30S mengakhiri hidup Yani tanggal 1 Oktober 1965 dini hari.
Baca juga:
Nakalnya Shodancho Ahmad Yani yang hobi curi roti
Saat daftar tentara PETA, Soeharto takut rahasianya ketahuan
Kisah pemberontakan tentara PETA & ingkar janji samurai Jepang
-
Dimana pemberontakan PETA terjadi? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945. Kronologis pemberontakan dimulai ketika pasukan PETA yang dipimpin oleh Letnan Soeprijadi memberontak melawan tentara Jepang yang menduduki Indonesia pada waktu itu.
-
Kenapa PETA memberontak di Blitar? Faktor-faktor yang memicu pemberontakan ini antara lain ketidakpuasan terhadap kebijakan pendudukan Jepang yang semakin menyulitkan rakyat, serta semangat nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
-
Kapan Jepang menyerah dan membubarkan PETA? Niat Jepang tak terlaksana. Mereka keburu bertekuk lutut pada pasukan sekutu usai Nagasaki dan Hirosima dibom atom. Jepang menyerah tanpa syarat tanggal 14 Agustus 1945.Balatentara Jepang kemudian membubarkan PETA di Indonesia. Senjata mereka diambil, dan para prajuritnya dibubarkan begitu saja.
-
Apa tujuan dari pemberontakan PETA di Blitar? Tujuan akhir pemberontakan ini adalah meraih kemerdekaan dari penjajahan, yang pada akhirnya berhasil diraih dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
-
Apa saja latihan yang diberikan kepada calon perwira PETA? Surono memberi kesakian serupa, latihan untuk komandan peloton dititikberatkan pada latihan perang-perangan, gerilya, baris berbaris, dan disiplin militer. Agaknya Jepang menginginkan dalam waktu singkat, para perwira ini harus sudah khatam dengan cara bertempur. “Untuk teori militer, sangat jarang,” katanya.
-
Siapa yang memimpin pemberontakan PETA di Blitar? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945. Kronologis pemberontakan dimulai ketika pasukan PETA yang dipimpin oleh Letnan Soeprijadi memberontak melawan tentara Jepang yang menduduki Indonesia pada waktu itu.