Berburu Hingga Menikmati Belalang Goreng, Kuliner Musiman di Banyuwangi
Salah satu pemuda asal Genteng Kabupaten Banyuwangi, Suci Rachmaningtyas (30) mencoba membuka bisnis belalang goreng. Perempuan yang aktif di tour and travel dan tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) ini coba memanfaatkan peluang bisnis di tengah tutupnya bisnis pariwisata akibat wabah.
Memasuki bulan suci Ramadan, sajian kuliner musiman belalang goreng masih bisa didapatkan di Kabupaten Banyuwangi. Berburu belalang ini berlangsung sejak masuknya musim penghujan dan berakhir di musim kemarau.
Hingga Bulan April saat ini masyarakat masih banyak yang berburu di kawasan hutan jati, KPH Banyuwangi Selatan, Kecamatan Purwoharjo.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Khoirul (45) salah satu warga Kecamatan Muncar menjadi salah satu pemburu belalang untuk mengisi waktu senggangnya. Menurutnya waktu yang tepat untuk berburu belalang yakni di malam hari. Cukup berbekal lampu senter dan tempat menaruh belalang, Khoirul sudah bisa mendapatkan ratusan belalang dalam waktu kurang dari dua jam.
"Kalau malam belalang hanya hinggap di pohon-pohon jati, dia tidak akan terbang meski didekati atau ada gerakan. Jadi tinggal ambil saja. Juga kalau ada pohon jati yang masih bisa digoyang, nanti belalang akan jatuh dari hinggapannya," kata Khoirul saat dihubungi via telepon, Rabu (29/4).
Hasil berburu belalang biasanya dia nikmati sendiri bersama keluarga. Namun banyak pula pemburu belalang yang berniat untuk menjual hasil buruannya.
"Kalau harga jualnya 100 belalang itu Rp 10-15 ribu. Tapi memang gampang kok nyarinya, tinggal nagkepin," kata pria yang sehari-hari menjadi sopir angkutan barang di desanya ini.
"Sekarang sepi angkutan, jadi saya banyak waktu luang. Mungkin karena dampak wabah corona ini," ujarnya.
©2020 Merdeka.com
Pedagang belalang mentah maupun yang sudah digoreng ini mudah dijumpai di sepanjang jalan Jatirejo, Desa Glagahagung, dan jalan menuju Pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo.
Salah satu pemuda asal Genteng Kabupaten Banyuwangi, Suci Rachmaningtyas (30) mencoba membuka bisnis belalang goreng. Perempuan yang aktif di tour and travel dan tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) ini coba memanfaatkan peluang bisnis di tengah tutupnya bisnis pariwisata akibat wabah.
"Sejak Februari saya nganggur karena pariwisata tutup. Semua cari kerjaan sampingan. Salah satunya saya jual belalang goreng. Saya beli belalang mentah sampai 2000 ekor. Harganya per 200 belalang variatif, ada yang Rp 30.000. Itu semua saya olah digoreng dan saya jual," ujar perempuan yang akrab disapa Tyas ini.
Belalang goreng tersebut, dijual dengan harga Rp 45 ribu per 200 gram dan Rp 25 ribu per 100 gramnya. Tyas coba menjual belalang goreng tersebut via online di akun media sosial @belgor.id, hasilnya banyak warga luar Banyuwangi yang penasaran dan membeli.
"Kenapa jual belalang karena aku lihat peminat di luar daerah sangat besar, terutama untuk penjualan online. Kalau peminat yang banyak dari kabupaten luar, seperti Jember, Surabaya," kata Tyas.
Proses pengolahannya, belalang tersebut dibersihkan bagian sayap, bagian kaki yang berduri dan jeroan belalang. Setelah bersih, belalang tersebut digoreng kering dengan rempah Nusantara. Hasilnya, tetap gurih dan renyah hingga waktu cukup lama.
"Kalau digoreng kering dan dikemas rapat, bisa tahan dua-tiga bulan tetap gurih," ujarnya.
Tyas sendiri memilih mengenalkan potensi kuliner lokal Banyuwangi, salah satunya karena belalang menjadi jenis makanan alternatif protein hewani yang lebih ramah lingkungan.
"Karena belalang merupakan variasi lauk protein hewani yg lebih rendah emisi, dibandingkan dari kotoran hewan lain seperti sapi atau ayam," jelasnya.
(mdk/hhw)