Beredar Nama-Nama Disepakati, Ketua Timsel KPU-Bawaslu Minta Publik Percaya pada DPR
Ketua sekaligus anggota Tim Seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Juri Ardiantoro menanggapi santai terkait hal itu. Dia menilai nama-nama yang muncul kali ini dinilai memiliki perhatian.
Pesan berantai muncul dikirim oleh akun anonim melalui aplikasi pesan WhatsApp. Berisi kesepakatan partai koalisi terkait nama-nama anggota KPU dan Bawaslu yang akan dipilih. Disebutkan dalam pesan tersebut partai koalisi mengambil kesepakatan di Hang Tuah, Selasa (15/2) malam.
Ketua sekaligus anggota Tim Seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Juri Ardiantoro menanggapi santai terkait hal itu. Dia menilai nama-nama yang muncul kali ini dinilai memiliki perhatian.
-
Data apa yang bocor dari situs KPU? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, data yang bocor dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan data DPT.
-
Siapa yang mengklaim telah meretas situs KPU? Pelaku kejahatan siber dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan mendapatkan data DPT dari situs tersebut.
-
Bagaimana Anies-Cak Imin menuju ke KPU? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Saat itu, mereka menggunakan mobil Jeep untuk menuju ke KPU RI, Jakarta.
-
Kapan Anies Baswedan akan mendaftar ke KPU? "Tadi saya diberitahu untuk SKCK bagi capres cawapres itu penandatanganannya tidak bisa diwakilkan tapi ditandatangani langsung Kabaintelkam. Jadi berkas berkas itu walaupun sudah lengkap sedang proses verifikasi, Proses tersebut membutuhkan waktu 24 jam. Maka SKCK capres cawapres Anies akan selesai pada besok."Proses verifikasi itu singkat tapi karena proses penandatanganan maka diperkirakan selesai besok jadi 24 jam selesai ditandatangani Kabaintelkam. Jadi saya menunggu besok insya allah selesai," kata Anies.
-
Mengapa KPU didirikan? KPU didirikan sebagai hasil dari reformasi politik pasca Orde Baru.
-
Bagaimana KPU mengawasi jalannya pemilihan? Sebagai penyelenggara, KPU bertugas untuk mengawasi jalannya pemilihan agar sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Mereka harus memastikan bahwa semua proses pemilihan dilakukan secara adil dan transparan, serta menangani pelanggaran yang mungkin terjadi.
"Ya biasa saja nama-nama beredar. Karena perhatian publik memang sangat tinggi publik telah memiliki kesempatan memberikan masukan mengenai nama-nama yang dipercaya dan dianggap kompeten untuk menjadi komisioner, termasuk tentang keterwakilan perempuan," katanya dalam pesan singkat, Rabu (16/2).
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan itu pun meminta agar publik mempercayakan hasilnya kepada DPR. Dia yakin pilihan para wakil rakyat itu terbaik.
"Kita percayakan pada DPR untuk memilih nama-nama terbaiknya," ungkapnya.
Dia mengakui akan menyetujui keputusan DPR. Sebab dia mengklaim nama-nama tersebut merupakan unsur dari pemerintah.
"Iya. Itu domain DPR dan nama-nama itukan berasal dari pemerintah," pungkasnya.
Sebelumnya beredar pesan berantai yang menyebutkan nama anggota KPU dan Bawaslu yang disepakati partai koalisi. Tertulis nama organisasi dan partai yang mendukungnya. Pesan semacam ini juga pernah beredar ketika uji kelayakan dan kepatutan calon anggota KPU dan Bawaslu RI dimulai pada Senin (14/2). Pesan itu dikirim oleh akun anonim melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Final KPU-Bawaslu hasil rapat partai koalisi di Hang Tuah, Selasa malam (15/02).
KPU :
1. Parsadaan Harahap (HMI/Golkar)
2. Hasyim Asyari (Ansor/PMII/PKB)
3. Betty Epsilon (HMI/Nasdem)
4. I Dewa Kade (GMNI/PDIP)
5. Yulianto Sudrajat (GMNI/PDIP)
6. Yessy Momongan (GAMKI/Gerindra)
7. Viryan (HMI/Gerindra)
Bawaslu :
1. Rahmat Bagja (HMI/Golkar)
2. Fuadi (HMI/Gerindra)
3. Totok (GMNI/PDIP)
4. Aditya Perdana (HMI/Nasdem)
5. Mardian (PMII/PKB)