Beredar Video Bupati Alor Marahi Anak Buah Mensos Risma karena Penyaluran Bantuan
Video Bupati Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Amon Djobo memarahi dua staf Kementerian Sosial beredar di media sosial. Dalam rekaman itu dia mengumpat Menteri Sosial Tri Rismaharini karena pembagian bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dinilainya melangkahi pemerintah daerah.
Video Bupati Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Amon Djobo memarahi dua staf Kementerian Sosial beredar di media sosial. Dalam rekaman itu dia mengumpat Menteri Sosial Tri Rismaharini karena pembagian bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dinilainya melangkahi pemerintah daerah.
Dalam video berdurasi 3.09 menit itu tampak staf Kemensos duduk di hadapan Amon. Mereka hanya terdiam ketika dimarahi bahkan disuruh pulang kembali ke Jakarta.
-
Bagaimana Siklon Tropis Anggrek terbentuk? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Apa itu Siklon Tropis Anggrek? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Apa yang diwaspadai oleh BMKG di Jogja terkait siklon tropis 99W? “Waspada potensi angin kencang. Diharapkan untuk memangkas pohon yang berpotensi tumbang atau rapuh,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, mengutip ANTARA pada Senin (16/10).
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Siapa KH Sochari? KH Achmad Sochari menjadi nama sebuah jalan di wilayah Kota Serang, Banten. Dahulu, sosok KH Sochari amat berpengaruh di masa perjuangan kemerdekaan. Ia pandai memprovokasi masyarakat tentang jahatnya pasukan Belanda, sampai merangkul musuhnya sehingga disegani.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
Amon menyinggung soal bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), yang penyalurannya dilakukan Ketua DPRD Alor, bukan pemerintah daerah. ”Jangan pakai politik-politik model begitu,” kata Amon dalam video itu.
Menurut Amon, Kementerian Sosial tidak menghargai pemerintah daerah. Dia mempertanyakan alasan program pemerintah diberikan kepada Ketua DPRD Alor.
Dalam video itu, Amon juga mengumpat Tri Rismaharini. Dia bahkan membandingkannya dengan, Khofifah Indar Parawansa, yang juga pernah menjabat Menteri Sosial.
Saat dikonfirmasi wartawan, Amon membenarkan kejadian itu. Dia menceritakan, pegawai Kementerian Sosial yang dia marahi datang untuk melaporkan bahwa mereka membawa bantuan bagi korban meninggal akibat badai Seroja, jumlahnya Rp 15 juta per orang.
Amon menyuruh mereka untuk membawa bantuan itu ke Ketua DPRD Alor, tidak usah melalui pemerintah daerah. "Itu saya marah, datang lagi dia bawa nama Kementerian Sosial nah lu pi bagi sudah kenapa bawa datang ke kami. Kau pu menteri omong dengan Presiden bahwa bantuan kasi ke Ketua DPRD, pi di sana sudah to bikin apa ke kami, nanti pemerintah pusat pikirnya kami gubernur dan bupati ini juga hanya tidur-tidur saja tidak urus manusia, saya tiap hari di lapangan kok. Saya marah karena mereka langkahi pemerintah daerah, hanya karena kepentingan politik kita kerja ini bukan karena politik, ini bencana kemanusiaan bukan bencana politik," jelas Amon.
Dia mengaku tidak tahu siapa yang merekam kejadian itu, karena dia sedang emosi. "Kejadian itu sekitar dua atau tiga bulan yang lalu, siapa yang video saya tidak tau, biar dong yang baku tanggung jawab di situ," Tutupnya.
Amon juga menceritakan, dia mengatahui penyaluran bantuan PKH dan bantuan lainnya tidak melewati pemerintah daerah saat rapat virtual dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Kegiatan itu dihadiri Gubernur NTT dan bupati serta wali kota di NTT. Gubernur Nusa Tenggara Barat juga hadir karena ikut terdampak badai Seroja.
Saat rapat, Menteri Sosial Tri Rismaharini melaporkan ke Presiden bahwa bantuan PKH serta sejumlah bantuan lain telah dikirim ke Alor melalui Ketua DPRD setempat. Amon pun bingung karena bantuan itu tidak melalui pemerintah daerah.
"Nah ini sekarang yang mana pemerintah ini, DPRD bantu bagi, tapi yang menangani ini bupati, pemerintah daerah. Nah ini yang membuat ketersinggungan kami, nanti Presiden, menteri-menteri di pusat, selain Menteri Sosial, menganggap kami tidak kerja," ucapnya.
Amon mengatakan, seharusnya Menteri Sosial mengetahui pola penanganan dan penyaluran bantuan. Dia khawatir di kemudian hari terjadi persoalan hukum, sehingga pemerintah daerah yang ditanya dan dimintai pertanggung jawabannya.
"Kalo ada persoalan di daerah siapa yang tanggung jawab kalo ditanyakan oleh KPK, penegak hukum seperti Kejari dan Kejati maupun kepolisian.Siapa yang tanggung jawab, pasti bupati,” ucapnya.
Menurut Amon, selama ini bantuan diberikan melalui Ketua DPRD Alor. Penyaluran seperti apa tidak pernah dilaporkan ke pemerintah daerah.
"Selama ini dia kasi di ketua DPRD dan tidak pernah melaporkan kepada kami pemerintah daerah. Yang ada pada kami itu bantuan-bantuan apakah dari pemerintah pusat, paguyuban-paguyuban, dari LSM, dari badan-badan kemanusiaan itulah yang ada pada kami dan kami catat itu di BPBD. Bantuan-bantuan seperti PKH tidak pernah lewat kami pemerintah. Menteri juga laporkan kepada Presiden bahwa dia kasi bantuan ke Ketua DPRD dan tidak laporkan ke kami sini, nanti ada masalah siapa yang tangung jawab? Saya minta BPK dan Kejaksaan Tinggi untuk periksa bantuan-bantuan ini, karena ini bantuan kemanusiaan, kalo bantuan itu dari politik saya tidak campur tangan," ujarnya.
Baca juga:
Bupati Alor Murka, Umpat Menteri Risma dan Usir Dua Anak Buahnya
Kemensos Pastikan Terus Beri Pelayanan kepada Lansia
Kemensos Tunggu Arahan Kemenkeu soal Kelanjutan Bansos Tunai
Beri Santunan Korban Longsor Tapsel, Mensos Minta Pemkab Lakukan Ini
Kemensos Target Berdayakan 2.500 KK Warga Komunitas Adat Terpencil di 2021
Polemik 21 Juta Data Ganda