Berkah Ramadan, Menyulap Pelepah Pisang Jadi Songkok
Pria berumur 42 tahun ini mengaku, ia memulai kerajinan tangan ini sudah sejak 2018 lalu. Awalnya, kegiatan tersebut diakui sebagai salah satu kegiatan sampingannya saja.
Bagi masyarakat Indonesia, utamanya yang beragama Islam tentu sangat familier dengan songkok. Penutup kepala yang identik digunakan untuk ritual salat ini, memang cukup melekat dengan masyarakat.
Selain bisa berbagai bentuk, bahan pembuatan songkok ternyata juga bisa berasal dari apapun. Nah, di tangan Suryanto, pelepah pohon pisang atau disebut juga gedebog pun bisa disulapnya menjadi songkok. Bulan Ramadan pun turut menjadi berkah buatnya.
-
Apa yang sedang tren di bulan Ramadhan? Pantun adalah bentuk puisi lama yang sangat populer. Dalam rangka datangnya bulan suci Ramadhan, pantun adalah salah cara untuk menyambut bulan puasa tersebut.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang diraih Iqbaal Ramadhan baru-baru ini? Setelah ngejalanin kuliah dari tahun 2019 di Australia, Iqbaal Ramadhan akhirnya resmi jadi lulusan Media Komunikasi dari Monash University. Keren banget!
-
Apa yang meningkat di Pasar Tanah Abang menjelang Ramadan? Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang dilakukan Pertamina di bulan Ramadan ini? Pertamina bersama Kementerian BUMN kembali menyelenggarakan kegiatan Safari Ramadan BUMN 2024, di Yayasan Pondok Pesantren Al Wathoniyah 43, Kelurahan Rorotan, Jakarta Utara, pada Kamis, 21 Maret 2024.
Pria asal, Dusun Bebekan, Desa Tapen, Kecamatan Kudu, Jombang ini mengaku kebanjiran order dari setiap kerajinan tangannya tersebut. Bersama istrinya, Ida Masfhiah, ia sebenarnya dapat memproduksi tidak hanya songkok. Dari pelepah pisang, ia dapat juga memproduksi kerajinan bernilai ekonomi tinggi seperti tas, blangkon, hingga vas bunga.
Pria berumur 42 tahun ini mengaku, ia memulai kerajinan tangan ini sudah sejak 2018 lalu. Awalnya, kegiatan tersebut diakui sebagai salah satu kegiatan sampingannya saja.
"Sejak 2018 lalu mulai membuat kerajinan seperti ini. Awalnya ya sampingan saja," kata pria yang juga sebagai perangkat desa setempat ini, Rabu (13/4).
Namun, seiring berjalannya waktu, usaha sampingannya ini kian hari kian menghasilkan cuan. Bahkan, berbagai produk yang dikreasinya cukup mendapatkan apresiasi dari masyarakat, utamanya songkok. Apalagi, di bulan Ramadan seperti ini, songkok kreasinya cukup diminati masyarakat.
"Ramadan membawa berkah. Songkok saat ini yang paling diminati," tukasnya.
Ia lalu menjelaskan, bahan baku pelepah pisang, ada dua jenis pelepah yang digunakannya. Pertama, menggunakan pelepah pisang kering di pohon dan kedua menggunakan pelepah yang kering di jemur.
"Untuk jenis pelepah pisangnya, saya memilih jenis pelepah pisang susu dan pisang raja. Sebab motif serta coraknya bagus dan seratnya kuat, kalau dipilin tidak gampang putus," tegasnya.
Bahan dari gedebog itu diolah secara manual menjadi berbagai macam kerajinan seni. Di antaranya songkok, blangkon, kotak tisu, keranjang air mineral, tas ponsel, celengan, vas bunga, sarung korek, gantung kunci dan pernak pernik lainnya.
Ia menjelaskan, untuk menyelesaikan 2 songkok bisa hanya dalam waktu satu hari. Namun berbeda dengan pekerjaan 1 blangkon membutuhkan waktu hingga sehari.
"Tingkat kesulitan dalam membuat blangkon itu membentuk pola dan menyatukan motifnya. Jadi tidak bisa langsung jadi seketika," ujarnya.
Selain keterampilan, ia menyebut butuh ketelatenan dan kesabaran agar hasilnya bisa bagus maksimal. Setelah kerajinan tangan itu jadi, kemudian dipasarkan melalui online di sejumlah media sosial.
Menurut Suryanto, hasil kerajinannya banyak peminat. Pembeli tidak hanya dari Jombang saja, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Pasuruan, Madura, Tuban, Blitar, Nganjuk, Madiun, Semarang, Jawa Barat hingga ibu kota Jakarta.
"Pemasarannya kan melalui online," tandasnya.
Soal harga, ia menyebut cukup bervariasi, mulai dari terkecil Rp15 ribu sampai Rp600 ribu. Untuk harga songkok Rp65 ribu sampai Rp90 ribu.
"Sedangkan harga blangkon saya jual Rp160 ribu sampai kisaran Rp230 ribu,” ujarnya.
Sebagai pengusaha kecil, dirinya pun berharap usaha yang selama ini ia jalani ini, nantinya dapat menginspirasi dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lainnya.
"Semoga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya," tutupnya.
(mdk/eko)