Intip Kesibukan Perajin Songkok di Lamongan saat Ramadan, Banyak Pesanan dari Luar Jawa, Kantongi Cuan Ratusan Juta Rupiah
Pesanan songkok naik tiga kali lipat dibanding hari biasa.
Pesanan songkok naik tiga kali lipat dibanding hari biasa.
Ramadan disebut sebagai bulan berkah karena menjadi ladang rezeki bagi banyak orang, termasuk perajin songkok. Hal ini dirasakan oleh Ahmad Yasir, perajin songkok asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, setiap kali bulan Ramadan tiba.
Yasir mengungkapkan, pada Ramadan tahun ini pesannnya naik tiga kali lipat dibanding hari-hari biasa. Pada hari biasa, ia biasanya melakukan pengiriman satu kali. Menjelang maupun saat Ramadan seperti sekarang, ia bisa melakukan pengiriman tiga kali dalam sepekan.
"Biasanya cuma mengirim 50-60 kodi, menjelang Ramadan tiga kali lipat," ungkap Yasir.
Songkok buatan Yasir dan para pekerjanya dijual dengan harga Rp15 ribu hingga Rp20 ribu. Harga yang cukup terjangkau jadi salah satu faktor songkok Lamongan banyak diminati konsumen.
Pada bulan suci seperti sekarang, Yasir banyak mendapat pesanan dari Madura, Lampung, hingga Kalimantan. Mengutip YouTube Liputan6.com, Yasir bisa mengantongi keuntungan ratusan juta dari penjualan songkok pada bulan Ramadan.
Selain di Kabupaten Lamongan, perajin songkok tradisional yang terkenal di Jawa Timur ada di Kabupaten Gresik. Sebagaimana Yasir, perajin songkok asal Kabupaten Gresik juga kebanjiran pesanan setiap menjelang maupun saat Ramadan tiba.
Mengutip situs NU Online, salah satu perajin songkok di Kabupaten Gresik, Achmad Fathoni sudah menggeluti usaha kerajinan songkok secara turun-temurun sejak tahun 1967.
Masuknya model songkok dari berbagai negara seperti Arab Saudi, China, dan Malaysia yang dibuat dengan mesin canggih menjadi tantangan tersendiri bagi perajin songkok tradisional.
Meski demikian, Fathoni yakin songkok yang terbuat dari tangan selalu mempunyai peminat sendiri dan tidak lengkang oleh waktu. Songkok buatan tangan memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen.
Munculnya berbagai model songkok di pasaran tidak membuat sejumlah perajin di Gresik putus asa. Perajin songkok rumahan "Awing" di Kelurahan Blandongan, Kecamatan Kota Gresik mengaku melakukan inovasi agar songkoknya tetap diminati konsumen.
Salah satunya menambahi kain jala pada sudut atas bagian depan dan belakang songkok. Ide ini muncul karena umumnya pengguna berkeringat, penambahan kain jala bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi peggunanya.
Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaSesuai sasaran tersebut, momen Ramadan pun menjadi salah satu sarana Pupuk Kaltim menyalurkan manfaat seperti yang kali ini dilakukan.
Baca SelengkapnyaKakek tukang talenan menyita perhatian Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo.
Baca SelengkapnyaBuah ini selalu mewarnai momen Ramadan di Bumi Blambangan
Baca SelengkapnyaLS (27) tak menyangka suaminya, AA (29) merupakan pelaku pembunuhan terhadap RM (50), mayat dalam koper di Kalimalang.
Baca SelengkapnyaCalon suami Putri DA merupakan anak dari pengusaha batu bara asal Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaPengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaKorban sempat cekcok dengan istrinya hingga sang istri meninggalkannya.
Baca SelengkapnyaMenikah pada malam Songo Ramadan sudah jadi tradisi turun-temurun sejak dulu.
Baca Selengkapnya