Siap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran
Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Siap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran
Siap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri menyampaikan stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Menyusul, adanya keterlambatan dalam penerbitan izin impor daging sapi beku oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Benar (langka) karena stok daging di distributor juga tergantung dari stok di importir, di samping ketersediaan sapi lokal yang saya kira juga belum siap stoknya,"
kata Suhandri di Jakarta, Senin (11/3).
Sebagai informasi, waktu penerbitan izin persetujuan impor daging sapi beku minimal 1 bulan sebelum pelaksanaan ibadah puasa.
Sedangkan, pada Ramadan tahun ini, izin impor baru terbit pada 2 pekan sebelum puasa.
"Jika tahun 2023 lalu diterbitkan izin impor dengan awal Ramadan tahun 2023 mempunyai jarak waktu satu bulan dari diterbitkan, sedangkan untuk tahun 2024 ini hanya kurang lebih 2 minggu dengan awal Ramadan," ucapnya.
Kuota pengajuan impor untuk daging sapi konsumsi totalnya 145.250 ton di tahun 2024.
Sedangkan kuota impor daging sapi industri 5.100 ton.
Saat ini, harga daging sapi mulai merangkak naik akibat langkanya stok karena keterlambatan izin impor.
Kenaikan harga daging sapi pun bervariasi di masing-masing distributor.
"Harga di negara bergerak naik yang bervariasi tiap produsen," ucap Suhandri.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID Food, Dirgayuza Setiawan mewaspadai potensi kenaikan harga pangan pada saat bulan puasa Ramadan 2024.
Salah satunya harga daging sapi. Meningat tingkat konsumsi daging sapi selama bulan suci Ramadan dan Lebaran bisa melonjak hingga 5 kali lipat.
"Jadi, konsumsi daging di Indonesia cukup unik. Di mana Ramadan dan Lebaran itu naik 5 kali lipat daripada konsumsi bulanan pada umumnya," kata Dirgayuza ditulis, Selasa (5/3) lalu.
Makanya, ID Food selalu impor daging guna mengatasi tingginya tingkat konsumsi pada periode tersebut. Dirgayuza, mengatakan langkah itu juga dilakukan sebagai upaya Pemerintah untuk mengontrol harga daging di pasaran.
merdeka.com
"Kami di ID FOOD tahun ini kami ada importasi 20.000 ton daging sapi dari Brasil dan juga ada sapi hidup yang kita impor dari Australia," kata Dirgayuza.
Selain impor yang dilakukan ID Food, Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga menugaskan kepada Bulog untuk mengimpor 100.000 daging kerbau.
Menurutnya, impor daging kerbau itu sangat membantu masyarakat. Daging kerbau dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, karena harganya lebih murah dibandingkan daging sapi.