Berkeliling Kota Berwisata Kuliner di Dalam Bus
Situasi kenormalan baru atau new normal, ia tanggapi membuka peluang aktivitas wisata kembali berdenyut
Andang Panggi Samukti menganggur sejak Maret 2020. Enam armada bus yang ia kelola untuk jasa perjalanan wisata tak beroperasi akibat pandemi Covid-19. Andang yang menggantungkan perputaran ekonomi dengan aktivitas pelancong untuk bepergian dipukul habis oleh pandemi.
"Berhenti total," katanya ringkas, Jumat (10/7).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang dilakukan perajin batik di Giriloyo ketika pandemi COVID-19? “Pekerjaan kami hanya baca sholawat setiap hari. Saya berdoa sambil nangis,‘Ini kehendak-Mu ya Allah. Kalau memang Engkau menakdirkan seperti ini saya ikhlas’,” ujar Ninik mengenang kembali masa-masa sulit itu.
-
Apa makna dari tema "Nusantara Baru, Indonesia Maju"? Makna dari tema ini adalah bahwa tahun 2024, yang bertepatan dengan HUT ke-79 Kemerdekaan RI akan menjadi momen pembuka bagi beberapa transisi besar di Indonesia.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang ditemukan bocah asal Inggris pada tahun 2020? Fosil Ichthyosaurus ditemukan bocah asal Ruby dan ayahnya di sebuah pantai di Inggris pada Mei 2020 lalu.
Situasi kenormalan baru atau new normal, ia tanggapi membuka peluang aktivitas wisata kembali berdenyut. Namun, ia juga menyadari, pengalaman bepergian akan sangat berbeda dan orang-orang masih digelayuti was-was karena masih dalam keadaan pandemi virus corona (Covid-19). Andang pun mesti memeras otak.
Di awal Juli 2020, Andang lalu bertemu Acis Alfero. Acis bergerak di bisnis kuliner di Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Sejumlah rumah makan yang ia kelola juga terpuruk akibat pandemi Covid-19.
"Selama pandemi, orang menahan diri tetap berada di rumah. Tiga rumah makan yang saya kelola sepi," kata Acis.
Andang dan Acis, mulanya saling berbincang tentang kesulitan masing-masing di masa pandemi. Singkat cerita, terbersit kemudian ide wisata keliling kota. Mereka mengonsep perjalanan trayek pendek berkeliling kawasan perkotaan Purwokerto sembari menikmati sajian kuliner di dalam bus.
Ide itu lalu mereka namakan Matas (makan di atas) Bus. Menyadari kunci pemulihan wisata adalah kepercayaan publik, mereka harus memastikan perjalanan aman sekaligus nyaman. Andang dan Acis lantas menerapkan protokol kesehatan mulai dari pengecekan suhu, keberjarakan antar penumpang, juga penggunaan face shield.
"Bus berkapasitas 50 penumpang. Kami hanya mengisi 13 penumpang setiap perjalanan," kata Andang.
Mulai beroperasi pada Jum’at (10/7), Andang dan Acis tak mengira Matas Bus direspon baik. Pemesanan tiket penuh dari dua armada yang beroperasi dalam 4 pembagian jadwal perjalanan. Rata-rata kategori pemesan Matas Bus adalah keluarga atau sekelompok ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas tertentu.
Natalia (60) warga Grecol, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga semisal penasaran saat mendapati promosi Matas Bus. Menerima informasi dari media sosial, ia tertarik ingin mencoba berkuliner sembari keliling kota menumpang bus. Pada Jum’at (10/7), Natalia memesan dua kursi bersama satu temannya yang sama-sama alumni salah satu sekolah menengah pertama di Purbalingga.
"Selama Covid sumpek. Jadi ingin jalan-jalan, tetapi tidak dalam waktu panjang," kata Natalia.
Matas Bus, dijelaskan Andang dan Acis memang menawarkan moda jarak pendek yang memilih rute khusus di pusat kota Purwokerto. Lama perjalanan juga hanya 60 menit. Selama perjalanan, para penumpang bisa menikmati sajian mulai dari Mie Ayam, Spaghetti Bolognaise, Waffle Ice Cream, Cheese Stick serta menu lainnya yang jadi satu paket perjalanan.
"Kami menilai ini sebagai inovasi berwisata. Kami juga terinspirasi dari beberapa kolaborasi kuliner dan wisata perjalanan di sejumlah daerah lain," kata Acis.
Kehadiran Matas Bus juga jadi langkah baru bagi Novita Dewi Desiana Putri. Sebelumnya, ia bekerja di Semarang dan diberhentikan karena pandemi Covid-19. Tiga bulan menganggur dan pulang kampung ke Purwokerto, ia sempat memutar kemudi ekonomi berjualan daring. Saat mendengar Matas Bus, ia mendaftar dan diterima jadi pramusaji.
"Jadi ada pemasukan setelah lama menganggur. Memang pengalaman berbeda di Matas Bus ini," kata Novi.
Andang dan Acis berpendapat setidaknya saat ini, mereka sedikit bisa bernafas lega. Ia harap inovasi wisata yang memadukan perjalanan pendek dan kuliner ini bisa mendukung rencana bepergian di situasi normal baru. Matas bus, wisata kuliner di dalam bus, mereka harap bisa jadi kemudi baru untuk menjalankan roda perekonomian yang terhenti akibat pandemi covid-19.
Baca juga:
Menikmati Kesegaran Air Terjun di Samadua Aceh
Jadi Tempat Penangkaran Ribuan Buaya, Ini 6 Fakta Menarik Crocodile Park di Medan
Tak Hanya Samosir, Ini 5 Pulau Eksotis yang Kelilingi Danau Toba
Lawang Sewu Kembali Dibuka, Kuota Dibatasi Hanya 3.000 Pengunjung per Hari
Tak Banyak Diketahui, Ini 5 Fakta Menarik Gua 'Hantu' di Sumut yang Penuh Misteri
New Normal, Minat Wisatawan Naik Bus Tingkat Werkudara Masih Sepi