Berlebihan kalau pemutaran film G30S/PKI digoreng jadi isu politik
Berlebihan kalau pemutaran film G30S/PKI digoreng jadi isu politik. Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko angkat bicara terkait polemik kewajiban prajurit TNI menonton film 'Pengkhianatan G30S/PKI'. Menurutnya, instruksi tersebut harus dilihat konteksnya.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko angkat bicara terkait polemik kewajiban prajurit TNI menonton film 'Pengkhianatan G30S/PKI'. Menurutnya, instruksi tersebut harus dilihat konteksnya.
"Lihat konteksnya saja. Kalau konteksnya adalah pendidikan, itu tidak apa-apa. Tapi kalau konteksnya digoreng jadi isu politik, itu yang berlebihan," kata Moeldoko.
Hal itu dikatakan Moeldoko yang juga Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) usai sosialisasi benih padi M400 di Desa Pontang, Ambulu, Jember, Rabu (27/9), disampaikan melalui rilis. Acara dihadiri ratusan petani di kabupaten tersebut.
Ditanya wartawan apakah ideologi komunis muncul lagi sekarang ini, Moeldoko mengatakan, hal tersebut bukan hanya perlu analisa, tetapi perkembangannya harus termonitor dari waktu ke waktu.
"Saya sudah keluar dari TNI, secara intelijen itu yang memiliki (monitoring intelijen) hanya organisasi tadi, baik dari BIN dari TNI, maupun dari yang lain-lain. Dialah yang bisa menjawab semuanya," ujar peraih Adhi Makayasa Akabri 1981 ini.
"Kalau saya sulit mengatakan ini. Orang-orang yang menguasai intelijen itulah yang perlu ditanya seperti apa perkembangan saat ini," kata Moeldoko.
Lebih dari itu, Moeldoko mengajak semua elemen bangsa untuk tetap selalu waspada.
"Jadi, jawabannya satu, kita menjadi bangsa harus menjaga kewaspadaan nasional, sehingga paham (seekstrim) apapun tidak sempat tumbuh seperti saat ini," ujarnya.
Baca juga:
Da'i Bachtiar harap masyarakat tak terpancing usai nonton film G30S/PKI
Demi keadilan, film Jagal dan Senyap harus pula 'wajib' ditonton
Hanura sebut politisasi isu PKI seperti mengoles sambal di atas luka
Saat Tommy Soeharto & Fadli Zon kompak puja puji film G30S/PKI
Fadli Zon sebut pembuatan ulang film G30S/PKI jangan untuk membelokkan sejarah
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
-
Kapan peristiwa G30S/PKI terjadi? Tanggal 30 September sampai awal 1 Oktober 1965, menjadi salah satu hari paling kelam bagi bangsa Indonesia.
-
Apa tujuan utama dari peristiwa G30S PKI? Terdapat latar belakang dan tujuan tertentu yang berada di balik sejarah G30S PKI yang kelam ini. G30S PKI dilakukan bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan saat itu.
-
Apa yang membuat pasukan G30S/PKI di Semarang kocar-kacir? Gerakan Tank dan Panser TNI AD ini Meruntuhkan Moril Pasukan Yang Dipengaruhi Kolonel Sahirman Banyak pasukan yang awalnya mendukung Dewan Revolusi memilih meninggalkan pos mereka tanpa perlawanan. Begitu juga pasukan yang disiapkan untuk menjaga Makodam Diponegoro. Mereka mundur tanpa perlawanan sama sekali.
-
Siapa saja yang disebut sebagai aktor utama dalam peristiwa G30S/PKI? Di belakang Gerakan 30 September ada Ketua CC PKI DN Aidit, Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan sejumlah tokoh lain.Mereka disebut aktor utama peristiwa berdarah tersebut.
-
Bagaimana cara para pelaku G30S PKI melakukan upaya penggulingan pemerintahan? Gerakan ini pada awalnya hanya mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal dengan menculik mereka untuk dibawa serta disekap di Lubang Buaya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, 3 orang langsung dibunuh di tempat.