Demi Cepat Sampai Tujuan, Bertaruh Nyawa di Rel Liar
Tidak menutup kemungkinan, perilaku pengendara nekat memanfaatkan lintasan sebidang atau lintasan liar, demi menghemat waktu.
PT KAI Persero tengah mengumpulkan barang bukti sebagai dasar mengajukan tuntutan terhadap pengendara mini bus yang terlibat kecelakaan dengan KRL di Rawageni, Citayam, Depok pada Rabu (20/4). Mereka berpandangan, pengendara lalai dalam berlalu lintas sehingga menyebabkan kecelakaan dan merusak sejumlah fasilitas.
"Apalagi itu perlintasan liar yang tidak ada lampu standar," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus kepada merdeka.com, Kamis (21/4).
-
Kenapa penting merawat kelistrikan mobil dan motor secara berkala? Dengan melakukan perawatan rutin dan cermat pada sistem kelistrikan kendaraan, Anda dapat mencegah masalah arus listrik yang dapat mengganggu kinerja mesin motor Anda.
-
Kenapa kereta kencana Kiai Garuda Yeksa dijuluki "kereta kencana"? Dilansir dari Kemdikbud.go.id, kereta itu mendapat julukan “kereta kencana” karena komponennya berlapis emas 18 karat.
-
Kerusakan mobil seperti apa yang bikin montir sakit kepala? Level Rusak Mobil Ini Sudah Sangat Ohio, Bikin Montir Sakit Kepala Situasi rungkad seperti ini benar-benar menguji mental montir.
-
Apa yang terjadi ketika ada kecelakaan bus, pesawat jatuh, dan kapal tenggelam? Kalau ada bus kecelakaan, pesawat jatuh, ada kapal tenggelam, semuanya akan muncul di mana? Jawaban: Di TV
-
Apa itu Mobil Ketek? Mobil Ketek sendiri bentuknya seperti mobil berbodi jip, kemudian dengan tambahan aksen kayu. Transportasi tersebut populer pada tahun 1960-1980-an.
-
Apa yang menjadi ciri khas pecel di kereta? Dalam unggahan di Instagram Nostalgia Kereta, diketahui jika kuliner pecel di kereta memiliki ciri khas yang berbeda di tiap kota. Untuk Jakarta, rupanya memiliki pecel yang khas, dengan tambahan aneka mi mulai dari soun, mihun, dan mi terigu yang berukuran besar-besar. Bergeser ke Purwokerto, pecelnya diberi tambahan bunga kecombrang yang segar.Terakhir pecel di Madiun punya ciri khasnya. Saat berhenti di kota ini, para pedagang akan menjajakan pecel dengan aneka peyek, mulai dari rebon, udang, kacang hijau sampai kacang tanah.
Berkaca dari kecelakaan yang melibatkan mini bus tersebut, pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, tanggung jawab keselamatan dan keamanan berlalulintas bukan hanya ada pada pihak pemerintah namun juga masyarakat.
Tidak menutup kemungkinan, perilaku pengendara nekat memanfaatkan lintasan sebidang atau lintasan liar, demi menghemat waktu.
"Bisa jadi, pengendara ingin menghemat waktu untuk sampai tempat tujuan," ungkapnya saat berbincang dengan merdeka.com.
Namun dalih ini tidak dapat dibenarkan. Menurut Djoko, masyarakat semestinya paham tentang Undang-Undang Perkeretaapian. Pada Pasal 124 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, menyebutkan bahwa pada perpotongan sebidang (perlintasan) antar jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.
Gadaikan Keselamatan
Dia menambahkan, pengabaian keselamatan masyarakat tentang lalu lintas sebaiknya menjadi pemicu pemerintah daerah untuk berbenah dengan membangun fly over di lintasan-lintasan kereta api yang bersinggungan langsung dengan jalan.
Sehingga, dalih masyarakat ingin cepat sampai tujuan tidak lagi tergadaikan keselamatannya.
"Pemerintah bisa bangun flyover," ungkapnya.
Di satu sisi, Djoko skeptis atas peran pemerintah daerah yang minim untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalulintas. Sebab, kendala utama keberhasilan pemerintah daerah yaitu kerap berganti orang yang berdampak terhadap keberlangsungan program kerja.
Setiap pergantian jabatan, kata Djoko, program kerja turut berganti. Apa yang telah dilakukan, tidak optimal untuk diteruskan.
"Pemdanya selalu ganti orang, pekerjaan tidak dilanjutkan dan fokus ke kerjaan baru lain, begitu seterusnya," jelasnya.
Cerita Pengemudi Usai Tertabrak KRL
Identitas pengemudi mobil Honda Mobilio warna putih yang terseret hingga lebih dari lima meter di perlintasan sebidang Jalan Rawageni, Depok sudah diketahui. Pengemudi tersebut bernama Ustaz Ahmad Yasin yang diketahui adalah salah satu dosen di Universitas Indonesia (UI).
Ditemui di pondok pesantren di kawasan Depok, Ustaz Ahmad mengaku tidak pernah menyangka menjadi korban dalam peristiwa mengerikan tersebut.
Saat itu dirinya hendak pergi menuju kawasan Jakarta Selatan. Dia hendak menjadi juri lomba MTQ tingkat SMA dan SMK se-Jakarta Selatan. Ahmad mengendarai mobil seorang diri dan tidak ada penumpang lain.
Dia mengikuti arahan peta menuju lokasi. Ketika melintas di lokasi, dirinya melihat ada petugas yang berjaga. Petugas itu sempat berteriak ketika ada kereta yang melintas.
"Di situ ada petugasnya sebenarnya, begitu dia lihat saya, dia teriak kereta-kereta. Saya sudah enggak bisa menyelamatkan diri, pasrah saja," katanya, Rabu (20/4).
Ahmad sempat melihat ke arah kiri dan kereta sudah dekat. Dia pun hanya bisa pasrah akan nasibnya.
"Begitu saya lihat ke kiri sudah langsung kepalanya kereta. Saya pasrah saja," ungkapnya.
Seketika itu dirinya langsung menutup mata. Namun dia tidak lupa mengucap takbir tiga kali.
"Saya tutup mata saya pakai tangan, Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar," katanya.
Ketika membuka mata dia pun melihat kereta berhenti. Dan dia bersyukur masih selamat dari maut. Ahmad melihat kaca mobilnya sudah pecah. Untuk keluar dari mobil dirinya perlu waktu karena sempat terjebak di dalamnya.
"Saya buka mata saya, kaca depan sudah pecah. Saya mau keluar ada seat beltnya kan. Kemudian langsung saya inisiatif keluar. Keluar ya udah langsung loncat pagar, khawatir mobilnya kebakar," ungkapnya.
Ahmad pun mengalami lecet dan memar serta keseleo.
"Ada luka di sini bagian kaki (kanan), tangan, ada di muka sedikit, kemudian memar keseleo di pinggang sebelah kiri," pungkasnya.
(mdk/fik)