Bicara di Konferensi Antaragama G20, Menag Sampaikan Prinsip Universal Pendiri Bangsa
Yaqut menjelaskan pada pada tahun 1945 Indonesia mengembangkan, dan menawarkan kepada dunia, seperangkat prinsip universal yang dapat membantu melestarikan dan memperkuat tatanan internasional.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan Indonesia komitmen dalam menciptakan perdamaian dunia dan memperkuat tatanan Internasional. Hal tersebut disampaikan Yaqut dalam siaran virtual dalam Konferensi Antaragama G20 yang digelar di Italia.
"Sebagai penduduk asli Hindia Belanda dan telah mengalami diskriminasi sistematis, penghinaan, dan ketidakadilan yang dilakukan kolonialisme Belanda, para pendiri kami berusaha untuk membangun sistem pemerintahan yang didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap hak dan martabat yang sama untuk setiap manusia," katanya, Senin (13/9).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kenapa Yel Yel Kelompok Lucu penting? Tahukah kalian, yel yel kelompok lucu ini sebenarnya dibuat untuk mendukung dan menciptakan kekompakan tim. Bukan hanya itu saja, yel yel kelompok lucu juga dibuat agar suasana bisa semakin meriah dan menarik.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Yaqut menjelaskan pada pada tahun 1945 Indonesia mengembangkan, dan menawarkan kepada dunia, seperangkat prinsip universal yang dapat membantu melestarikan dan memperkuat tatanan internasional.
Pertama yaitu memperlakukan orang lain secara adil dan setara tanpa memandang suku atau agama, tanpa permusuhan atau kebencian, dan tanpa berusaha untuk meminggirkan atau menghilangkan orang lain.
Kedua, menerima dan menghormati negara bangsa yang berdaulat sebagai sistem politik yang mengikat rakyat setiap bangsa, tanpa menyebarkan atau mengejar agenda supremasi vis-a-vis bangsa lain. Ketiga, menerima dan menghormati hukum suatu negara yang mengikat seluruh penduduknya, yang tidak memberikan ruang bagi siapa pun untuk menyebut agama sebagai pembenaran untuk menghasut kekerasan dan/atau ikut serta dalam pemberontakan bersenjata terhadap otoritas negara bangsa yang sah. Kemudian keempat, melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang didirikan di atas keadilan, kebebasan, dan perdamaian abadi.
Dengan prinsip-prinsip tersebut kata Yaqut, para pendiri Indonesia menunjukkan komitmen mereka untuk melestarikan peradaban Islam besar yang didirikan oleh para pendahulu, yang berakar pada prinsip-prinsip rahmah (cinta dan kasih sayang universal), keadilan, dan nilai-nilai luhur agama lainnya. Sementara itu dia juga mengapresiasi tema Konferensi Antaragama G20 tahun ini, yaitu: Kami tidak akan saling membunuh. Kami tidak akan saling membenci. Kita akan saling memaafkan. Menurutnya, tema tersebut relevan dengan visi masyarakat Indonesia.
"Ketika Forum Antaragama G20 diselenggarakan tahun depan di Indonesia, visi dan prinsip-prinsip ini akan menjadi inti dari agendanya dan menjadi kontribusi kita dalam membentuk peradaban global di abad ke-21," pungkasnya.
Baca juga:
Menag Minta Polisi Tindak Pelaku Perusakan Rumah Ibadah Jemaah Ahmadiyah di Kalbar
Kemenag Siap Cairkan Rp63 Miliar Tunggakan Sertifikasi Dosen PTKI Swasta
Menag Jelaskan Soal Tak Ajak Mitra Komisi VIII DPR Saat Turun Ke Lapangan
Anggota DPR Sakit Hati Tidak Dilibatkan Menag Saat Kunker
Menag : Vaksinasi untuk Santri Wujud Partisipasi Pesantren Capai Herd Immunity
Syarat Berat, Menag Sebut Pendaftar Seleksi Imam Masjid untuk UEA Jauh dari Target