Bikin Jalur Mitigasi, BMKG Lakukan Survei Potensi Bencana di Lumajang
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengukuran struktur tanah dilakukan untuk membuat jalur mitigasi bencana gempa di Lumajang.
Sejumlah titik di kabupaten Jawa Timur mulai dilakukan pengukuran struktur tanah, setelah terjadinya gempa bumi di Blitar. Salah satunya di Lumajang. Ada sebelas kawasan yang dilakukan pengecekan kondisi tanahnya. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengukuran struktur tanah dilakukan untuk membuat jalur mitigasi bencana gempa di Lumajang.
Adapun lokasi yang dilakukan pengecekan selama tiga hari terakhri di antaranya Desa atau Kecamatan Klalah, Desa Krasak Kecamatan Kedungajang, Desa Mojosari Kecamatan Sumbersuko, Desa Gesang Kecamatan Tempeh, Desa/Kecamatan Pasrujambe, Desa/Kecamatan Kunir, Desa Nguter Kecamatan Pasirian dan beberapa desa lainnya.
-
Kenapa BMKG meminta warga Pandeglang dan Lebak waspada? Ini kemudian memicu dampak yang signifikan yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan BMKG mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Apa yang diimbau BMKG kepada pemudik yang akan melalui Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
Kasi Observasi dan Informasi Stasiun BMKG, Suwarto mengatakan, getaran gempa bergantung pada kekuatan struktur batuan. Semakin keras lapisan tanahnya, maka semakin kuat menekan getaran. Sebaliknya jika karakteristik tanahnya lembek, bakal menimbulkan amplifikasi yang lebih banyak.
"Amplifikasi ini merupakan efek dari gempa atau getaran yang diakibatkan gempa. Jika lapisan tanah yang lunak, seperti daerah pegunungan atau perbukitan, maka getaran gempa bakal semakin terasa. Setiap tanah itu punya nilai frekuensi dan amplifikasi. Itu yang sedang kami kumpulkan," jelas Suwarto.
Hasil pengukuran itu diharapkan bisa menyimpulkan nilai frekuensi tanah yang ada di beberapa titik tersebut dengan nilai frekuensi gempa. Sehingga apabila getaran gempa melewati Lumajang, getarannya tidak semakin menguat dan mengancurkan rumah-rumah warga.
Saat ini, BMKG mulai rutin melakukan survei lapangan di beberapa titik di banyak kabupaten. Tujuannya untuk membuat rekomendasi pada pemerintah setempat untuk segera membentuk mitigasi bencana. Sebab, bersadarkan penelitian oleh para ahli, kawasan Jawa Timur berpotensi terjadi gempa berkekuatan 8,7 magnitudo.
"Itu memang hasil kajian dari para ahli gempa. Jadi di situ ahli geologi, ahli geofisika dan ahli geodesi kumpul membuat pusat studi gempa nasional. Mereka merilis tahun 2017 kalau di selatan Jawa baik barat, tengah dan timur sampai Bali potensi gempanya maksimal berkekuatan 8,7 magnitudo," jelasnya.
Sekalipun potensi itu nyata, dirinya tidak bisa menjelaskan secara detail kapan bencana tersebut terjadi. Bisa saja hasil penelitian tersebut ada kesalahan. Tetapi yang jelas, hasil penelitian gempa maksimal menunjukkan bisa terjadi secara bertahap baik itu tiga kali, dua kali atau bahkan terjadi maksimal dalam sekali.
Dalam catatan Pemerintah Kabupaten Lumajang, setidaknya ada sembilan desa di tiga kecamatan yang mengalami kerusakan. Paling banyak di Kecamatan Pasrujambe, berikutnya disusul Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Tempursari. Total kerusakan terbaru sekarang mencapai 49 rumah.
Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan, puluhan rumah yang rusak tersebut masih dilakukan verifikasi oleh tim teknik. Sebab, bakal dibedakan penanganan kerusakan ringan, sedang dan berat.
Seluruh rumah yang rusak itu rencananya juga bakal diikutkan untuk mendapat sentuhan dan perhatian dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Iya kami akan susulkan datanya. Tetapi kan perlu dicek ke lapangan supaya valid. Ya secepatnya akan terlaporkan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Indra Wibowo Leksana mengatakan, setelah mendapat rekomendasi dari BMKG beberapa waktu lalu pihaknya melakukan pembaruan jalur evakuasi. Mulai melakukan perubahan juga melakukan penambahan titik.
Namun, pembaruan jalur tersebut sementara ini hanya untuk bencana tsunami saja. Sedangkan untuk membuat mitigasi bencana gempa bumi masih belum dilakukan. "Sudah kami pasang papan informasi di sejumlah kawasan dekat pantai selatan. Berapa letak jauh dan amannya untuk evakuasi," pungkasnya.
Sebelumnya, gempa yang berpusat di Blitar terjadi pada Jumat (21/5) lalu, dan getarannya terasa ke ratusan rumah yang ada di beberapa kabupaten di Jatim.
(mdk/cob)