Bikin Miris, Dua Jenazah Pria di Kabupaten Bandung Sempat Disimpan dalam Musala karena Terkendala Biaya Pemakaman
Kedua pria sebatang kara itu meninggal pada Jumat (29/9), namun tidak bisa langsung dimakamkan karena pihak rumah singgah tak punya biaya pemakaman.
Peristiwa miris terjadi di Kabupaten Bandung. Dua jenazah pria sempat terlantar dan tertunda pemakamannya karena ketiadaan biaya.
Bikin Miris, Dua Jenazah Pria di Kabupaten Bandung Sempat Disimpan dalam Musala karena Terkendala Biaya Pemakaman
Kejadian ini membuat sedih netizen, termasuk mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Dia mempertanyakan keberadaan pemerintah dan warga setempat dengan memposting unggahan "Pemda bupati walikota? Camat ? Kepala desa ? RW ? RT ? Tetangga?" diikuti 27 emoticon menangis.
- Pria di Jambi Ajak Ayahnya Bunuh Selingkuhan Istri
- 7 Jenazah Penambang Emas Korban Kekejaman KKB Papua dan 11 Korban Selamat Dievakuasi dari Yahukimo
- Anies Baswedan Kenang Sosok Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono
- 30 Rumah di Rokan Hilir Diamuk Si Jago Merah, Kebakaran Terjadi Jelang Waktu Salat Jumat
Dua jenazah itu akhirnya dimakamkan setelah sehari disimpan di musala, Jalan Kiastramanggala No 9, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Pemakaman dilakukan setelah relawan mendapatkan bantuan dari sejumlah pihak.
Jenazah kedua pria tersebut sebelumnya disimpan di musala pada Jumat (29/9). Sebelum meninggal pada Jumat (30/9), keduanya pria yang hidup sebatang kara itu tinggal di Rumah Singgah Baraya Ojol Bandung Selatan (BOBS) Peduli.
BOBS merupakan gerakan kolektif untuk menyediakan tempat tinggal di Baleendah, Kabupaten Bandung bagi orang yang tidak mampu, terlantar hingga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Relawan sekaligus pengurus BOBS, Hary Kurniawan Hamidjaja mengatakan kedua jenazah tersebut berusia 30 tahun dan 50 tahun. Mereka dibawa ke rumah singgah setelah pihak BOBS mendapat informasi ada orang terlantar.
Saat dibawa ke rumah singgah, pria yang berusia 30 tahun mengalami keluhan sakit di bagian perut dan luka-luka di kakinya serta kerap kejang-kejang. Sedangkan satunya lagi sudah dalam kondisi stroke.
"Yang 30 tahun meninggalnya (Jumat) subuh, belum di makamin karena masih nunggu biaya pemakaman, yang kedua unir 50 tahun (Jumat) sore meninggal," ujar Hary.
Dua jenazah sempat disimpan di musala karena pihak BOBS harus mencari dana untuk biaya pemakaman. Biaya untuk pemulasaran sebesar Rp500 ribu pun sempat tak lunas. Saat itu, Hary sudah mencari tempat pemakaman di beberapa daerah. Butuh Rp3 juta untuk semua pengurusannya.
Setelah sehari tanpa kepastian, akhirnya dua jenazah tersebut dimakamkan di TPU Tegalluar Bojongsoang, Sabtu (30/9). Semua berkat urunan dan bantuan dari para donatur.
"Iya Alhamdulillah sudah dimakamin. Tadi juga alhamdulillah ada bantuan dua ambulans, yang satu dari Dinas Sosial Kabupaten Bandung dan satu lagi ambulans pribadi. Alhamdulillah ini semua berkat bantuan para donatur, dari komunitas ada juga dari Pak Kapolresta Bandung, dan dari pribadi lainnya," jelas Hary.
"Ke depannya mudah-mudahan pemerintah dan kita sebagai relawan sosial bisa bersinergi. Jadi semoga ke depannya nggak akan kejadian kayak gini lagi. Sebenarnya saya juga nggak ingin viral kaya gini," lanjutnya.
Ia menjelaskan, saat ini terdapat 22 orang yang berada di rumah singgah BOBS. Mereka datang dari berbagai kalangan, beberapa di antaranya dengan kondisi ODGJ. Tak hanya menyediakan rumah singgah, namun, relawan pun menyebarkan informasi mengenai identitas di berbagai kanal dengan harapan pihak keluarga bisa menjemput.