Mengenal Tradisi Ngenger, Bentuk Solidaritas Masyarakat Blora untuk Mengentaskan Kemiskinan
Tradisi Ngenger merupakan bentuk solidaritas yang dapat dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
Tradisi Ngenger merupakan bentuk solidaritas yang dapat dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
Mengenal Tradisi Ngenger, Bentuk Solidaritas Masyarakat Blora untuk Mengentaskan Kemiskinan
Tradisi Ngenger
Masyarakat Jawa memiliki berbagai tradisi yang tiada habisnya untuk diulik lebih lanjut. Selalu ada hal yang menjadikan budaya Jawa menarik untuk ditelaah, seperti halnya dengan tradisi Ngenger.
Mengutip dari situs seputargk.id, Ngenger artinya adalah ikut orang.
Namun, ada yang menyebutnya sebagai nyuwita atau nyantri kepada orang yang lebih kaya, lebih berkuasa, lebih terhormat, atau lebih pintar dibandingkan dengan kondisi keluarga sendiri.
Upah yang diberikan dapat berupa bahan makanan, ternak kambing, atau pun diberikan fasilitas berupa sekolah secara formal.
-
Siapa yang menerapkan tradisi Ngalor Ngulon? Masyarakat di Desa Margopatut Nganjuk memiliki tradisi Ngalor Ngulon yang terkait dengan syarat seseorang yang akan menikah.
-
Bagaimana tradisi 'Nganggung' dilakukan? Tradisi ini dilaksanakan ketika hari besar Islam yaitu Idulfitri, Maulid Nabi, dan juga Iduladha.
-
Dimana warga Blora nobar? Titik nobar pertama ada di Halaman Kantor Bupati Blora. Tampak banyak warga Blora yang berkumpul menyaksikan pertandingan melalui layar Videotron yang terpasang di depan kantor Bupati.
-
Di mana tradisi Ngalor Ngulon berlaku? Masyarakat di Desa Margopatut Nganjuk memiliki tradisi Ngalor Ngulon yang terkait dengan syarat seseorang yang akan menikah.
-
Kenapa tradisi 'Nganggung' dijalankan? Tradisi ini merupakan bentuk sikap gotong royong yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi.
-
Kenapa tradisi Ngobeng di Palembang dilakukan? Tradisi ini sangat tinggi maknanya karena bagian dari adab dalam melayani tamu ketika ada acara sedekahan atau kendurian dan pernikahan yang dilakukan secara lesehan kemudian membagi makanan.
Mengutip dari jurnal Tradisi Ngenger : Bentuk Solidaritas Sosial dalam Budaya Jawa yang ditulis oleh Titiek Suliyati, tradisi Ngenger merupakan bentuk solidaritas yang dapat dilakukan oleh masyarakat Jawa untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat.
(Foto : istockphoto)
Pelaku Ngenger akan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan formal maupun informal dan keseluruhan biaya hidupnya ditanggung.
Dalam masyarakat Jawa, terdapat konsep mengenai kewajiban sosial yang menyangkut hubungan sosial dan solidaritas sosial.
Hal ini ditujukan untuk menjaga keselarasan masyarakat agar tercipta kehidupan yang lebih baik.
Keluarga Jawa sangat memercayai bahwa kedudukan yang tinggi mustilah diraih dengan perjuangan dan pengorbanan, salah satu caranya adalah dengan menjalani proses Ngenger.
(Foto : istockphoto)
Kehidupan Ngenger sendiri diibaratkan sebagai hubungan timbal balik.
Pelaku Ngenger memiliki kewajiban untuk membantu atau mengerjakan urusan-urusan rumah tangga di tempat ia melakukan Ngenger.
Sementara pihak yang menjadi tempat Ngenger berkewajiban untuk menanggung seluruh keperluan yang dibutuhkan pelaku Ngenger, termasuk sandang, pangan, papan, dan lain sebagainya.
Mengutip dari jurnal Tradisi Ngenger dalam Konteks Bride Service pada Masyarakat Jawa di Desa Botoreco Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora yang ditulis oleh Yunika Susila Kunianingsih dan Nugroho Trisnu Brata, tradisi Ngenger di Blora dilakukan pada keluarga calon pengantin.
(Foto : istockphoto)
Tradisi ini dilakukan untuk mempersiapkan diri calon pengantin menuju jenjang pernikahan.
Calon pengantin diharapkan dapat memahami kehidupan berumah tangga yang akan dijalani.
Selain itu, Ngenger menjadi media bagi calon pengantin untuk saling mengenal lebih dekat dengan calon pasangan serta calon mertua.
Ngenger menunjukkan pengabdian dan kesetiaan, sehingga dapat menjadi kesempatan bagi calon pengantin untuk berinteraksi dengan masyarakat.
Tradisi Ngenger perlu dilanjutkan penerapannya karena mengandung nilai-nilai positif dan baik, salah satunya dapat mengentaskan kemiskinan yang ada di masyarakat.
(Foto : istockphoto)