Bisnis Aquascape Makin Ramai dan Laku di Banyuwangi
Pasar pariwisata di Kabupaten Banyuwangi dirasakan oleh banyak pelaku usaha kreatif, salah satunya komunitas kesenian Aquascape Banyuwangi. Komunitas yang menekuni bisnis kreativitas menata tanaman air di dalam akuarium ini mulai berkembang selama lima tahun terakhir.
Pasar pariwisata di Kabupaten Banyuwangi dirasakan oleh banyak pelaku usaha kreatif, salah satunya komunitas kesenian Aquascape Banyuwangi. Komunitas yang menekuni bisnis kreativitas menata tanaman air di dalam akuarium ini mulai berkembang selama lima tahun terakhir.
Ketua Aquascape Banyuwangi Didik Hartono mengatakan, mulanya pada tahun 2014 hanya dia yang menekuni seni menata tanaman hidup di akuarium. Saat ini dia sudah memiliki anggota lebih dari 70 orang dengan 10 gerai.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
-
Kenapa Banyuwangi meraih penghargaan tersebut? "Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga," ujar Ipuk.
"Ini beda dengan plastik. Di dalamnya 100 persen tanaman hidup, berkebun dalam air. Sekarang pasar makin ramai, awal-awal yang buka gerai cuma saya. Sekarang ada 10 gerai yang melayani order aquascape," kata Didik saat menghadiri lomba desain aquascape di kampus Untag Banyuwangi, Senin (20/5).
Tidak hanya hobi, seni aquascape saat ini mulai banyak diburu pembeli. Sejak awal tahun, dia sudah menerima 10 pesanan dengan kisaran harga Rp 500 ribu sampai belasan juta.
Harga 1 unit aquascape berukuran 1 meter, bisa mencapai Rp 11 juta. Sementara untuk ukuran kecil 30 X 20 X 25 harganya di kisaran Rp 500 ribu, tergantung komponen yang dimasukkan.
"Awalnya yang pesan hanya dari luar kota. Sekarang sudah mulai banyak pesanan lokal yang masuk," ujarnya pemilik toko aquascape di Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Banyuwangi ini.
Komponen dalam aquascape berisi aneka tanaman hidup yang membutuhkan perawatan. Jenis tanaman air yang sering digunakan yakni rumput Moss, Bucephalandra asli Kalimantan dan Anubias berdaun bundar dengan harga 20 ribu sampai jutaan rupiah per pohon.
Sementara untuk media tanam tanaman air, membutuhkan benda mati seperti pasir angel, dan pasir silika, serta komponen kayu jenis senggani, kesirem dan rasamala yang harganya Rp 20 ribu sampai ratusan ribu rupiah.
"Tapi sebetulnya semua jenis kayu bisa dipakai untuk aquascape asalkan tidak mudah lapuk, karena akan terus terendam dalam air. Tujuannya membuat ekosistem secantik mungkin," jelasnya.
Sebagian pembeli, kata Didik, tertarik dengan eksperimen kreasinya sendiri, ada juga yang membeli langsung jadi sekaligus konsultasi perawatan. Kesenian aquascape ditemukan Takashi Amano dari Jepang, dan telah berkembang di banyak negara.
Tidak hanya menggelar lomba, kampus Untag Banyuwangi juga tertarik untuk memasukkan seni aquascape dalam mata kuliah baru, agar mahasiswa bisa memiliki bekal kemampuan untuk berwirausaha.
Kepala Prodi Ilmu Perikanan Untag Banyuwangi Mega Yuniartik menjelaskan, saat ini pasar aquascape mulai banyak diminati, sehingga menjadi peluang bagi civitas akademika untuk mengembangkan dan memperkuat sumberdaya manusia.
"Harapan kami mahasiswa keluar sudah dilengkapi kemampuan aquascape. Masyarakat adalah pengguna lulusan kita, jadi kita berusaha menyesuaikan, peluang di bidang itu juga besar," katanya.
Salah satu peserta, Akbar Maulana (19) mengaku sudah mendapatkan pemasukan dari hobinya aquascape. Siswa SMA Negeri 1 Glagah, Banyuwangi ini bahkan sudah bisa memenuhi uang saku hingga membeli gawai dari hasil aquascape.
"Alhamdulillah sudah bisa beli handphone dan uang saku sendiri, tidak minta orang tua," ujarnya.
Sejak 2018, Akbar sudah menerima belasan pesanan aquascape dengan nilai jual ratusan ribu. Dia menggunakan pohon dari kayu-kayu mati dan lumut air tawar, lengkap dengan lampu, pompa, filter dan ikannya.
"Tergantung konsep aquascape yang dipesan. Soalnya banyak yang memesan bahannya saja. Dan harus tahu caranya, seperti memilih ikannya enggak boleh sembarangan, tidak boleh yang omnivora karena akan makan rumputnya," katanya.
(mdk/hhw)