BMKG Bantah Bakal Ada Tsunami di NTT, Hanya Fenomena Gelombang Tinggi
Gelombang besar imbas badai itu pun hanya ditemui di lautan, bukan di darat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah kabar tsunami yang akan menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) imbas badai yang disebabkan siklon tropis Seroja. Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menuturkan bahwa fenomena itu bukan tsunami melainkan gelombang tinggi.
"Jadi mohon diluruskan bahwasanya itu bukan tsunami. Jadi itu hanya lintasan air laut yang masuk ke darat, bukan tsunami," kata Eko kepada Liputan6.com, Rabu (7/4/2021).
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
-
Apa yang diwaspadai oleh BMKG di Jogja terkait siklon tropis 99W? “Waspada potensi angin kencang. Diharapkan untuk memangkas pohon yang berpotensi tumbang atau rapuh,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta, Warjono, mengutip ANTARA pada Senin (16/10).
-
Bagaimana Siklon Tropis Anggrek terbentuk? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Dimana Siklon Tropis Yagi berada berdasarkan pantauan BMKG? Berdasarkan hasil analisa BMKG mendapati siklon tersebut terpantau di Laut Cina Selatan barat laut Filipina atau tepatnya 18.6°LU, 118.1°BT yang berjarak sekitar 1.700 kilometer sebelah utara Tarakan, Kalimantan Utara, pada Selasa (3/9).
-
Apa itu Siklon Tropis Anggrek? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
Gelombang besar imbas badai itu pun hanya ditemui di lautan, bukan di darat. Hal itu bahkan menurutnya sudah biasa terjadi. Bahkan jika pun air laut itu masuk ke darat radiusnya tak sampai 100 meter dari garis pantai.
"Hanya memang ketika kemarin berbarengan dengan Siklon Seroja ada air laut yang masuk ke daratan. Seperti kejadian di Manado beberapa bulan lalu ya," ujarnya.
Sampai saat ini gelombang laut di lautan sekitar NTT, kata Eko masih cukup tinggi. Berkisar antara 3,5 meter hingga 5 meter. "Di daratan sudah enggak ada, udah gak berimbas di daratan," katanya.
Untuk itu Eko meminta masyarakat NTT agar tak resah dengan adanya kabar tsunami yang bakal menerjang wilayahnya.
"Masyarakat tak perlu panik, tidak perlu percaya berita-berita itu. Tidak ada tsunami. Tapi masyarakat perlu mencermati bahwa fenomena gelombang tinggi masih terjadi," pungkasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BNPB: Waspada Potensi Siklon Tropis Seroja 24 Jam ke Depan
BMKG Sebut Sebagian Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
BMKG: Dampak Siklon Tropis Seroja Berpotensi Terasa di NTB, Bali hingga Yogyakarta
BMKG Imbau Masyarakat Nunukan Waspadai Angin Kencang
BMKG Prediksi Siklon Tropis Seroja Melemah dan Menjauhi RI pada 7 April