BMKG: Gempa M 6,1 Gorontalo Dipicu Deformasi Lempeng Sangihe
BMKG menyebut, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi di Gorontalo ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, deformasi batuan dalam Lempeng Sangihe di bawah Teluk Tomini menjadi pemicu gempa magnitudo 6,1 yang mengguncang Gorontalo. Gempa itu terjadi hari ini, Rabu (18/1) pukul 07.34 WIB.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,01° LU ; 123,27° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 28 Km arah Selatan Bulawa, Bone Bolango, Gorontalo pada kedalaman 148 km.
-
Dimana pusat gempa bumi di Garut? Gempa bumi melanda sisi selatan Jawa Barat pada Sabtu (28/4) pukul 23:29 WIB. Getaran diketahui berpusat di Samudera Hindia Selatan, Kabupaten Garut, dengan besaran magnitudo hingga 6,2.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Bagaimana dampak gempa bumi bagi warga? Getaran yang cukup kuat seketika membuat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga berteriak untuk mengingatkan para tetangga agar segera menyelamatkan diri.
-
Kapan gempa itu terjadi? Gempa terjadi pukul 08.51 WITA dan getarannya terasa hingga beberapa detik.
-
Apa itu Hari Melampaui Batas Bumi? Peringatan ini menandai saat manusia telah menggunakan lebih banyak sumber daya alam daripada yang dapat diperbarui oleh planet bumi dalam setahun.
-
Kapan gempa tersebut terjadi? Gempa di Maroko yang terjadi pada Jumat malam lalu mengakibatkan kerusakan serius pada salah satu situs bersejarah terpenting di Pegunungan Atlas Tinggi.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi intraslab dengan kedalaman menengah akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Sangihe di bawah Teluk Tomini,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Rabu (18/1).
Daryono menyebut, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi di Gorontalo ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
“Hingga pukul 08.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock),” imbuhnya.
Meski belum ada gempa susulan, BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada dan tidak terpengaruh isu hoaks. Masyarakat juga diminta untuk memperhatikan kondisi bangunan rumah.
Dampak Gempa
Daryono mengatakan, dampak gempa bumi ini terasa di Luwuk, Ternate, Morowali, Manado, hingga Halmahera Selatan. Di daerah Luwuk dan Ampana getaran terasa dengan skala intensitas III-IV MMI. Artinya, bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Kemudian daerah Kotamobagu, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow, Kota Gorontalo, Taliabu, Minahasa Tenggara, Boalemo, Minahasa Selatan, Toli-Toli, Poso, dan Kab. Bone Bolango dengan skala intensitas III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Daerah Kabupaten Gorontalo Utara, Sanana, dan Palu dengan skala intensitas II-III MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Lalu daerah Ternate, Morowali, Manado, Halmahera Selatan dan Labuha dengan skala intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
(mdk/tin)