BMKG Ungkap Sesar Mamuju Pernah Timbulkan Gempa Tahun 1969
Sesar ini pernah berguncang pada 1969. Saat itu kekuatannya pun tak jauh beda dengan saat ini, yakni berkisar di angka magnitudo 6.2.
Gempa yang mengguncang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) dan sekitarnya pada Jumat (15/1/2021) bukan kali pertama terjadi. Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Muhammad Sadly mengungkap bahwa gempa itu dipicu oleh aktivitas Sesar Mamuju.
Menurutnya, sesar ini pernah berguncang pada 1969. Saat itu kekuatannya pun tak jauh beda dengan saat ini, yakni berkisar di angka magnitudo 6.2.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Apa saja jenis-jenis sengketa Pemilu yang ada di Indonesia? Umumnya dan termasuk Indonesia, dalam menyelesaikan sengketa pemilu dibagi menjadi dua terminologi. Pertama adalah penyelesaian sengketa pemilu selama proses pemilu itu sendiri. Kedua adalah penyelesaian sengketa hasil pemilu.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Kenapa banyak orang memuji Gempi? Pengguna internet memberikan pujian kepada Gempi yang memiliki segudang bakat. Dia mampu berakting, bernyanyi, dan ternyata juga menunjukkan kemampuan dalam renang.
-
Apa yang digambarkan oleh Kesenian Sapi Gumarang? Kesenian Sasapian atau Sapi Gumarang ini memiliki makna yang kuat tentang penggambaran suburnya pertanian di Bandung Barat.
-
Siapa Cecep? Cecep Abdullah berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemuda 26 tahun ini sempat viral di media sosial lantaran berkeliling kampung untuk membersihkan masjid.
"Kalau di Mamuju itu berdasarkan pengalaman ya yang sebelum-sebelumnya itu ada tahun 1969 itu kan sebenarnya potensinya sudah lepas juga. Tapi maksimal ya samalah seperti yang kemarin itu, jadi 6.2, 6 (magnitudo)," kata Sadly kepada Liputan6.com, Jumat (22/1).
Sadly menjelaskan bahwa sesar di sana memang tergolong dalam sesar aktif. Di mana potensi gempa bisa kapan saja terjadi.
"Saya pikir itulah fenomena alam ya, kita pantau terus semua para ahli juga sudah mengkaji ya," katanya.
Pernah Sebabkan Tsunami
Sadly mengungkap, gempa yang disebabkan Sesar Mamuju juga pernah memicu tsunami dengan ketinggian sekitar dua meteran.
"Kalau waktu itu ada tsunami ya. Kalau tidak salah itu dua meter ya, saya tidak terlalu ingat ya karena sudah lama sekali tapi ada seperti itu. Tapi kalau kita lihat memang di Mamuju kan berbatasan dengan Selat Makassar ya. Di situ kan memang ada potensi," papar Sadly.
Potensi Keterulangan Tsunami
Sadly tak bisa memastikan gempa yang disebabkan Sesar Mamuju itu memiliki siklus pengulangan berapa tahun. Namun untuk potensi terjadi tsunami di wilayah Mamuju dan sekitarnya masih ada.
"Memang potensi tetap ada, jadi kita wajib memberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa di seluruh Indonesia itu sudah dipetakan potensi-potensi di mana rawan tsunami, sudah ada semua langkap ya,” ujarnya.
Kendati begitu, Sadly mengimbau agar masyarakat tak perlu menghindari Mamuju namun masyarakat di Mamuju sendiri perlu diedukasi soal mitigasi bencana. Supaya tatkala gempa ini terulang, maka seluruh masyarakat telah siap.
"Jadi bukan kita eksodus gitu ya, bukan meninggalkan Mamuju gitu, tetapi kita harus lihat menjauhi bangunan-bangunan yang sudah retak misalnya. Sebenarnya yang membuat orang celakakan bukan gempanya, tapi reruntuhan kan seperti itu. Jadi ini yang dihindari," tutup Sadly.
BMKG Punya Alat Mampu Prakirakan Gempa
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki alat yang mampu melakukan pemodelan potensi gempa hingga mencapai tingkat akurasi 70 persen. Hal itu diungkap Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhammad Sadly.
Sadly menyebut bahwa pemodelan ini bisa memprakirakan gempa dengan menggunakan perhitungan matematis yang begitu kompleks.
"BMKG saat sudah melakukan juga kajian riset terkait apa yang disebut dengan precursor gempa bumi untuk memprakirakan, menduga satu bulan ke depan itu anomalinya seperti apa gitu. Kira-kira akurasinya itu sudah 70 persen ya, 60 sampai 70 persen," kata Sadly saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (22/1).
Kendati begitu, menurut Sadly pihaknya tak diperkenankan untuk membuka data itu ke publik. Karena hanya digunakan demi kepentingan internal.
"Tapi itu kan masih kita gunakan untuk internal ya. Untuk kebutuhan internal, untuk berjaga-jaga tak bisa di-publish karena itukan masih praduga ya," ucap Sadly.
Kalau sampai diungkap ke publik, kata Sadly ditakutkan akan timbul kekhawatiran di tengah publik. Padahal belum tentu prakiraan itu tepat.
"Karena kalau di-publish-kan bisa terjadi rame, nantikan orang dipikir mau datang gempa ternyata tidak terjadi. Namanya potensi, ya kita kan enggak boleh seperti itu jadi ya buat kebutuhan internal saja," ucap dia.
Meskipun begitu, Sadly kembali menegaskan bahwa hal itu hanyalah bersifat prakiraan, di mana tak menjamin ketepatan. Karena sampai saat ini belum ada alat yang mampu memprakirakan secara pasti kapan dan di mana terjadinya gempa.
"Kan namanya gempa potensi-potensikah sudah dipetakan, cuma belum ada metode yang bisa memprediksi kapan terjadinya gempa," tandasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com