BNPT Minta Pemerintah Beri Kesempatan Kedua Mantan Kombatan ISIS
Suhardi memandang, cara-cara kekerasan untuk melawan ideologi kekerasan tidak akan berhasil. Ia lebih optimis mengendapkan pendekatan yang lembut kepada mantan kombatan tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menganggap pemerintah perlu memberikan kesempatan kedua bagi mantan kombatan ISIS yang masih terjebak di Suriah.
Menurut pertimbangan Suhardi, potensinya akan lebih kecil bilamana pemerintah Indonesia memulangkan mereka kembali ke Tanah Air, dibandingkan dengan opsi lainnya.
-
Kenapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara dibentuk? Strategi ini berfungsi sebagai "kompas" bagi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dalam merencanakan, mengembangkan, dan mengelola kota untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2045.
-
Mengapa Strategi Nol Bersih IKN Nusantara penting? Strategi ini tidak hanya menyajikan aksi nyata yang mewujudkan visi Indonesia yang modern dan berkelanjutan, namun juga mewakili upaya nyata Indonesia dalam memerangi perubahan iklim, dan berkontribusi pada aksi iklim yang lebih luas di Asia dan Pasifik," ungkap Winfried Wicklein.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kenapa BPIP mendorong penguatan Ideologi Pancasila di wilayah perbatasan, khususnya di Entikong? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menyebut, perlu penguatan Ideologi Pancasila bagi masyarakat dan pelajar di wilayah lintas batas negara.
"Jangan dengan kekerasan juga semuanya, kenapa? Kekerasan itu menimbulkan kebencian-kebencian baru. Sesuatu yang keras kita hantam saja hancur dia, tapi pecahannya akan jadi sel-sel baru," kata Suhardi di Gedung Tempo Institute, Palmerah Jakarta Selatan, Selasa (9/7).
Suhardi memandang, cara-cara kekerasan untuk melawan ideologi kekerasan tidak akan berhasil. Ia lebih optimis mengendapkan pendekatan yang lembut kepada mantan kombatan tersebut.
"Konsep saya, masuk kita pelan-pelan, kita lembutkan mereka dari dalam. Jangan dihancurkan, dihancurkan betul hancur tapi pecahannya akan menjadi sel-sel baru," ucapnya.
Suhardi dan BNPT juga mengupayakan supaya para mantan kombatan tersebut terus dimonitor jika memang sudah kembali ke Indonesia. Ciptakan lingkungan yang kondusif, di mana ideologi yang meracuni mereka tidak bisa bernapas.
Karena menurutnya, deradikalisasi tidak bisa dilakukan dengan setahun atau dua tahun, apalagi bulanan. Akan tetapi membutuhkan waktu yang cukup panjang.
"Sentuhan kita deradikalisasi di dalam dan luar lapas, termasuk keluarganya. Jangan dilepas, pemerintah daerah juga tolong jemput mereka. Kasih akses, kalau nakal kita jembut lagi," katanya.
"Kita isolasi dulu sampai kita yakin bisa kita lepas," imbuhnya.
Kata Suhardi, perdebatan mengenai apakah layak para mantan kombatan ISIS itu balik ke Indonesia semestinya tidak mengesampingkan fakta bahwa mereka juga manusia. Terlebih lagi mereka juga memiliki sanak saudara di Indonesia.
"Coba kita berempati, kalau itu keluarga teman-teman di sini apakah setuju?" tanyanya.
Ditambah, ada juga sebagian dari mereka yang merupakan anak-anak dan perempuan.
"Ini tidak mudah, ini bukan sekadar memulangkan orang," tutup Suhardi.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com