BPBD Evakuasi Pendaki Berusia 57 Tahun yang Alami Hipotermia di Gunung Lemongan
hipotermia menyebabkan otot kaki kiri Gigih kaku sehingga tidak bisa berjalan saat menuruni medan terjal
BPBD Evakuasi Pendaki Berusia 57 Tahun yang Alami Hipotermia di Gunung Lemongan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang berhasil mengevakuasi seorang pendaki bernama Gigih Sulistyowati (57) yang mengalami hipotermia di Gunung Lemongan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kami menerima laporan adanya pendaki dalam kondisi darurat di Gunung Lemongan dan segera menuju lokasi untuk memberikan penanganan khusus yang dibutuhkan," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Lumajang Yudi Cahyono saat dikonfirmasi per telepon di Lumajang, Minggu (23/6) dilansir Antara. .
Pendaki Gigih Sulistyowati (57) asal Kabupaten Malang mengalami hipotermia yang menyebabkan otot kaki kirinya kaku sehingga tidak bisa berjalan saat menuruni medan terjal pada Sabtu (22/6).
Gigih bersama tujuh pendaki lainnya memulai pendakian ke gunung yang berada di Kecamatan Klakah itu pada Jumat (21/6) lalu, namun dengan cuaca dingin di gunung berstatus normal itu menyebabkan korban mengalami kondisi penurunan suhu tubuh secara drastis yang berpotensi berbahaya bagi nyawanya atau hipotermia.
"Kami berhasil mengevakuasi pendaki asal Malang yang mengalami cedera. Proses evakuasi membutuhkan waktu tujuh jam karena medan terjal di Gunung Lemongan," katanya.
Ia memberikan imbauan kepada para pendaki yang akan naik ke Gunung Lemongan agar mempersiapkan fisik sebelum melakukan pendakian untuk menghindari cedera atau kondisi yang dapat membahayakan keselamatannya dan tidak merepotkan pendaki lain.
"Kami mengimbau para pendaki pemula agar tidak mengabaikan keselamatan diri sendiri. Untuk itu, kami harap semua bisa mencermati demi keselamatan diri sendiri dan orang lain," ujarnya.
Proses evakuasi melibatkan tim SAR gabungan dari BPBD, Koramil 0821/05 Klakah, Polsek Klakah, Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang, Tagana Dinsos P3A Kabupaten Lumajang, Komunitas Laskar Hijau, dan Komunitas TMS-7.
Kolaborasi tersebut menunjukkan kerja sama yang kuat antarberbagai instansi dalam penanganan situasi darurat di alam terbuka.
"Kejadian yang dialami Gigih menjadi pengingat bagi para pendaki untuk selalu mempersiapkan diri secara fisik dan mental sebelum melakukan pendakian, serta untuk selalu mematuhi aturan keselamatan demi menghindari insiden serupa," katanya.