Bu Yul Meninggal, Demokrat Nilai Pemerintah Tidak Peka Terhadap Rakyat
Pemerintah harus mengambil pembelajaran berharga agar tidak terjadi di tempat lain. Dia menuturkan, akibat corona ini rakyat susah makan karena akses penghasilan dan kesempatan kerjanya hilang.
Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten kelaparan dan meninggal di tengah pandemi Covid-19. Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Didik Mukrianto, sangat prihatin dengan kejadian tersebut.
"Innalillahi Wainalillahi Roji'un. Turut berduka cita sedalam-dalamnya. Semoga Almarhumah Cusnul Chotimah. Amat sangat memprihatinkan," kata Didik lewat keterangannya kepada merdeka.com, Selasa (21/4).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Kapan Pemilu yang ingin dimenangkan Demokrat? Pembekalan bertujuan untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
-
Bagaimana Partai Kasih ingin memberantas kemiskinan? Adapun sejumlah misi yang akan diemban Partai Kasih, diantaranya, memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga, karena maju mundurnya suatu bangsa sangat tergantung kepada kehidupan keluarga itu sendiri. Kemudian, memberantas kemiskinan menuju Indonesia yang sejahtera."Membuka lapangan pekerjaan bagi yang putus sekolah dan yang tidak bersekolah, memberikan pelatihan dan kursus," jelasnya.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Kapan Ibu Yayu menerima kabar duka tentang kematian Jenderal Ahmad Yani? Hingga pada tanggal 3 Oktober 1965 akhirnya Ibu Yayu keluar dan mengaku telah mengikhlaskan dan mengaku didatangi oleh sang suami lewat mimpi yang berpesan untuk menjaga anak-anaknya. Tidak diduga selepas Ibu Yayu mengikhlaskan kepergian suaminya, pasukan ABRI menyampaikan kabar duka kepada keluarga bahwa Jendral Ahmad Yani ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Didik amat prihatin, di tengah-tengah pemerintah mempunyai ambisi besar untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur yang ambisius dan mercu suar, ternyata masih ada masyarakatnya yang meninggal karena kelaparan. Apalagi posisi hidupnya di dekat Ibu Kota.
"Seandainya ini benar karena kelaparan, jangan disalahkan jika anggapan bahwa pemerintah tidak aware dan tidak peka, serta abai terhadap permasalahan sosial yang dihadapi warganya," ucapnya.
Menurutnya, pemerintah daerah tersebut juga harus ikut bertanggung jawab atas meninggalnya Yuli. Didik mengatakan, secara konstitusi negara abai terhadap kewajibannya untuk memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 UUD 1945.
"Di saat-saat seperti saat ini negara harus hadir, pemerintah harus menolong kesusahan rakyat. Di saat masa sulit seperti sekarang ini, seharusnya pemerintah memastikan rakyatnya tidak susah. Biarlah pemerintah yang menanggung susahnya," tuturnya.
Untuk itu, kata dia, pemerintah harus mengambil pembelajaran berharga agar tidak terjadi di tempat lain. Dia menuturkan, akibat corona ini rakyat susah makan karena akses penghasilan dan kesempatan kerjanya hilang.
Maka dari itu, pemerintah harus pastikan tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah dengan bantuan sosial yang dilakukan. Jangan sampai ada tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab mengkorupsi bantuan tersebut.
"Libatkan aparat penegak hukum dan masyarakat untuk melakukan pengawasan. Pastikan tidak ada KKN dalam pendataan dan penyalurannya, karena KKN itu pintu awal masuknya korupsi," tuturnya.
Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten sempat ramai diberitakan tidak makan dua hari dan hanya minum air galon karena imbas dari sulitnya perekonomian di tengah pandemi corona dikabarkan meninggal dunia, Senin (20/4).
Camat Serang, Tb. Yassin membenarkan kabar tersebut. Dia mengatakan, Yuli dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WIB. "Infonya saya dari Pak Lurah, melalui telepon. Saya setengah empat ke lokasi (rumah almarhum)," ujarnya.
Yasin mengaku belum tahu pasti penyebab meninggalnya salah satu warga Kota Serang tersebut. Namun dia mendapatkan informasi, Yuli meninggal saat akan dibawa menuju Puskesmas Singandaru.
Diduga Serangan Jantung
Sementara itu, Juru bicara gugus tugas Covid 19 Kota Serang W Hari Pamungkas mengatakan penyebab meninggalnya Yuli karena diduga serangan jantung, bukan kelaparan.
"Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama Covid, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," katanya, Senin, (20/04).
Hari mengungkapkan, dari laporan yang diterima pihaknya dari pemerintah setempat, almarhum berasal dari keluarga yang mampu dan bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Kesehariannya dari laporan aparat wilayah setempat berasal dari keluarga mampu semuanya, artinya untuk beli rokok sama nasi tuh masih sanggup," ujarnya.
Hari mengatakan bahwa keluarga almarhum masuk dalam status Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kota Serang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang sudah memberikan bantuan sembako pada tanggal 18 April 2020, Sebagai bentuk pertanggungjawaban.
"Bantuan telah diberikan dan setelah dicek termasuk dalam pendataan JPS. Artinya dalam sisi tanggungjawab pemerintah Kami gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu," katanya.
Minum Air Galon Isi Ulang
Sebelumnya, Ibu Yuli kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan selama dua hari, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, ia bersama keluarganya hanya minum air galon isi ulang.
"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," katanya saat ditemui, Jumat (17/4).
Ia mengaku sempat mengadu kepada Rukun Tetangga (RT) setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun pihak aparatur pemerintah tersebut menyatakan belum menerima ada bantuan.
"Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," ungkapnya.
Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas, yang bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp25-Rp30 ribu.
"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.
Sebelum ada virus Corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena dirumahkan pihak perusahaan.
"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," tuturnya.
(mdk/lia)