Buah Zakar Pengantin Baru Diambil Tanpa Izin Saat Operasi, Ini Penjelasan Lengkap RSUD Bangil
Atas kejadian yang dialami, Subanding akan menuntut ganti rugi pada pihak rumah sakit.
Kejadian ini membuatnya tidak ereksi sebagai pengantin baru.
- Blusukan ke Penggilingan, Ridwan Kamil Janji Bereskan Kali Mati yang Jadi Penyebab Banjir
- Pintu Terkunci saat Rumahnya Terbakar, Nenek Buta dan Cucunya di Musi Rawas Tewas
- Cerita Pengantin Baru Buah Zakar Diambil Dokter Tanpa Izin hingga Tak Mampu Layani Istri
- Penyebab Banjir Parah di Kudus, Ribuan Rumah Terendam & 6 Meninggal Dunia
Buah Zakar Pengantin Baru Diambil Tanpa Izin Saat Operasi, Ini Penjelasan Lengkap RSUD Bangil
Subandi (55) warga Pasuruan, Jawa Timur kini sedang gundah gulana. Dia tak bisa lagi melayani kebutuhan biologis sang istri gara-gara kehilangan dua organ testisnya.
Jauh sebelum pernikahannya, Subandi memang baru menjalani operasi prostat di RSUD Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Tindakan medis itu membuat dua buah zakarnya diangkat.
Subandi merasa tindakan medis itu dilakukan tanpa izin darinya. Alhasil, setelah menikahi wanita yang dicintai, Subanding malah tak bisa ereksi karena dua testisnya sudah tidak ada.
“Dan bukan satu bulan dua bulan, selama hidup saya (ke depan) tidak ada bergairah, istri saya nagih terus, saya pengantin baru (menikah) di Banten,” ujar Subandi lirih.
Tak terima, Subandi akan menuntut ganti rugi pada pihak rumah sakit.
“Saya datang ke sini (RSUD Bangil) berapa kali, tapi tanggapan tidak ada tanggung jawab ke saya. Seharusnya di sini dokter-dokter tanggung jawab memberi kerugian ke saya,” katanya.
Penjelasan RSUD Bangil
Pihak RSUD Bangil melalui Humasnya, M Hayat membenarkan Subandi memang pernah menjalani operasi di tempat mereka. Rumah sakit memastikan tindakan medis yang mereka lakukan pada pria lansia itu sudah sesuai prosedur.
“Semua tindakan yang dilakukan memang sesuai prosedural, dan yang diberitakan bahwa tidak ada persetujuan, kita punya rekam medisnya, ternyata ada persetujuan beliau untuk melakukan tindakan,” katanya.
Pihak RS menambahkan, secara logika tidak mungkin ada tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan dari pasien.
" (Persetujuan itu) dari anak yang bersangkutan, yang saya lihat seperti itu,” tambahnya.
Sebelum dilakukan operasi, kata Hayat, Subandi sudah tiga kali menjalani operasi prostat di RSUD Bangil karena penyakitnya itu selalu kambuh. Hingga akhirnya, tim dokter pun mengambil tindakan terakhir yakni dengan mengangkat kedua testis pasien.
“Tiga kali dilakukan operasi itu selalu kambuh, akhirnya ternyata ada penyakit lain yang mengharuskan, mungkin secara ininya kanker. Yang ini kalau tidak diambil akan menjalar ke organ vital lainnya,” ucapnya.
Operasi dilakukan kira-kira Oktober 2023 lalu. Setelah operasi itu, pasien akhirnya dinyatakan sembuh dan tak mengalami keluhan kembali.
Masalah terjadi saat Subandi memutuskan menikah lagi pada tiga bulan lalu atau kira-kira Februari silam.
“Artinya kata dokter, penanganan kita yang terakhir berhasil, cuma permasalahan timbul saat beliau menikah lagi, nah itunya tidak bisa bangun, dan dokter menyampaikan bahwa itu persoalan lain,” tuturnya.
Sebenarnya, kata Hayat, ada banyak kasus pengangkatan testis yang tak menghilangkan fungsi ereksi. Oleh sebab itu, Subandi disarankan melakukan pengobatan medis kembali untuk mengatasi keluhan barunya ini.
“Beliau pun bersepakat akan menempuh pengobatan lagi terkait dengan permasalahan sekarang,” pungkasnya.