Bubarkan diri, buruh ancam aksi lebih besar demi UMP Rp 3,7 juta
"Kami tidak minta angka Rp 10 juta seperti Jepang, kami tidak minta Rp 10 juta seperti Korea," tegas buruh.
Ratusan buruh dan pekerja yang berdemonstrasi di depan gedung Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (1/11) akhirnya berhasil dipukul mundur. Aksi demo Forum Buruh DKI Jakarta yang dimulai sejak pukul 11.00 tersebut, bubar pada pukul 19.30 WIB.
Sebelumnya, untuk memukul mundur pihak kepolisian mengerahkan tiga unit mobil water cannon serta membentuk barikade dengan persenjataan yang lengkap.
Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi mengatakan mundurnya para buruh bukan berarti kalah, melainkan ingin membuat strategi yang lebih besar untuk menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta sebesar Rp 3,7 juta
"Bahwasanya kami akan tetap menuntut UMP Rp 3,7 juta, kalau hari ini kita mundur kita ingin mengatur strategi yang lebih besar lagi. Kami cinta damai, malam ini kita mau rapat mengatur strategi, kami protes atas hilangnya pengaruh negara terhadap kebijakan buruh," ujar dia kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (1/11).
Menurut dia, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo lebih memilin pro terhadap pasar dan para pengusaha. Rusdi menegaskan angka UMP sebesar Rp 3,7 juta sangat realistis karena negara-negara seperti Jepang dan Korea, UMPnya mencapai Rp 10 juta.
"Kami tidak minta angka Rp 10 juta seperti Jepang, kami tidak minta Rp 10 juta seperti Korea, atau hongkong sebesar Rp 8 juta," tegas dia.
Rusdi menambahkan para buruh akan menyiapkan aksi yang lebih besar lagi. Bahkan, akan digelar di seluruh daerah yang pemerintah daerahnya belum menyanggupi permintaan buruh tersebut.
"Buat kami minggu depan harga mati, kami harap minggu depan sudah ada perubahan, kami akan menyiapkan pemogokan umum di kawasan industri Pulo Gadung, KBN Cakung, Pelabuhan Tanjung Priok, Sunter, dan Kawasan Marunda dll," pungkas dia.