Budaya Baca Rendah, Ridwan Kamil Luncurkan Kotak Literasi Cerdas
Hasil survei Unesco menyatakan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia tergolong rendah dengan Indeks hanya 0,001. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya ada satu yang memiliki minat membaca buku.
Hasil survei Unesco menyatakan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia tergolong rendah dengan Indeks hanya 0,001. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia hanya ada satu yang memiliki minat membaca buku.
Selain itu, menurut survei Central Connecticut State University di New Britain menempatkan Indonesia di peringkat 60 dari 61 negara terkait minat baca.
-
Siapa yang menyambut Ridwan Kamil di Cagar Budaya Setu Babakan? Kedatangannya itu langsung disambut oleh mantan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke, Rabu (4/9).
-
Apa yang dilakukan Ridwan Kamil dan Foke di Cagar Budaya Setu Babakan? Tiba di lokasi, RK didampingi Foke langsung mengelilingi Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi dan Museum Betawi.
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
Merespon hal tersebut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Provinsi Jawa Barat meluncurkan Perpustakaan Jalanan dengan nama Kolecer (Kotak Literasi Cerdas) dan Candil (Maca Dina Digital Library). Program ini merupakan salah satu program kerja 100 hari Gubernur Jawa Barat.
"Minat baca orang Indonesia cenderung rendah, orang kita tidak suka membaca dan tidak suka menulis," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat meluncurkan Kolecer dan Candil di Taman Sempur, Jl. Sempur No. 1, Kota Bogor, Sabtu (15/12/18) melalui siaran pers yang diterima.
Program ini diharapkan bisa meningkatkan minat baca generasi milenial yang terkungkung gawai teknologi. Terlebih, di era kemajuan teknologi informasi banyak informasi yang bisa diakses dengan mudah, baik itu informasi yang benar maupun berita bohong.
Kolecer ini di tahap awal disebar di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dan 600 titik sebagai target 5 (lima) tahun ke depan. Sedangkan pembuatan aplikasi perpustakaan digital Candil saat ini masih dalam tahap pengembangan dan dapat digunakan pada bulan Januari 2019.
"Saya titip kepada kepala daerah ini adalah investasi, suatu hari mereka yang terdampak oleh hal positif ini akan menjadi pemimpin yang sukses karena apa yang kita lakukan hari ini," tutur Emil.
Melalui kreativitas, Kolecer ini bisa ditempatkan di mana saja di tempat berkumpulnya warga atau komunitas. Kalau di kampung atau desa, Kolecer bisa ditempatkan di balai desa. Sementara di daerah perkotaan bisa ditempatkan di trotoar dan taman.
"Dan saya imbau kepada kepala daerah tolong jadikan masyarakatnya pintar di segala level. Terjemahkan ini dalam sebuah kebijakan," pesannya.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando yang turut hadir pada acara peluncuran ini, menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dengan Jawa Barat terkait penyelenggaraan kegiatan kepustakaan.
Syarif menjelaskan bahwa substansi literasi itu di antaranya adalah kemampuan mengumpulkan sumber bahan bacaan agar masyarakat mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Lalu, kemampuan memahami apa yang tersirat dari apa yang tersurat. Hal ini bisa mengantarkan masyarakat dalam memahami sesuatu agar cerdas, sehingga tidak tertipu dan dibodohi. Dampak positifnya adalah kemampuan dalam menemukan gagasan baru, ide baru, teori baru, dan kemampuan untuk memecahkan masalah.
"untuk membedakan antara negara maju dan terbelakang bisa terlihat dari tingkat kegemaran masyarakatnya dalam membaca," katanya.
Baca juga:
Anna Sophana Resmi Tinggalkan Kursi Bupati Indramayu
Emil Minta Warga Tak Berlebihan Sikapi Penangkapan Bupati Cianjur
Ini Janji Yang Meleset Dalam 100 Hari Kerja Kang Emil jadi Gubernur Jabar
Bonus Atlet Asian Games dan Paragames 2018 asal Jabar Rp 8 Miliar cair
Ridwan Kamil Buka RUPS LB Bank BJB