Budi Waseso: Jika tak diberikan tempat, BNN buat tenda di Monas
Berdasarkan informasi, kantor yang ditempati Waseso bakal diambil alih Polri.
Kepala Badan Nasional Narkotika (BNN), Komisaris Jenderal Pol Budi Waseso nampak kesal dengan rencana Polri untuk mengambil alih kantornya di bilangan Cawang, Jakarta Timur. Ditambah lagi, lembaga yang dipimpinnya itu belum juga mendapatkan kepastian kantor baru yang bakal ditempati.
Meski begitu, mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal ini meyakini tim BNN bisa bekerja di manapun. Bahkan, jika BNN tidak mendapat kantor baru, dia siap membangun tenda di Monas.
"Kalau tidak diberikan tempat baru kita siap bekerja di manapun, termasuk membuat tenda di Monas, agar bisa dekat dengan Presiden," kata budi ketika membuat sambutan di acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Keluarga Besar Putra Putri Polri dan Yayasan Anak Bangsa Indonesia di gedung BNN, Jakarta, Jumat (6/11).
Dia yakin presiden akan memberi kepastian soal kantor BNN jika memang tergusur oleh pemilik aslinya. "Masa lembaga ad hock aja diperhatikan. Masa BNN lembaga nasional tidak diperhatikan," lanjutnya.
Usai memberikan sambutan, Budi Waseso menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman yang dimaksudkan untuk memperkuat penanganan narkoba. BNN menilai bahwa seluruh stakeholder yang ada harus di ikut sertakan dalam penanganan kasus narkoba.
Ruang lingkup kerja sama akan menyangkut beberapa bidang seperti diseminasi informasi, pelaksanaan pemeriksaan uji narkoba, pembinaan para kader anti-narkoba serta penguatan komitmen anti-narkoba.
Baca juga:
Waseso: Bandar narkoba buang ke hutan, dijaga buaya biar nggak kabur
Berantas narkoba, BNN gandeng pihak swasta
Kabareskrim: Kasus Pertamina Foundation lanjut, ada tersangka baru
Ide Budi Waseso hukum pengedar, makan narkoba sampai habis
BNN musnahkan 9.071 gram sabu dari penangkapan warga Taiwan
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Kapan program KBNS digagas oleh Presiden Soeharto? Salah satu kebijakan industrialisasi sektor usaha otomotif ala Presiden Soeharto adalah program Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) pada 1970-an.