Buka Sekolah Perubahan, Cak Imin Bicara Pentingnya Partai Beradaptasi di Tengah Disrupsi Politik
Cak Imin menekankan pentingnya perubahan dalam setiap laku politik di tengah disrupsi.
Cak Imin menyatakan disrupsi tersebut menuntut partai politik serta seluruh wakil rakyat, terutama dari PKB
- Blak-blakan Cak Imin Ungkap Ada Partai Subsidi Rp20 M buat Kader Maju Caleg: Ketumnya Sahabat Saya
- Terpilih Kembali jadi Ketum, Cak Imin Tegaskan PKB Tak Lagi Bergantung dengan Lembaga Manapun
- Cak Imin Sebut Segelintir Orang di PBNU Mau Cawe-Cawe ke PKB
- Menangkan Pilkada 2024, Cak Imin Tegaskan PKB Terbuka Koalisi dengan Siapa saja
Buka Sekolah Perubahan, Cak Imin Bicara Pentingnya Partai Beradaptasi di Tengah Disrupsi Politik
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menekankan pentingnya perubahan dalam setiap laku politik di tengah disrupsi yang terjadi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu menyampaikan pernyataan itu saat menghadiri konsolidasi bertajuk Sekolah Pemimpin Perubahan (SPP) Wilayah 1 Jawa Timur yang diikuti seluruh anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota terpilih pada Pileg 2024.
"Seluruh lini kehidupan telah mengalami disrupsi, termasuk politik. Disrupsi itu akan menimbulkan pergeseran-pergeseran dalam banyak hal. Mulai cara kerja, pengelolaan, perekrutan kader, sistem kaderisasi, ideologisasi, manajemen partai, serta persoalan-persoalan lain yang berkembang sangat dinamis," kata Gus Imin di Coban Rondo, Malang dilansir Antara, Rabu (10/7).
Cak Imin menyatakan, terjadinya disrupsi tersebut menuntut partai politik serta seluruh wakil rakyat, terutama dari PKB, untuk beradaptasi.
Menurut dia, apabila setiap laku politik gagap terhadap disrupsi tersebut, bukan tidak mungkin pada saatnya akan tergilas zaman.
"Seluruh perubahan itu tentu menuntut penyikapan, pengelolaan, dan pendekatan yang tidak tunggal. Tanpa adaptasi yang tepat dalam mengelola partai politik, maka sebuah partai bisa jadi hanya tinggal sejarah dalam nama besar yang tertulis dalam lembaran-lembaran kertas dan jejak digital," ujarnya.
Sementara itu, ia menjelaskan bahwa terdapat kritik tajam yang dialamatkan kepada setiap partai politik, yaitu terkait penyiapan pemimpin bangsa.
Menurut dia, minimnya calon dari internal partai politik dalam banyak kontestasi dianggap kegagalan partai politik dalam menyiapkan calon-calon pemimpin bangsa.
"Ya meskipun anggapan itu tidak sepenuhnya benar, meskipun juga tidak semuanya salah. Banyak variabel yang membingkainya. Sangat kompleks dan tidak sederhana," katanya.
Meski demikian, dia menjelaskan partai politik adalah media paling sah dalam mendistribusikan kader-kadernya untuk menduduki jabatan-jabatan publik sebagai pemimpin masyarakat. Ia menyebut tidak terbayangkan demokrasi modern hadir tanpa partai politik.
Adapun SPP itu diikuti oleh 386 peserta yang terdiri dari Anggota DPR RI, Anggota DPRD Provinsi, dan juga Anggota DPRD Kabupaten/Kota dari PKB se-Jatim yang terpilih pada Pileg 2024, serta Ketua DPW PKB se-Indonesia.
Jatim merupakan Wilayah 1 dari kegiatan SPP yang dilaksanakan mulai 9-11 Juli 2024. Setelah Jatim, kegiatan serupa juga akan digelar di wilayah lain dengan peserta yakni seluruh wakil rakyat dari PKB yang terpilih pada Pileg 2024.