Buruh Jatim: UMK 2015 kalau tidak Rp 2,7, sakitnya tuh di sini
Massa aksi turus bertambah dan membanjiri Jalan Gubernur Suryo, gedung Grahadi dipagari dengan kawat berduri.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo didesak segera menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Tahun 2015 oleh ribuan buruh se- Jawa Timur yang kepung Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (13/11). Akibat aksi ribuan buruh dari berbagai elemen ini, Jalan Gubernur Suryo kembali diblokir.
Dalam orasinya, para buruh menuntut angka Rp 2,7 juta. Sebagian para buruh juga membawa poster bertuliskan 'UMK kalau tidak Rp 2,7, Sakitnya Tuh di Sini'. Mereka juga membawa bendera kebesaran mereka masing-masing.
"Kita di sini meminta Pakde Karwo (Soekarwo) untuk tidak mengutak atik angka Rp 2,7 juta, seperti tahun-tahun lalu. Selama ini, usulan UMK yang sudah disepakati bupati kita masing-masing dikepras," teriak salah satu orator di atas mobil komando.
Para buruh juga mencurigai, turunnya surat dari gubernur ke seluruh bupati dan wali kota di seluruh daerah di Jawa Timur, pada tanggal 3 November, mengebiri nilai UMK 2015 yang sudah direkomendasikan seluruh bupati dan wali kota ke provinsi.
"Kita mencium konspirasi busuk dengan turunnya surat ini. Surat ini adalah upaya mengebiri nilai UMK yang sudah direkomendasikan. Nanti, jika usulan Rp 2,7 juta tidak segera ditetapkan, kita akan mendatangkan massa lebih banyak lagi di sini (Gedung Grahadi). Rp 2,7 juta adalah angka mati," ancamnya.
Para buruh juga menyebut adanya pengkondisian luar biasa di ring satu, yaitu, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto dan Pasuruan, untuk menekan angka UMK 2015. "Di Surabaya sudah ada pengkondisian luar biasa, karena adanya surat tersebut," katanya.
Seperti diketahui, hari ini, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini batal mendatangani usulan UMK 2015 di Surabaya. Sebab, buruh yang meminta angka Rp 2,8 juta tidak disepakati oleh pihak Apindo yang meminta angka Rp 2,2 juta. Sementara dewan pengupahan mengusulkan angka tengah, yaitu Rp 2,5 juta.
Sementara dari pantauan di lapangan, massa aksi turus bertambah dan membanjiri Jalan Gubernur Suryo. Gedung Grahadi dipagari dengan kawat berduri dan dijaga ketat ratusan personel baik dari Polda Jawa Timur maupun Polrestabes Surabaya.
Sedangkan para buruh terus berorasi dan meneriakkan yel-yel perlawanannya. Bahkan ada beberapa buruh yang membawa poster 'UMK kalau tidak Rp 2,7, Sakitnya Tuh di Sini' ikut berteriak heroik bersama rekan-rekan mereka: Hidup buruh!
Beberapa perwakilan buruh juga bersiap-siap untuk bernegosiasi dengan pihak Pemprov Jawa Timur. Para buruh yang akan bernegosiasi itu diwakili Mustopo, Sukardi, Dendi, Dwi Budi, Jazuli, Adi S, Jaenal, Eko dan beberapa perwakilan yang lain.