Buya Syafii Maarif tegaskan Islam tak mengajarkan teror
Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif menilai pemahaman agama yang dangkal membuat kelompok radikal salah menafsirkan jihad. Dia menegaskan tidak ada dalam Islam mengajarkan kekerasan.
Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif menilai pemahaman agama yang dangkal membuat kelompok radikal salah menafsirkan jihad. Dia menegaskan tidak ada dalam Islam mengajarkan kekerasan.
"Coba saja cari di Alquran, apakah Islam mengajarkan teror? Tidak ada. Memahami Alquran itu harus dilihat secara keseluruhan karena di sana ada benang merah, bukan dengan pemahaman yang dangkal dan sepenggal-sepenggal," tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Selasa (25/7).
Dia melihat maraknya radikalisme dan terorisme karena banyak ayat-ayat Alquran yang salah ditafsirkan. Ironisnya, penafsiran yang salah itu digunakan untuk meracuni orang lain agar mengikuti ideologi menyimpang.
"Itulah persoalannya, saat ini banyak yang ikut kelompok teroris. Harus diakui saat ini peradaban Islam tengah berada di titik nadir. Orang yang kalah gampang kalap. Harusnya supaya tidak kalap, mereka belajar agama yang benar dan berlapang dada," jelasnya.
Buya Syafii mengakui bicara terorisme sangat melelahkan. Ia melihat terorisme di Indonesia dipicu dua faktor. Pertama ketimpangan sosial ekonomi yang parah, lalu pihak asing yang kian menguasai perekonomian.
"Saya khawatir betul karena ledakan ekonomi yang membuat kesenjangan terlalu jauh akan berbuntut prahara, sehingga apa yang kita bangun selama ini akan berantakan," katanya.
Menurutnya, memerangi terorisme tidak melulu dengan penindakan. Dia melihat program deradikalisasi BNPT dengan pendekatan bahasa hati dan ekonomi dapat menyadarkan mereka. Salah satunya peresmian masjid Baitul Muttaqien dan Taman Pendidikan Anak (TPA) di kampung bomber Bom Bali, Amrozi dkk yang dikelola Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin mantan teroris, Ali Fauzi.
"Pendekatan berbahasa hati dan sosial ekonomi lebih utama. Mereka anak-anak kita, bangsa kita yang rentan pengaruh dari luar. Pendekatan inilah yang membuat kelompok radikal sekarang terlihat agak jinak," pungkasnya.
Baca juga:
Mantan teroris: Dulu kami membela muslim yang tertindas
Diduga terlibat radikalisme, satu WNI dideportasi dari Korea Selatan
Polisi pantau daerah rawan tumbuhnya paham radikalisme di Lampung
Kampus tempat penyebaran paham radikal dan incar generasi muda
Pelibatan eks teroris bisa bantu sadarkan anggota kelompok radikal
Akademisi se-Jawa Barat deklarasikan antiradikalisme
Muslim radikal di Jerman ketahuan tidak paham Alquran
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kenapa fitnah dilarang dalam Islam? Fitnah sangat dilarang dalam Islam karena memiliki dampak yang merusak, baik bagi individu yang difitnah maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menegaskan bahwa fitnah lebih berat dampaknya dibandingkan pembunuhan.
-
Apa itu fitnah dalam Islam? Fitnah bisa berarti fitnah terhadap agama, seseorang, atau bahkan kebohongan yang ditujukan untuk mencemarkan nama baik seseorang.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,إن السعيد لمن جُنِّبَ الفتن“Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah-fitnah.”
-
Kenapa meminta ditraktir dan oleh-oleh bisa dianggap tidak baik dalam Islam? Dari sudut pandang agama Islam, meminta traktir dan oleh-oleh bisa dianggap sebagai kegiatan yang meminta-minta. Padahal, meminta-minta merupakan suatu perbuatan kurang baik yang dapat mendatangkan balasannya di hari akhir kelak.