Canggihnya mobil tenaga surya karya SMK Muhammadiyah
Tenaga yang disimpan dalam aki mampu membuat mobil berjalan nonstop selama 12 jam.
Jelang peringatan satu abad organisasi Islam Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah 7, Gondanglegi, Malang mempersembahkan mobil prototipe: Smart Education Hybrid Solar Car yang diberi nama Suryawangsa, yang dilaunching di SD Muhammadiyah 4, Jalan Pucang, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/11).
Mobil Hybrid Solar Suryawangsa tipe Semeru 3,5 ini dirancang khusus dengan desain kecil. Memiliki panjang 3.500 milimeter, lebar 1.700 milimeter, tinggi 1.600 milimeter, berat kosong 600 kilogram, wheel base 3.000 milimeter, serta memliki kecepatan maksimum dengan jarak tempuh 70 km/jam.
Menurut Kepala SMK Muhammadiyah 7, Gondanglegi, Pahri, mobil prototipe yang diluncurkan secara resmi oleh Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin tersebut, murni menggunakan bahan bakar tenaga matahari, yang diserap secara langsung dan disimpan melalui accumulator (aki). Sehingga, meski dalam kondisi mendung, mobil bertenaga surya tersebut, tetap mampu berjalan, karena menggunakan tenaga cadangan dari dalam aki.
Selain itu, mobil berkapasitas dua penumpang tersebut, juga memiliki panel pengintai untuk belokan kanan dan kiri sebagai pengganti spion.
"Kelebihan mobil ini adalah memiliki panel-panel khusus di antaranya, satu panel untuk menyerap tenaga surya secara langsung, tingkat kontribusi dari sinar cahaya matahari dari detik ke detik bisa diserap secara langsung, kemudian ada kamera pengintai atau panel sensor belakang, panel teknologi untuk pengganti spion," terang Pahri merinci.
Pahri menjelaskan, mobil tersebut memiliki keuntungan jika diparkir di tempat terkena sinar matahari karena mampu menyerap dan menyimpan tenaga yang telah terdistribusi ke dalam aki. "Kekuatannya mampu mencapai 12 jam perjalanan, atau untuk Surabaya ke Malang pulang pergi masih cukup kalau memiliki cadangan tenaga penuh," terang dia.
Selain itu, mobil ini juga memiliki "photovoltaic" dengan spesifikasi sebanyak empat unit, tegangan 48 volt, arus peak power 3,5 ampere, dan daya peak power 168 watt.
Karena masih percobaan, kata Pahri, sehingga wajar kalau mobil ini masih sering mogok. "Kami terus melakukan pembenahan. hingga akhirnya bisa dijalankan, meski belum sempurna total."
Menurut Pahri, pembuatan mobil ini, dilakukan sejak 12 Februari 2011 lalu dan berhasil diselesaikan dalam tempo sekitar 20 bulan. "Kami juga bekerjasama dengan mahasiswa-mahasiswa Fakultas Elektronik ITS (Institut Teknologi 10 November Surabaya), yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya. Dan akhirnya mobil ini berhasil kami selesaikan dalam waktu 20 bulan," terang dia lagi.
Ide awal pembuatan mobil ini, menurut Pahri, bermula dari tingkat polusi udara yang makin hari makin tinggi. "Kemudian kelangkaan sumber energi yang semakin hari kita rasakan, sehingga kami ingin menciptakan kendaraan hemat energi sekaligus membantu pemerintah dalam hal mengatasi masalah energi."
Pahri juga berharap mobil ini mampu diproduksi massal dan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah pusat, sekaligus menjadikannya sebagai salah satu mobil nasional yang dimiliki Indonesia.
"Kami sangat berharap pemerintah pusat lebih memperhatikannya. Ini karya anak bangsa yang sangat luar biasa dan semoga mendapat apresiasi, khususnya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya, di tahun 2013 mendatang, kami akan memproduksi mobil ini secara massal dan akan kami lempar ke pasaran. Dalam satu tahun itu kami akan memproduksi mobil sekitar 50 hingga 100 unit mobil," harap dia.