Capim Roby Arya kritik pedas KPK di bawah Abraham jadi liar
"Saya akan berusaha tidak ada lagi orang yang ditangkap, jangan sampai orang ditangkap," kata Roby.
Calon pimpinan KPK Roby Arya Brata menjalani uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR. Dalam pemaparan visi dan misinya, Roby mengkritik habis kinerja KPK di era kepemimpinan Abraham Samad.
Roby mengatakan, bahwa dirinya membawa semangat pencegahan di KPK. Bukan seperti KPK sekarang, yang bisanya hanya menangkap dan memenjarakan orang.
"Bila saya terpilih isu yang akan saya bawa KPK ke depan era baru dengan paradigma baru, KPK lebih beradab KPK menghargai HAM dan KPK menghargai rules of law dengan penguatan fungsi pencegahan," kata Roby di depan anggota Komisi III DPR, Jakarta, Kamis (4/12).
Dia menilai, pimpinan KPK sekarang lebih banyak diisi oleh orang-orang penindakan. Sehingga wajar jika banyak orang yang ditangkap tapi tidak mengedepankan pencegahan.
"Pimpinan KPK sekarang orang hukum penindakan, sehingga yang ada di otaknya bagaimana menangkap, menyadap dan memenjarakan orang. Saya orang pencegahan, tapi saya orang hukum juga," tegas dia.
Roby mengatakan, kesuksesan Hong Kong dalam memberantas korupsi juga karena mengedepankan pencegahan.
"Pencegahan butuh orang yang smart, penindakan apa sulitnya, ngumpulin barang bukti, nangkap orang sudah. Saya akan berusaha tidak ada lagi orang yang ditangkap, jangan sampai orang ditangkap, karena apa? Karena pasti ada yang tidak beres," imbuhnya.
Roby juga bahkan berani menilai jika KPK saat ini sudah sangat liar. Sebab tidak ada dewan pengawas yang mengawasi internal KPK sendiri.
"KPK cenderung liar, fungsi kekuasan besar, tapi tidak ada yang mengawasi. Dari tahun 2007 saya sudah usulkan bentuk dewan pengawasan," pungkasnya.