Cara Redam Narasi Kebencian & Info Hoaks yang Masif di Media Sosial
Media sosial (medsos) menjadi tempat interaksi dan komunikasi masyarakat selain di dunia nyata. Ironisnya kini medsos lebih banyak dipenuhi narasi kebencian dan berita bohong (hoaks).
Media sosial (medsos) menjadi tempat interaksi dan komunikasi masyarakat selain di dunia nyata. Ironisnya kini medsos lebih banyak dipenuhi narasi kebencian dan berita bohong (hoaks).
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Syaiful Bakhri mengungkapkan, 'Siskamling' medsos perlu dilakukan. Dengan begitu, masyarakat bisa menyusun narasi-narasi kebenaran dan kedamaian untuk menurunkan tensi masyarakat dengan modal keilmuan, kebajikan, dan pesan moral.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana cara mengetahui bahwa berita tersebut tidak benar? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang “tak terelakkan” antara keduanya.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
"Saya rasa itu akan sangat efektif untuk meredam narasi-narasi yang tidak baik di medsos, terutama dihiruk pikuk tahun politik sekarang ini," ujar Syaiful dalam keterangannya, Selasa (29/1).
Menurut anggota Kelompok Ahli BNPT ini, lembaga pendidikan dengan kemuliaan para guru dan dosen, dapat berperan sebagai garda utama dalam mencerdaskan kehidupan penggunaan media sosial. Dengan demikian akan terjaga harmonisasi yang selaras di tengah gejolak emosi masyarakat.
Ia menambahkan, medsos sejatinya tetap menjadi model masyarakat sebagai pengguna aktif yang cerdas. Selain itu, kemajemukan masyarakat Indonesia dengan ciri khas watak cukup sulit menghilangkan emosi terutama tentang isu politik seperti sekarang ini.
"Masyarakat terbiasa dengan pandangan bebas dalam menyampaikan gelora batinnya dalam bentuk kata-kata dan kalimat yang cenderung negatif. Awalnya membandingkan kemudian kehilangan budaya kesantunan, bahkan berujung pada perbuatan melawan hukum melalui ujaran kebencian," terang Syaiful.
Sejauh ini, lanjutnya, berbagai undang undang (UU) telah dibuat untuk melarang sikap dan tindakan penghinaan di depan umum, persangkaan bohong dan penyebaran info hoaks.
"UU itu dibuat karena banyaknya konten di medsos yang dilakukan secara individu untuk menyebarkan kebencian dan berita bohong yang menimbulkan keresahan secara sistemik," tandasnya.
Baca juga:
Sukseskan Pemilu, Laskar Merah Putih Siap Lawan Berita Hoax
Politisi PDIP Minta Relawan Tangkal Fitnah ke Jokowi-Ma'ruf
Politik Identitas Timbulkan Perpecahan, Dai & Ulama Diminta Merekatkan Persatuan
TGB: Jokowi-Ma'ruf Tak Bicara Hoaks Tapi Fakta Saat Kampanye
Budi Karya Sumadi akan Silaturahmi dengan 100 Ustaz Bahas Bahayanya Hoaks
Jokowi: Saya yang Buat Perpres Hari Santri, Kok Dibilang Anti Ulama?