Catat! Hal Perlu Diketahui Sebelum Ikut Vaksinasi Booster
Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan, tidak ada persiapan khusus bagi masyarakat yang ingin mengikuti vaksinasi booster. Sebab, pelaksanaan vaksinasi booster sama seperti vaksinasi sebelumnya.
Pemerintah berencana menggelar vaksinasi dosis ketiga atau booster kepada masyarakat pada 12 Januari 2022. Ada dua pilihan vaksinasi booster, yakni gratis dan berbayar.
Ketua Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan, tidak ada persiapan khusus bagi masyarakat yang ingin mengikuti vaksinasi booster. Sebab, pelaksanaan vaksinasi booster sama seperti vaksinasi sebelumnya.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Baca juga:
LaporCovid-19 Temukan 33 Kasus Penyimpangan Vaksinasi Booster Sepanjang 2021
Satgas: Tidak Ada Indikasi KIPI Berat Pada Subjek Penelitian Vaksinasi Booster
"Tidak berbeda dengan suntikan sebelumnya, vaksinasi primer," kata Sri kepada merdeka.com, Rabu (5/1).
Menurut Sri, yang berbeda pada vaksinasi booster hanya mendapat sekali suntikan. Sementara vaksinasi sebelumnya sampai dosis kedua atau dua kali suntikan.
Diprioritaskan Bagi Kelompok Berisiko Tinggi Covid-19
Terpisah, dokter lulusan Fakultas Kedokteran Unpad Bandung Dicky Budiman mengatakan, ada dua hal yang harus diketahui masyarakat sebelum mengikuti vaksinasi booster. Pertama, vaksinasi booster diprioritaskan untuk kelompok berisiko tinggi terhadap Covid-19.
Kelompok berisiko tinggi ini seperti tenaga kesehatan, pelayan publik, petugas kebersihan, guru, dan dosen. Kemudian lansia di atas 60 tahun dengan komorbid diabetes, hipertensi, jantung, atau obesitas.
"Termasuk di sini berisiko itu disabilitas. Apakah itu tunarungu atau apapun itu masuk kategori disabilitas karena mereka berisiko," ujarnya.
Untuk Masyarakat di Atas 18 Tahun
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi booster diberikan kepada masyarakat berusia di atas 18 tahun. Keputusan ini berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Rentang penyuntikan vaksin booster minimal enam bulan setelah dosis kedua. Data Kementerian Kesehatan, sudah ada 21 juta sasaran yang memenuhi syarat tersebut pada Januari ini.
Jenis vaksin booster yang akan diberikan kepada masyarakat masih menunggu rekomendasi ITAGI dan BPOM. Rekomendasi baru dikeluarkan pada 10 Januari mendatang.
Tak Ada KIPI Berat Vaksinasi Booster
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan, vaksinasi booster sudah melalui tahapan uji klinis. Hasil uji klinis menunjukkan tidak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berat pada subjek penelitian vaksinasi booster.
"Sejauh ini, telah dilakukan uji klinis pemberian booster vaksin dan ditemukan tidak ada indikasi KIPI berat pada subjek penelitian," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (4/1).
Wiku menjelaskan, vaksinasi booster akan diberikan kepada populasi yang berdomisili di kabupaten atau kota yang telah memenuhi cakupan dosis pertama minimal 70 persen dan dosis kedua minimal 60 persen penduduk.
(mdk/gil)