Catatan Merah IDI untuk Menkes: Gagal Tangani Covid-19, Disarankan Mundur
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto menyarankan Budi Gunadi Sadikin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Kesehatan. Budi dinilai telah gagal menghadapi masalah darurat kesehatan akibat Covid-19 di Indonesia.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto menyarankan Budi Gunadi Sadikin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Kesehatan. Budi dinilai telah gagal menghadapi masalah darurat kesehatan akibat Covid-19 di Indonesia.
"Menurut saya, Menteri Kesehatannya sudah gagal. Lebih baik mengundurkan diri lah daripada mempersulit diri," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (10/8).
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Slamet membeberkan poin-poin kegagalan Budi Gunadi Sadikin dalam menangani Covid-19. Pertama, tidak bisa mencapai target herd immunity atau kekebalan komunitas melalui vaksinasi.
Target pemerintah, 77 persen dari total 270 juta penduduk di Indonesia sudah divaksinasi Covid-19 dalam setahun. Sementara itu, hampir tujuh bulan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia terhitung sejak 13 Januari 2021, realisasinya baru menyentuh angka 11,95 persen atau setara 24.888.506 untuk dosis kedua dari target 208.265.720 orang.
"Dia kesulitan, vaksin tidak sesuai target," ujarnya.
Kegagalan kedua, Budi Gunadi Sadikin tidak bisa menekan laju kematian akibat Covid-19. Data Kementerian Kesehatan 9 Agustus 2021, 108.571 orang di Indonesia meninggal karena virus SARS-CoV-2 itu. Bertambah 1.475 orang dari data sehari sebelumnya tercatat masih 107.096 kasus kematian Covid-19.
Kegagalan berikutnya, kata Slamet, mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu tidak mampu menyediakan obat, oksigen, fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia (SDM).
"Dia tidak antisipatif. Obat tidak cukup, oksigen tidak cukup, SDM tidak cukup, pembiayaan juga tidak cepat," tuturnya.
Slamet mengatakan Budi Gunadi Sadikin tidak bisa menangani pandemi Covid-19 karena tidak memiliki keahlian dan pemahaman soal kesehatan. Sebab, dia merupakan lulusan Bidang Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan riwayat pekerjaan sebagai profesional korporasi, bukan ahli kesehatan.
"Dia kan bukan orang kesehatan, apalagi Sekretaris Jenderalnya sekarang orang ekonom juga. Ini kan kementerian kesehatan non profit, kalau dihandle orang ekonom ya itu awal dari kehancuran," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bahwa virus corona kemungkinan akan hidup cukup lama dengan masyarakat Indonesia. Maka dari itu, pemerintah akan menyusun roadmap untuk mengatur aktivitas masyarakat karena hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Ke depannya mungkin besar bahwa virus ini akan hidup cukup lama bersama kita. Jadi arahan Presiden kita harus miliki roadmap gimana kalau ke depannya virus ini hilang butuh waktu sampai tahunan," katanya saat jumpa pers virtual, Senin (9/8).
Budi menambahkan, pemerintah ingin aktivitas masyarakat dan ekonomi tetap bisa berjalan dengan kondisi yang lebih aman. Maka, pemerintah akan segera membuat pilot project yang mengatur secara digital penerapan-penerapan protokol kesehatan di 6 aktivitas utama.
"Perdagangan modern seperti mal, departemen store, perdagangan tradisional seperti pasar basah atau toko kelontong, kantor dan kawasan industri, transportasi baik darat laut udara, pariwisata hotel resto event, keagamaan, pendidikan," terangnya.
Budi melanjutkan, protokol kesehatan yang mendampingi kehidupan masyarakat ke depan bisa benar-benar praktis. Misalnya berbasis digital atau teknologi informasi (IT).
"Dan udah diputuskan Presiden akan gunakan aplikasi peduli lindungi sebagai dasar dan minggu depan mulai di beberapa mal kerja sama dengan asosiasi mal Indonesia," tutupnya.
Pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak Maret 2020. Lebih dari setahun berjalan, Covid-19 sudah menginfeksi 3.686.740 orang. Dari jumlah tersebut, 3.129.661 sudah sembuh, 448.508 masih dirawat dan 108.571 meninggal dunia.
Baca juga:
Hidup Berdampingan dengan Covid Bisa Terjadi Jika Herd Immunity Tak Tercapai
Anggota DPR Nilai Perpanjangan PPKM Tiap Pekan Membuat Masyarakat Bingung
Epidemiolog Pertanyakan Roadmap Pemerintah Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Tolak Bala Tradisi Jathilan dalam Ritual Sudo Molo 1 Suro Warga Lereng Lawu
Jathilan, Tari Tertua di Jawa dalam Peringatan Sudo Molo 1 Suro
Update 10 Agustus 2021: Jumlah Pasien di Wisma Atlet Berkurang Jadi 1.736