Cerita anak tukang rujak sukses jadi Kapolres di Riau
Pria yang akrab disapa Dasuki alias Kiki ini tumbuh dan besar di kota Medan Sumatera Utara. Untuk dapat mengenyam pendidikan selama Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, dia kerap berjualan seperti yang dilakukan orangtuanya. Meski hidup serba kekurangan, semangatnya membara agar tetap dapat bersekolah.
Lahir dari orangtua penjual rujak dan pecel keliling kampung, membuat AKBP Dasuki Herlambang penuh semangat. Tak hanya mampu mengikuti jejak orangtua dalam mengulek bumbu, otak encer dan jenius berhasil membuatnya lolos masuk Akademi Kepolisian pada tahun 1993 dan lulus pada 1996 lalu.
Pria yang akrab disapa Dasuki alias Kiki ini tumbuh dan besar di kota Medan Sumatera Utara. Untuk dapat mengenyam pendidikan selama Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama, dia kerap berjualan seperti yang dilakukan orangtuanya. Meski hidup serba kekurangan, semangatnya membara agar tetap dapat bersekolah.
"Dulu jangankan untuk sekolah, untuk makan saja susah. Kalau mau sekolah ya jualan dulu, cari uang sendiri dan bantu orangtua. Cita-cita saya ingin jadi gubernur saat itu," ujar Dasuki memulai perbincangan dengan merdeka.com, Jumat (30/12).
Bagi Dasuki, kondisi ekonomi bukanlah halangan untuk menggapai cita-cita. Menjadi seorang kepala daerah seperti gubernur, adalah impian Dasuki saat masih kecil. Namun untuk menempuh itu, zaman dulu memang kebanyakan mesti berlatar belakang militer.
-
Kapan cerita lucu tentang polisi yang menilang cewek bisa terjadi? Suatu hari ada operasi kendaraan bermotor yang dilakukan oleh polisi.Polisi: Selamat siang, bisa tunjukan SIM Anda?Cewek: Waduh hilang PakPolisi: Hah, hilang ke mana?Cewek: "Ndak tau, Pak. Sekarang suka ngilang-ngilang gak ada kabar. Mungkin udah bosan. Hiks hiks"
-
Bagaimana polisi membantu pemuda tersebut? Saat mereka berdua keluar tol, pemuda tersebut langsung diajak makan oleh anggota Polri yang tidak diketahui namanya itu. Pasalnya, pemuda tersebut belum makan dan masih harus melakukan perjalanan yang cukup panjang.“Ayo nanti keluar tol kita makan dulu, ya. Kita sarapan dulu, ya,” kata Polisi. Sesampainya di tempat makan, pemuda tersebut pun manghabiskan makanannya dengan lahap. Ia mengaku sudah kehabisan energi untuk berjalan kaki. Setelah makan, Polisi tersebut memberikan sejumlah uang dan sembako kepada pemuda itu untuk ongkos naik kendaraan umum dan bekal selama di rumah.“Buat bekal, buat ongkos ini, ya, cukup ya. Ini sembako buat bawa balik. Hati-hati di jalan, ya
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
Kapolres Kuantan Singingi ©2016 Merdeka.com
"Saat kecil saya ingin jadi kepala daerah, saya pun berniat masuk militer supaya bisa jadi bupati atau gubernur. Saya pun semakin rajin jualan apa yang bisa dijual dan bantu orangtua, pakaian sekolah saja bekas abang saya, yang penting bisa sekolah," kata Dasuki.
Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di Medan, Dasuki memohon restu dari orangtuanya untuk menggali ilmu ke Pulau Jawa. SMA Taruna Nusantara di Magelang menjadi pilihannya. Ya, di situlah Dasuki mulai berpisah dari orangtuanya demi cita-cita. Sekolah di pulau Jawa merupakan impian anak-anak sebayanya kala itu.
"Dalam benak saya pada waktu itu, bagaimana caranya supaya bisa membuat orangtua saya senang dan bangga saya bisa jadi orang berpendidikan, meski anak tukang rujak dan pecal," kata Dasuki.
Selama menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara, Dasuki dibiayai negara. Berkat IQ tinggi yang dimilikinya, dia mendapat beasiswa bersama pelajar lainnya.
"Tahun 1990, sekolah itu baru dibuka. Kami angkatan pertama saat itu. Lulusnya tahun 1993, saat itu saya langsung daftar AKABRI, supaya bisa jadi gubernur," ucapnya.
Setelah tamat dari SMA Taruna Nusantara, Dasuki coba-coba untuk mengikuti tes di Akabri yang belum terpecah saat itu. Targetnya bisa jadi anggota Kopassus untuk kemudian jadi gubernur, tapi Dasuki ditakdirkan ke Akpol bagian dari Akabri kala itu. Sadar akan pemberian dan anugerah Tuhan, Dasuki sangat bersyukur.
Tak terbayangkan raut wajah bahagia kedua orangtua mendengar Dasuki yang merantau jauh-jauh ke pulau Jawa bisa lulus di Akpol. Dasuki berhasil membuat orangtuanya bangga.
Kapolres Kuantan Singingi ©2016 Merdeka.com
"Alhamdulillah sangat bersyukur sekali, anak seorang tukang rujak lulus di Akpol. Saat itu tak nyangka, jangankan untuk berlebih, untuk makan saja susah," ucap Dasuki.
Tahun 1993, Dasuki pun mulai menjalani pendidikan militer di Akpol bersama Taruna lainnya. Bayangkan saja, dari ratusan bahkan ribuan orang pendaftar, Dasuki salah satu orang yang hidup serba kekurangan mampu menyaingi yang lainnya. Selain otaknya encer, doa sang ibu membuatnya berhasil menamatkan pendidikan di Akpol tahun 1996.
"Semua yang saya dapatkan karena doa orangtua saya, doa ibu saya. Tapi beliau telah pulang sebulan sebelum saya dilantik jadi Kapolres Kuantan Singingi," kenang pria berusia 44 tahun ini.
Kini, Kapolres Kuantan Singingi provinsi Riau ini hanya bisa berdoa untuk ibunya yang sudah terlebih dahulu menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Ayahnya masih menemani Dasuki dalam menjalani hidup bersama istri Teti Indrawati dan empat orang anaknya. Enam saudara kandungnya yang turut mendukung perjuangannya, juga menjadi perhatian Dasuki saat ini.
Karena sejak kecil rajin membantu ayah dan ibunya untuk mengulek bumbu rujak dan pecel, kemampuan Dasuki tak diragukan lagi. Semua anak buahnya di Polres Kuantan Singingi pun diajari cara membuat rujak yang enak.
"Sejak kecil saya bisalah membuat rujak dan pecel, masakan lain juga bisa. Ilmu itu harus dibagi-bagi, siapa saja yang mau belajar buat rujak, silakan saya bersedia," pungkasnya.
Baca juga:
Kisah Hiba Al-Sharfa, penderita down syndrome jadi guru di Palestina
Kisah heroik dokter sukarela di desa terpencil Tibet
Bos baik hati ini ajak 800 karyawan berlayar ke Karibia
Ini cara-cara paling unik orang kaya bagikan harta buat warga miskin
Ketulusan hati Brigadir Syukri ikhlas ajarkan anak-anak mengaji
Kisah AKBP Indra Jafar, Muazin hingga jabat Wadir Lantas Polda Metro
Pidato jenderal polisi soal salat tepat waktu bikin hati bergetar