Cerita Awal Mula Bripka Andry Bongkar Perintah Komandan Kumpulkan Duit dari Pengusaha
Bripka Andry masih mengingat betul peristiwa pada 3 Maret 2023 silam. Saat itu sedang ada rapat Komandan Brimob Satuan Polda Riau. Sementara posisi Bripka Andry berada di ruangan operasional yang bersebelahan dinding dengan ruang rapat. Tiba-tiba terdengar ada mutasi termasuk dirinya.
Bripka Andry Darma Irawan akhirnya muncul ke publik. Dalam sebuah acara talk show di televisi swasta, Bripka Andry menceritakan secara detail kasus yang dialaminya.
Sosok Bripka menjadi viral usai curhatannya di media sosial. Dia mengeluhkan mutasi yang dialami padahal sudah mematuhi perintah bahkan memberikan setoran yang diminta atasannya bernama Kompol Petrus Hottiner Simamora.
-
Apa tugas utama Brimob Polri saat ini? Korps Brimob Polri bertugas menanggulangi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif.
-
Siapa yang dianggap sebagai Bapak Brimob Polri? Atas perjuangannya, Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. H. Moehammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brimob Polri.
-
Kapan Brimob Polri resmi berdiri? Tanggal ini menandai berdirinya Brimob pada tahun 1946 di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Apa jabatan sahabat Irjen Pol Krishna Murti di PBB? Saat ini beliau sudah jadi Kepala Polisi PBB dan saya jadi Kadiv Hubungan Internasional Polri," ungkapnya.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
Buntut curhatan Bripka Andry, Kompol Petrus dipecat dari jabatannya sebagai Komandan Batalyon Pelopor B di Polda Riau.
Bripka Andry masih tak percaya dengan mutasi terhadapnya. Karena sebagai anak buah, sudah melaksanakan semua perintah komandannya. Dia menceritakan peristiwa mengagetkan itu.
Di Balik Cerita Mutasi Bripka Andry
Bripka Andry masih mengingat betul peristiwa pada 3 Maret 2023 silam. Saat itu sedang ada rapat Komandan Brimob Satuan Polda Riau. Sementara posisi Bripka Andry berada di ruangan operasional yang bersebelahan dinding dengan ruang rapat.
Dia bisa mendengar jelas isi rapat hari itu karena mengenakan speaker. Kemudian, terdengar ada pembahasan soal mutasi yang menurutnya memang proses sangat mendadak.
"Dikirimkan oleh operator zoom, junior saya, saya terkejut," kata Bripka Andry dikutip dari tayangan eksklusif NetTv [JUJUR-JUJURAN] ANGGOTA BRIMOB RIAU BONGKAR KELAKUAN KOMANDAN, SETOR HINGGA Rp650 JUTA!!, Selasa (13/6).
Bripka Andry tampak mengenakan kaos abu lengan pendek dan berkerah. Dia didampingi ibunya.
Sejumlah nama yang dimutasi salah satunya adalah Bripka Andry. Dia kaget bukan main. Apalagi malam sebelumnya masih mendampingi Kompol Petrus untuk makan bersama di luar. Pertemuan malam itu, katanya, berlangsung baik-baik saja. Bahkan, Andry mendapat pesan dari Kompol Petrus.
"Andry kita majukan kegiatan kita untuk batalyon, siap komandan. Kamu jalani dinas, siap komandan. Semua perintah saya laksanakan sesuai perintah komandan," katanya mengulang pesan Kompol Petrus di malam itu.
Mutasi sebenarnya hal yang wajar dalam sebuah institusi. Apalagi di kepolisian. Hanya saja, kata dia, umumnya proses mutasi karena permintaan personel ingin pindah dinas ke tempat lain. Atau, melakukan kesalahan.
"Saya kaget, karena saya merasa tidak ada mengajukan mutasi, saya berpikir tidak ada masalah, ada apa? Padahal malam nya ngobrol baik dengan Pak Petrus, kenapa pagi-pagi ada mutasi?" kata Bripka Andry.
Singkat cerita, dia menemui Kompol Petrus seusai rapat. Dia mempertanyakan proses mutasinya ke Pekanbaru. Lalu apa reaksi Kompol Petrus kala itu?
"Aduh Ndry, saya tidak tahu ini keputusan Brimob Pekanbaru. Karena begitu jawaban beliau, saya kembali ke ruangan melanjutkan pekerjaan dan menghubungi keluarga saya, saya menghubungi istri saya, jangan terkejut papa dimutasi, mama sabar, nanti saya coba menghadap lagi," katanya.
Andry terus mencecar komandannya bertanya alasan mutasi. Kompol Petrus malah menjawab Andry tidak ada kontribusi untuk satuannya. Dia kaget bukan kepalang. Padahal semua yang menjadi tugasnya sebagai anggota Brimob sudah dilakukan. Termasuk tugas tambahan mencari setoran. Karena tak terima, dia membantah tuduhan itu.
"Mohon izin komandan, saya sudah laksanakan semua perintah komandan saya, saya turuti semua. Beliau minta cari dana saya carikan, saya dapat saya laporkan, agar tidak ada persepsi saya dapatkan uang ini dari yang macam-macam," ungkapnya.
Informasi lainnya juga menyebut Bripka Andry dimutasi karena meminta setoran dari pihak luar. Padahal, apa yang dilakukannya justru atas sepengetahuan dan instruksi langsung Kompol Petrus sebagai atasannya. Perintah itu dimulai pada Oktober 2021.
"Saya melaksanakannya, jumpai rekan-rekan seperti yang saya sebutkan tadi, kesannya seperti minta minta. Namun demi perintah, saya tidak jelaskan kerumitan saya di lapangan, tahunya berhasil, saya kirim. Kerjaan ini harus berhasil itulah yang saya laksanakan," cerita Andry menggebu-gebu.
Dia tak puas dengan penjelasan singkat pagi itu seusai rapat. Selesai istirahat makan siang, Bripka Andry kembali menghadap Kompol Petrus da bertanya alasan dirinya dimutasi. Sayang, atasannya itu sedang di luar. Tapi dia tak menyerah dan terus menunggu. Tak juga muncul sampai sore, Bripka Andry memutuskan bertemu ibunya dan menceritakan apa yang terjadi.
"Karena ibu saya faktor perawatan dalam keadaan sakit, ibu saya punya riwayat sakit dari 2012, sehingga membutuhkan saya disaat untuk berobat saya yang mengantar," ujar Bripka Andry.
Tetapi, nasi sudah menjadi bubur. Bripka Andry tetap dimutasi ke Batalyon A Pelopor Satuan Brimob Polda Riau. Jikalau alasan mutasinya karena tidak berkontribusi dan mencari setoran dari pihak luar, dia sangat kecewa. Karena yang dilakukannya semata-mata bentuk kepatuhan pada atasan.
"Saya di sini menjalankan perintah Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Riau Kompol Petrus Hottiner Simamora S.Sos, diminta dari awalnya pemindahan Polindes, proposalnya diminta saya jalankan, saya jalankan, saya laksanakan Alhamdulillah terbangun. Tanpa ada kendala dan diumumkan juga di apel batalyon bangunan klinik ini Polindes ini atas bantuan si Andry," kata Bripka Andry lirih.
Apalagi, katanya, permintaan itu berulang kali disampaikan Kompol Petrus meski dia sendiri tidak tahu akan dipakai apa.
"Andry ada amunisi, Ndry butuh uang, Ndry oake dana cadangan mu, saya siap, saya dahulukan. Jadi semua perintah saya laksanakan, beliau hanya saat butuh saya usahakan saya kirim. Itulah pekerjaan saya sambil saya melaksanakan dinas selaku PID, selaku jabatan saya," tegas Bripka Andry.
Minta Perlindungan LPSK
Bripka Andry sempat mengajukan permohonan perlindungan ke LPSK pada pekan lalu. Namun, belum juga diproses oleh LPSK. Alasannya ada sejumlah persyaratan yang belum dilengkapi.
Polri juga menyikapi permohonan perlindungan yang diminta Bripka Andry pada LPSK. Polri juga siap memberikan perlindungan.
"Ya kalau memang Bripka Andry butuh perlindungan, tentu pasti kita akan lakukan perlindungan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (8/6).
Namun Polri belum mengetahui apakah Bripka Andry mendapat ancaman usai curhatannya tidak terima dimutasi padahal telah membantu mencarikan dana Rp650 juta untuk Kompol Petrus.
Belakangan, Kepolisian Daerah Riau masih terus mencari keberadaan Bripka Andry. Bahkan Bripka Andry juga dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Bripka Andry sudah tidak berdinas sejak dimutasi pada Maret 2023. Terlebih saat ini dia berstatus desersi. Bripka Andry akan dibawa ke sidang etik.
Keputusan sidang kode etik itu kewenangan dari komisi kode etik yang dalam memutuskan tidak dipengaruhi oleh siapapun," kata Kabid Humas Polda Riau, Kombes Nandang Mu’min Wijaya saat dihubungi merdeka.com, Minggu (11/6).
Hingga saat ini Bripka Andry masih belum dapat dimintai keterangannya secara langsung terkait setor-setoran terhadap Kompol Petrus. "Bid propam ini masih dalam melakukan pencarian," tegas Nandang.
(mdk/lia)