Cerita Haru Polisi di Garut Dampingi Pelajar Yatim Piatu Ambil Rapor
Adalah Bripka Gun Gun, sosok Bhabinkamtibmas yang menemani Ahmad mengambil rapor di sekolahnya.
Pembagian rapor bagi para siswa sering kali jadi momen yang ditunggu-tunggu. Salah satu alasannya, pembagian rapor menjadi momen bagi para siswa untuk menunjukan hasil belajar mereka selama satu semester penuh kepada orang tua.
Namun hal tersebut tidak bisa dirasakan oleh Ahmad (11) siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Garut. Bagaimana tidak, dia tidak bisa didampingi kedua orang tuanya saat mengambil rapor di sekolah karena telah meninggal dunia.
- Cerita Kepala Sekolah Diminta Polisi Bujuk Supriyani Akui Aniaya Siswa, Guru Honorer Sempat Nangis Bingung Minta Maaf
- Pelajar SMP di Padang Tewas dengan 6 Tulang Rusuk Patah, LBH: Diduga Disiksa Polisi
- Gara-gara Kesenggol Polisi Waktu Sekolah, Cerita Prajurit TNI AD Asal Aceh Ini Ingin Jadi Tentara, Sang Komandan 'Berkelahi Ya'
- Momen Haru Pemuda Yatim saat Dilantik Jadi Bripda Usai Dua Kali Gagal, Ibunda: 'Semoga Almarhum di Surganya Allah Bangga'
Meski tidak memiliki orang tua lagi, Ahmad mengaku sempat berharap agar pengambilan rapor bisa dilakukannya bersama sanak saudaranya yang lain. Namun harapan itu ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Saudara yang seyogianya bisa mendampinginya ternyata memiliki kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.
Sempat bingung karena harus didampingi walinya, Ahmad sempat berpikir untuk Ikhlas mengambil sendiri atau membiarkan rapornya di sekolah. Sampai akhirnya, dia menerima kabar kalau Bhabinkamtibmas Desa Jati, Polsek Tarogong Kaler siap mendampinginya mengambil rapor.
Adalah Bripka Gun Gun, sosok Bhabinkamtibmas yang menemani Ahmad mengambil rapor di sekolahnya. Dia bercerita bahwa awalnya dirinya menerima kabar seorang siswa sekolah di wilayah binaannya tidak bisa mengambil rapor karena tidak ada wali pendamping pada Jumat (20/12).
“Ananda Ahmad ini memang anak yatim piatu sehingga saat mengambil rapor tidak bisa didampingi orang tuanya. Selain itu juga pada waktu yang sama, saudaranya yang lain selaku wali juga tidak bisa mendampingi karena ada kesibukan,” kata Gun Gun, Minggu (22/12).
Sebagai bentuk pertanggungjawabannya sebagai polisi, Gun Gun mengaku tidak berpikir lama untuk mengambil langkah pendampingan terhadap Ahmad. Dia pun langsung menghubungi pihak sekolah bahwa dirinya yang akan mendampingi Ahmad saat menerima rapor.
“Saya hanya ingin membantu, karena sebagai Bhabinkamtibmas bukan hanya bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat saja, namun juga membantu masyarakat. Ketika saya menerima informasi adanya siswa yang tidak bisa mengambil rapor karena tidak ada wali yang mendampingi, saya langsung menghubungi pihak sekolah, saya katakan saya yang akan mendampingi,” jelasnya.
Merasa Terharu
Sebagai Bhabinkamtibmas, Gun Gun mengaku baru pertama kali mendampingi siswa mengambil rapor. Namun pengalaman pertamanya itu membuatnya merasa terharu, karena dirinya harus memposisikan sebagai orang tua dari siswa.
Oleh karenanya, setelah menerima rapor, dia pun membacakan hasil belajarnya Ahmad. Dalam kesempatan itu, Gun Gun juga menyemangati dan memotivasinya agar Ahmad belajar lebih giat juga semangat dalam belajarnya.
“Saya sampaikan bahwa hakikat yatim piatu itu bukanlah karena ditinggalkan ayah dan ibunya karena kita masih bisa mendoakannya. Yatim piatu yang sesungguhnya itu bila kita minim ilmu, adab, dan budi pekerti,” ucapnya.
Terkait aksi Bripka Gun Gun, Kapolres Garut AKBP Fajar M Gemilang mengatakan bahwa apa yang dilakukan itu merupakan implementasi dari program Polri Presisi. Dia pun berharap apa yang dilakukan bisa dicontoh oleh anggota Polri lainnya.
"Polri Presisi adalah upaya untuk kita semakin dekat dan peka terhadap kondisi sosial di Masyarakat. Semoga langkah seperti ini dapat terus berkesinambungan dan menjadi teladan bagi semua pihak," katanya.