Cerita Ibu di Banyumas Suruh Anaknya Bunuh 1 Keluarga Gara-Gara Warisan
Satu keluarga di Desa Pasinggangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dibunuh oleh empat tersangka. Keempat korban merupakan saudara dan sepupu para pelaku. Saat prarekonstruksi, keempat pelaku memperagakan 18 adegan ketika membunuh para korban.
Satu keluarga di Desa Pasinggangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dibunuh oleh empat tersangka. Keempat korban merupakan saudara dan sepupu para pelaku. Saat prarekonstruksi, keempat pelaku memperagakan 18 adegan ketika membunuh para korban.
"Secara umum ada 18 adegan. Prarekonstruksi ini tujuannya untuk meyakinkan kami selaku penyidik terkait dengan pasal yang kita sangkakan, kemudian peran dari keempat tersangka," kata Kepala Unit III Satreskrim Polres Banyumas Ipda Rizky Adhiansah Wicaksono di sela prarekonstruksi yang digelar di rumah Misem, warga Desa Pasinggangan RT 07 RW 03, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Rabu (28/8).
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Kapan jembatan kaca di Banyumas pecah? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa yang terjadi di jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas? Pecahnya lantai jembatan kaca hingga kini masih dalam penyelidikan polisi Rabu (25/10), sebuah wahana wisata jembatan kaca di kawasan wisata The Geog, Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, pecah. Insiden pecahnya jembatan kaca itu menyebabkan seorang pengunjung meninggal dunia dan seorang lainnya terluka.
-
Bagaimana cara penambang di Banyumas mengumpulkan batu emas? Batu-batu yang dikumpulkan para penambang kemudian dimasukkan ke dalam karung lalu ditarik ke atas dengan tali kerek. Di atas, batu-batu tersebut dihancurkan secara manual menggunakan palu, lalu dimasukkan ke mesin penggiling untuk dihancurkan kembali sampai halus.
-
Apa saja yang dilakukan Banyumas untuk mengatasi permasalahan sampah? Lewat kedua aplikasi tersebut, masyarakat Banyumas bisa mengubah sampah menjadi uang sekaligus membantu presentase pengurangan sampah di Kabupaten Banyumas secara efisien. Dari awalnya 6 TPST, pembangunan terus berkembang pesat menjadi 29 TPST dan tersebar di seluruh penjuru kabupaten secara merata. Mengutip situs goodnewsfromindonesia.id, pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas dilakukan dengan melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).
-
Apa yang dilakukan warga di Banyumas karena sungai kering? Sungai kering itu kemudian dimanfaatkan warga untuk membuat sumur di dasar sungai dengan cara melubangi dasar sungai. Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Misem merupakan ibu dan nenek dari keempat tersangka maupun korban pembunuhan yang terjadi pada tanggal 9 Oktober 2014, dan baru terungkap setelah kerangka keempat korban ditemukan tanggal 24 Agustus 2019.
Keempat korban pembunuhan tersebut terdiri atas Supratno (51) anak pertama Misem, Sugiono (46) anak kedua Misem, Heri (41) anak kelima Misem, dan Vivin (21) anak dari Supratno. Sedangkan keempat tersangka terdiri atas Saminah (52) beserta tiga anaknya, yakni Irfan (32), Putra (27), dan Saniah (37). Tersangka Saminah merupakan anak kedua dari Misem.
Empat kerangka korban pertama kali ditemukan oleh Rasman (63) saat membersihkan halaman belakang rumah Misem, warga Desa Pasinggangan RT 07 RW 03, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Kamis (22/8).
Tetapi Rasman baru menceritakan penemuan tengkorak itu kepada warga bernama Saren (55) pada hari Sabtu (24/8), yang dilanjutkan dengan laporan ke Kepolisian Sektor Banyumas.
Dalam prarekonstruksi tersebut, polisi ingin mengetahui siapa yang menjadi tersangka utama, siapa yang turut membantu, dan siapa yang menghilangkan barang bukti.
Dari hasil prarekonstruksi, pelaku pembunuhan ada tiga orang, yakni Irfan, Putra dan Saminah. sedangkan Saniah membantu menjual sepeda motor para korban beserta laptop.
"Untuk jumlah tersangka tetap empat (orang), namun kami tidak tahu dalam proses penyidikan nantinya seperti apa. Namun untuk sementara kita pastikan hanya empat orang," ucapnya.
Sejumlah adegan yang diperagakan tersangka Irfan, Putra dan Saminah di luar rumah Misem antara lain penyiapan lubang untuk mengubur para korban di belakang rumah itu hingga proses penguburannya, sedangkan adegan pembunuhan terhadap keempat korban diperagakan di dalam rumah.
Selain itu, dalam prarekonstruksi juga diperagakan adegan perencanaan pembunuhan tersebut di dalam rumah Saminah yang berjarak sekitar 5 meter sebelah barat rumah Misem, termasuk adegan ketika Saminah menemui warga yang datang ke rumah.
Prarekonstruksi tersebut menarik perhatian ratusan warga sehingga mereka memadati sekeliling rumah Misem. Bahkan ketika tersangka Irfan dan Putra memeragakan adegan mengubur keempat korban di belakang rumah Misem, puluhan warga nekat menerobos garis polisi.
Kepala Polres Banyumas Ajun Komisaris Besar Polisi Bambang Yudhantara Salamun menuturkan, motif pembunuhan adalah dendam yang didasari masalah tanah warisan.
"Kejadian pembunuhan pada siang hari di mana diskenariokan Bu Saminah membawa Bu Misem ke rumahnya supaya kondisi rumah di TKP itu (rumah yang ditempati Misem) kosong," katanya.
Misem dibawa ke rumah Saminah dengan alasan untuk dirawat karena kondisinya saat itu sedang tidak sehat.
Selanjutnya, Irfan dan Putra masuk ke dalam rumah Misem. Mereka menemukan Sugiono sedang mandi, dan ketika keluar dari kamar mandi dipukul menggunakan besi bekas dongkrak.
"Kondisi besinya sudah seperti ini karena dikubur di dekat saluran air sehingga terkikis," ujar Kapolres menunjukkan besi bekas dongkrak yang digunakan untuk memukul korban Sugiono.
Setelah dipukul Irfan dengan menggunakan besi, Sugiono kembali dipukul Putra dengan menggunakan tabung elpiji ukuran 3 kilogram hingga meninggal dunia dan selanjutnya jenazahnya dibawa ke salah satu kamar di rumah Misem.
Sebelum Sugiono dibunuh, sempat terjadi percekcokan sehingga terdengar oleh tetangga sekitar rumah Misem.
"Saat tetangga datang, ditemui oleh Saminah dan disampaikan bahwa ada permasalahan sedikit, tapi sudah tidak ada masalah. Jadi yang menenangkan tetangga yang datang itu ibu para tersangka ini," ucapnya.
Ia mengatakan Irfan dan Putra selanjutnya menunggu kedatangan penghuni rumah Misem lainnya, hingga akhirnya datanglah korban kedua, Supratno yang baru pulang dari tempat kerja.
Sesampainya di rumah, Supratno yang merupakan pegawai negeri sipil dibunuh kedua tersangka dengan cara dipukul menggunakan besi dan tabung elpiji.
Setelah meninggal dunia, jenazah Supratno dibawa ke dalam kamar dan ditumpuk di atas jenazah Sugiono.
"Tidak lama kemudian, datanglah saudara Heri yang merupakan putra bungsu atau putra kelima dari Bu Misem. Begitu datang, masuk ruang tengah, saudara Heri langsung dipukul dari belakang oleh kedua tersangka hingga meninggal dunia dan selanjutnya dimasukkan ke dalam kamar, lalu ditumpuk dengan korban lainnya," papar Kapolres.
Kendati tiga orang tersebut merupakan target utama, kata dia, kedua tersangka tahu jika tidak lama lagi akan datang sepupu mereka, yakni Vivin yang merupakan putri dari Supratno dan tercatat sebagai mahasiswi IAIN Purwokerto.
Saat tahu Vivin akan datang, kedua tersangka mencoba mengirim pesan singkat melalui telepon seluler milik Supratno supaya tidak pulang agar tidak menjadi korban kembali.
Akan tetapi ternyata pesan singkat itu tidak dibalas karena Vivin sudah sampai di rumah Misem, hingga akhirnya turut dibunuh oleh Irfan dan Putra.
"Keempat korban selanjutnya dikubur di belakang rumah Misem pada malam hari," ungkapnya.
Setelah kejadian tersebut, Misem dilarang pulang ke rumahnya oleh Saminah selama hampir satu bulan dan selama itu pula Irfan beserta Putra selalu membersihkan rumah Misem yang berjarak sekitar 5 meter dari rumahnya.
Ia mengatakan pascakejadian tersebut, beberapa tetangga sering kali datang untuk menanyakan keberadaan para korban tetapi disampaikan bahwa mereka pergi merantau.
Menurut dia, hal itu juga disampaikan Saminah kepada Misem bahwa ketiga saudaranya pergi merantau sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
Sementara tersangka lainnya yang merupakan putri sulung Saminah, yakni Saniah berperan menjual beberapa barang milik korban di antaranya sepeda motor.
Disinggung mengenai barang bukti yang telah diamankan, dia mengatakan salah satunya lubang tempat ditemukannya kerangka yang memiliki ukuran panjang 150 sentimeter, lebar 120 sentimeter, dan kedalaman sekitar 40 sentimeter.
"Di situ (lubang) juga ditemukan tali yang ada di sekitar kerangka (bagian) leher. Kita temukan juga ada handphone dan sepatu, ada dua sepatu yang berbeda. Ini menjadi petunjuk kami untuk kemudian kita akan melakukan penyelidikan selanjutnya," jelasnya.
Para tersangka bakal dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 subsider Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, dengan ancaman hukuman seumur hidup atau 20 tahun penjara.
"Khusus untuk tersangka Saminah dikenakan Pasal 480 KUHP di mana dia tidak terlibat dalam rangkaian pembunuhan mau pun perencanaannya, namun dia menjual barang-barang milik korban," ucapnya.
Baca juga:
Jasad Wanita Bersimbah Darah Ditemukan di Kebon Jeruk, Diduga Korban Pembunuhan
Mengungkap Sosok KV Terlibat Pembunuhan Ayah & Anak: Bukan Anak Aulia Tapi Adik Tiri
Kapolres Sukabumi Ungkap Istri yang Bunuh Suami Punya Utang Rp10 Miliar
Ini Tampang Siska Sarangheo, Pembunuh Waria di Lubuklinggau
Cerita Tetangga Adukan Rumah Aulia di Lebak Bulus Terbakar Tapi Direspons Cuek
Polisi Buru Pembantu yang Kenalkan Aulia Kesuma dengan Pembunuh Bayaran