Cerita di Balik Kue Laklak, Serabinya Bali yang Gambarkan Kasih Sayang Ayah Kepada Keluarganya
Kabarnya, kue ini lahir dari rasa kasih sayang seorang ayah kepada keluarganya yang hilang dan tak pernah ditemukan
Kabarnya, kue ini lahir dari rasa kasih sayang seorang ayah kepada keluarganya yang hilang dan tak pernah ditemukan
Cerita di Balik Kue Laklak, Serabinya Bali yang Gambarkan Kasih Sayang Ayah Kepada Keluarganya
Siapa bilang jika kue serabi hanya ada di pulau Jawa? Nyatanya, kue ini turut meramaikan khazanah kudapan tradisional di pulau Bali.
Walau bentuknya mirip, kue khas bernama Laklak ini ternyata punya rasa dan cerita yang berbeda.
Tak sekedar camilan, kue basah khas Pulau Dewata tersebut ternyata memiliki keunikan dan sisi menariknya tersendiri. Kue ini juga menjadi pengiring kegiatan ibadah umat Hindu di momen tertentu.
-
Dari mana asal kue balok? Kue Balok adalah sejenis kue tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Betawi, Jakarta.
-
Apa yang membuat Kue Takjil istimewa? Kue takjil, dengan keberagaman rasa dan bentuknya, menjadi pilihan favorit untuk memulai buka puasa setelah seharian menahan lapar dan dahaga.
-
Mengapa kue balok populer? Kemudian, kue ini mulai populer di kalangan warga lokal karena rasanya yang unik dan teksturnya yang lembut.
-
Apa itu Kue Geplak Betawi? Bentuknya tidak sebesar roti Belanda ataupun tart yang saat itu banyak dijual di toko-toko.Meski demikian, kue ini punya banyak penggemar tak terkecuali dari kalangan Belanda itu sendiri.
-
Siapa yang mewariskan resep Kue Talam? Generasi penerus Hj. Hatim, Khairunnisa, mengatakan bahwa tradisi membuat kue talam telah diwariskan secara turun-temurun di keluarganya.
-
Apa itu kue lapis? Kue lapis adalah kue tradisional Indonesia yang terbuat dari adonan tepung beras, tepung kanji, santan, gula pasir, garam dan pewarna.
Kabarnya, kue ini lahir dari rasa kasih sayang seorang ayah kepada keluarganya yang hilang dan tak pernah ditemukan. Yuk cicipi rasanya dan kenalan lebih jauh dengan Kue Laklak yang unik ini.
Punya Bentuk Mirip Serabi di Pulau Jawa
Ungkapan Kue Laklak sebagai serabinya Bali rupanya tak salah. Ini berkaitan dengan bentuknya yang persis mirip makanan khas Kota Solo dan Bandung yang kesohor itu.
Secara umum, Kue Laklak punya bentuk bundar dan cukup tebal. Warnanya pun hijau alami dari daun suji dan pandan.
Agar makin nikmat, Laklak biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut dan gula aren cair.
Kue ini jadi santapan favorit warga Bali saat kegiatan peribadatan, maupun untuk menu sarapan dan teman bersantai.
Proses Pembuatannya Masih Tradisional
Salah satu pembuat Kue Laklak asal Kota Denpasar, Gede Yota, menyebut jika kue ini masih dibuat oleh warga Bali secara tradisional.
Alat masaknya juga dipertahankan sejak zaman dulu, yakni tungku tanah liat berbahan bakar kayu dengan pencetak lawas berbahan sama.
Untuk bahannya digunakan tepung beras yang diberi air, tambahan garam sedikit serta larutan daun suji maupun pandan sebagai pewarna alami hijau yang sehat.
“Bahan-bahan harus betul-betul alami. Jadi tidak memakai pewarna buatan dan pengawet. Ini benar-benar masih tradisional,” terang Gede Yota, mengutip Youtube Liputan6 SCTV, Senin (15/7).
Harganya Murah
Satu porsi Laklak harganya terjangkau. Di kedai milik Gede Yota, pembeli hanya diharuskan merogoh kocek Rp5 ribu untuk mendapatkan 4 potong kue tersebut.
Harganya yang murah dengan rasa yang lezat dan tentunya menyehatkan ini membuat masyarakat di masa sekarang masih menyukainya.
“Kue Laklak itu rasanya enak banget, terus yang menarik pembuatannya juga masih alami dari daun suji dan pastinya ini tanpa menggunakan bahan pengawet. Ini yang membuat Kue Laklak itu nikmat,” terang pembeli bernama Ketut Suciari.
Jadi Pengiring Upacara Peribadatan Agama Hindu
Dalam laman disbud.bulelengkab.go.id, dikatakan bahwa camilan tersebut jadi salah satu unsur yang sakral karena wajib hadir di upacara keagamaan Hindu bernama Banten.
Dalam kegiatan ini, Kue Laklak disandingkan bersama sesajian lainnya yakni bunga serta buah buahan. Keseluruhan jenis upacara dalam Agama Hindu Bali dapat digolongkan kedalam lima macam upacara yang disebut Panca Yadnya.
Keterkaitan antara kuliner tradisional dengan kegiatan upacara Agama Hindu juga bermula dari kemunculan kue ini di masa lampau.
Asal Usul Kue Laklak
Tidak ada yang tahu secara pasti, kapan kue ini pertama kali muncul.
Namun dalam sejarahnya, Kue Laklak berkaitan dengan kegiatan peribadatan umat Hindu dari seorang pengelana di abad ke-16 bernama Dang Hyang Nirartha.
Ketika itu, kue ini hadir atas permintaan salah satu puterinya usai peristiwa mengerikan yang dialami dirinya. Kue ini sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh Dang Hyang Nirartha di masa itu.
Anak dari Dang Hyang Nirartha yang meminta Kue Laklak bernama Ida Rai Istri yang saat itu diberi anugerah kekuatan untuk melawan iblis dan kejahatan di dunia.
Bentuk Kasih Sayang Ayah Kepada Keluarganya
Kue Laklak dipercaya muncul saat Dang Hyang Nirartha masuk ke mulut seekor naga raksasa di hutan saat mengembara. Ketika itu, anak-anak dan istrinya menunggu di luar.
Namun, mereka terkejut melihat tubuh Dang Hyang Nirartha berubah warna menjadi hitam, putih, dan kemerahan. Karena takut, anak dan istrinya melarikan diri.
Dengan sabar, Dang Hyang Nirartha mencari anak dan istrinya. Dia berhasil menemukan semua putra dan putrinya, kecuali istri dan satu putrinya yang bernama Ida Diah Swabawa.
Setelah pencarian yang tidak membuahkan hasil, Dang Hyang Nirartha menganggap keduanya telah meninggal dunia.
Dang Hyang Nirartha kemudian melakukan upacara penyupatan dan mendewakan arwah istri dan anaknya sebagai Dewi Melanting di Pura Pulaki agar arwah mereka bisa sampai ke surga.
Salah satu putrinya, Ida Rai Istri, tidak lari dan dianugerahi kekuatan untuk menguasai seluruh makhluk halus bergelar Ratu Niang Sakti. Ida Rai Istri setuju, namun meminta sesajen Laklak sebagai syarat. Ayahnya menyanggupi, sebagai wujud kasih sayang kepada keluarga.