Cerita lurah kenang keceriaan warga sebelum kecelakaan bus di tanjakan Emen
Lurah sekaligus Ketua rombongan Rapat Anggota Tahunan (RAT), ini mulanya sempat tak ingin mengikuti kegiatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Permata itu. Namun karena kedekatannya dengan warga akhirnya dia mengikuti kegiatan tersebut bersama sang istri.
Lurah Pisangan, Idrus Asenih Kurnain (53), bersyukur selamat dari tragedi kecelakaan maut rombongan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Permata. Dia hadir saat korban kecelakaan bus yang terjadi di tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, tiba di RSUD Tangerang Selatan, Minggu (11/2).
"Benar-benar saya syok berat. Saya enggak sanggup melihat korban yang tergelatak saat kejadian," kata Idrus, Minggu (11/2).
-
Dimana fenomena bus telolet di Tangerang menjadi ramai? Terlihat dalam unggahan video itu anak-anak memadati Jalan Raya Benteng Betawi, Kota Tangerang. Di sana turut melintas sebuah bus besar yang mengeluarkan bunyi telolet.
-
Apa yang membuat fenomena bus telolet di Tangerang menarik perhatian warga Jakarta? Daya tarik ini bahkan sampai memikat warga Jakarta untuk datang ke Tangerang untuk sekadar menemani anaknya mencari bus telolet.
-
Kapan kecelakaan bus di Tol Jombang terjadi? Tragedi kecelakaan yang merenggut dua nyawa itu terjadi KM 695+400 Tol Jombang-Mojokerto, masuk Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Jombang.
-
Kapan peristiwa bus tersangkut di Bukit Tunggangan terjadi? Pada tahun 2019, tempat ini pernah bikin heboh publik. Saat itu sebuah bus besar nyasar dan nyangkut pada sebuah pohon di pinggir jalan sempit dan penuh kelokan ekstrem.
-
Kapan Jalan Tol Semarang-Batang diresmikan? Pada 20 Desember 2018, Jalan Tol Semarang-Batang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Jembatan Kalikuto bersama dengan ruas tol Pemalang-Batang dan Salatiga-Kartasura.
-
Kapan kecelakaan bus rombongan Partai Hanura terjadi? Kecelakaan pukul 06.17 WIB
Lurah sekaligus Ketua rombongan Rapat Anggota Tahunan (RAT), ini mulanya sempat tak ingin mengikuti kegiatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Permata itu. Namun karena kedekatannya dengan warga akhirnya dia mengikuti kegiatan tersebut bersama sang istri.
"Awalnya memang enggak mau ikut, tapi kan saya dekat sama ibu-ibu, akhirnya enggak enak juga kalau enggak ikut," kata dia.
Idrus tak menyangka keceriaan warga berujung kesedihan mendalam. Dia menceritakan, sebelum kejadian, perjalanan rombongan dipenuhi canda dan tawa.
"Sebelumnya kami itu makan siang, kita bercanda, ngopi-ngopi, terus ingin mandi air hangat di Ciater," katanya.
Saat selesai makan, rombongan bus pertama bergerak ke tujuan pemandian air panas. Namun nahas, musibah menimpa bus yang diisi 51 orang penumpang itu. Idrus dan warga lain yang menumpangi bus ketiga melihat dengan jelas saat bus pertama terguling.
"Sekitat 15 menit keluar tempat makan, kejadian. Saya jelas banget, warga saya yang jadi korban. Kami di dalam bus teriak, ada yang menangis, pingsan, segala macam," kata dia.
Melihat kejadian itu, bus yang ditumpanginya berhenti untuk menolong. "Jujur saya enggak berani membantu, saya enggak sanggup, saya rasa sangat lemas," jelasnya.
(mdk/noe)