Cerita mereka bertahan hidup berhari-hari dalam reruntuhan
Hingga saat ini, sudah ada ribuan orang yang ditemukan tewas karena tertimpa puing bangunan akibat gempa. Meskipun begitu, masih ada warga yang berhasil selamat setelah berhari-hari tertimpa puing-puing bangunan. Berikut cerita mereka:
Gempa yang mengguncang Palu dan sekitarnya cukup kuat. Akibatnya, banyak bangunan rata dengan tanah. Warga yang tak sempat melarikan diri, ikut tertimbun dengan puing-puing bangunan itu. Hingga saat ini, BNPB mencatat jumlah korban meninggal gempa dan tsunami di Palu Donggala mencapai 2.010 orang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan kebanyakan korban meninggal akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa dan tsunami Palu.
-
Kapan gempa dan tsunami Aceh yang menghancurkan Rumah Sakit Umum Meuraxa? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Mengapa Indonesia sering mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, dan gunung meletus? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Hal itu mengakibatkan Indonesia kerap mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, maupun gunung meletus.
-
Kapan pulau itu dihantam oleh tsunami? Hanya beberapa hari sebelum kejadian, kapal pesiar sudah ada di sana dan berada di pantai.
-
Apa yang menjadi saksi bisu dahsyatnya gelombang tsunami di Ulee Lheue? Tempat ini menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang Kota Aceh.
-
Apa yang terjadi di Dusun Nglepen akibat gempa Jogja 2006? Daerah lain yang menjadi saksi dahsyatnya kekuatan Gempa Jogja 2006 adalah Dusun Nglepen, Kelurahan Sumberharjo, Bantul. Desa itu dilalui oleh jalur patahan Sesar Opak. Konon satu padukuhan itu mengalami rayapan atau pergeseran tanah akibat gempa tektonik. Bahkan di sana ada sebuah sumur yang sebelumnya berbentuk melingkar berubah menjadi elips sejak peristiwa gempa itu. Di pedukuhan itu, tidak ada satupun rumah yang tersisa akibat gempa. Bahkan menurut kesaksian warga, ada rumah yang bergeser puluhan meter dari lokasi awal.
Meskipun begitu, masih ada warga yang berhasil selamat setelah berhari-hari tertimpa puing-puing bangunan. Berikut cerita mereka:
Seorang anak berpelukan dengan ibunya
Prajurit TNI menemukan seorang balita yang sedang memeluk ibunya saat tertimpa reruntuhan di kediamannya di Perumnas Balaroa. Anak itu berhasil diselamatkan, namun ibunya telah meninggal.
"Sedih juga melihat anak ini. Menangis terus memanggil ibunya yang sudah tidak ada. Dia ditemukan tiga hari setelah gempa. Saat relawan menemukannya di reruntuhan bangunan rumah, anak ini berpelukan dengan ibunya yang telah meninggal dunia," kata Serka Dedy Handoko dari Yonkes 1 Kostrad.
Bocah tujuh tahun tertimbun bangunan selama sepekan
Raehan, anak berusia tujuh tahun ditemukan di balik reruntuhan dalam posisi telungkup. Ia berhasil diselamatkan oleh warga Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru, Palu, Sulawesi Tengah. Awalnya warga berpikir kalau Raehan meninggal dunia. Tapi tidak. Seorang warga melihat tangannya bergerak. Selain Raehan, warga juga menemukan jenazah seorang ibu dan bayinya.
Seorang pria tiga hari tertimpa puing
Tim Basarnas dan TNI menemukan seorang pria di bawah reruntuhan pasca gempa Palu. Pria itu sudah terkubur puing selama tiga hari. Pria itu berhasil dievakuasi pada Senin (1/10) malam. Saat ditemukan, korban yang merupakan Kepala Cabang Mandala Finance ini dalam kondisi kelelahan. Â
"Tim Basarnas dan TNI menemukan Korban atas nama Sapri Nusin (38) laki laki, korban SELAMAT, lokasi gedung Mandala Finance Jl Soekarno Hatta kota Palu," demikian info dari Basarnas.
Sapri sempat bercerita dan menunjukkan sebuah puing kecil yang menancap di tangan kanannya kepada petugas. Setelah kondisinya relatif stabil, petugas mengangkatnya ke permukaan. Sapri masih bisa berdiri ketika berhasil mencapai permukaan reruntuhan. Namun, petugas memintanya untuk bersandar di tandu Basarnas.