Cerita miris, ABG diperkosa & disiksa di Warung Tongseng Pak Joko
Menurut dokter, ada luka pada kemaluan korban, bahkan luka bakar yang diderita diduga akibat sundutan rokok.
Didi, seorang ayah dari gadis berusia 16 tahun, Melati (nama samaran) melaporkan dugaan pemerkosaan yang menimpa putrinya ke Polsek Ciledug. Melati selain diperkosa diduga juga disekap selama beberapa hari di tempat kerjanya.
Warga Sudimara Timur, Ciledug, Kota Tangerang itu mengatakan bahwa kemaluannya putrinya yang baru bekerja selama dua pekan di Warung Tongseng Pak Joko yang berada di sekitar Kreo, Kota Tangerang mengalami luka. Tak hanya itu, tak sedikit juga didapati luka bakar di kakinya.
Keyakinan Didi dan keluarga itu didapati setelah mereka mendapat informasi dari sang putri dan sang dokter yang memeriksa keadaan Melati. Akhirnya, pihak keluarga memutuskan melaporkan peristiwa yang menimpa putrinya itu.
"Menurut dokter yang memeriksanya, ada luka pada kemaluan korban, bahkan luka bakar yang diderita diduga akibat sundutan rokok," ujar Didi, saat ditemui di kediamannya, Rabu (22/4).
Lalu bagaimana kisah tragis itu bisa menimpa Melati? Berikut rangkumannya:
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan seksual? Korban penyandang disabilitas tidak bisa berteriak atau menolak. Dia merasa takut dan ketergantungan," katanya.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Kapan pelecehan seksual terhadap korban terjadi? Menurutnya, korban mengalami pelecehan seksual oleh pelaku selama kurun waktu enam bulan.
-
Apa saja titik-titik rangsangan yang bisa memicu gairah seksual? Dalam hubungan intim, ada banyak cara untuk meningkatkan gairah dan kenikmatan, salah satunya adalah dengan menyentuh area tertentu di tubuh yang dikenal sebagai zona erogen. Zona erogen adalah area tubuh yang sangat sensitif terhadap rangsangan seksual dan dapat menimbulkan sensasi kenikmatan atau rangsangan ketika disentuh. Mengetahui titik-titik ini tidak hanya akan membuat pengalaman bercinta menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga membantu kita lebih mengenal tubuh pasangan dengan lebih baik.
-
Mengapa pelaku melakukan kekerasan seksual? Modusnya, memanfaatkan kondisi korban yang rentan.
-
Bagaimana rangsangan payudara memengaruhi gairah seksual wanita? Sebuah penelitian oleh Roy Levin dari University of Sheffield dan Cindy Meston dari University of Texas menemukan bahwa merangsang payudara atau puting payudara meningkatkan gairah seksual sekitar 82 persen dari wanita yang diikutsertakan dalam penelitian tersebut.
Keluarga diminta menjemput Melati di Warung Tongseng Pak Joko
Kasus dugaan pemerkosaan yang dialami Melati (nama samaran) seorang gadis 16 tahun di Ciledug diketahui saat pihak keluarga didatangi teman kerja korban. Teman kerja korban datang tengah malam pada Kamis (16/4) lalu. Menurut tante korban, yakni Rini, teman Melati datang dan menyampaikan kepada Winda (kakak Melati) adiknya sedang sakit di tempat kerjanya. Temannya itu menyampaikan kabar buruk itu dengan terbata-bata.
"Tetapi mereka ngomongnya enggak yakin karena sakit, mereka bilang, kenapa ya Melati, kasihan sekali sampai tak sadar begitu," ujar Rini bercerita, Rabu (22/4) kemarin.
Keesokan harinya, datang pemilik warung Tongseng tersebut bernama Joko, setelah sebelumnya menghubungi pihak keluarga. Joko menyebut bilaa Melati sakit dan sudah dibawa ke klinik tetapi tak kunjung sembuh. Anehnya, meski sakit tak ada yang mau mengantar Melati ke rumahnya, mereka justru menunggu keluarganya menjemput.
"Bosnya telepon ke saya, mereka bilangnya Melati sakit lambung, dan murung di dalam kamar. Lalu kita jemput," terang Rini.
Saat dijemput keluarga, Melati tak sadarkan diri
Keluarga yang mendapat kabar buruk soal Melati lalu mendatangi Warung Tongseng Pak Joko di Kreo, Tangerang. Saat dijemput, Melati dalam keadaan tidak sadarkan diri karena lemah.
"Saat dijemput, di situ terlihat Melati sudah tak sadarkan diri. Padahal kakaknya Winda selama ini komunikasi, dan terlihat Melati baik-baik saja, tetapi pas hari Kamis pesan BBM Melati tak dibaca, kita juga temukan handphone Melati sudah tak ada memori card-nya," ujar Rini.
Sedangkan status BlackBerry Messenger Melati pada Kamis (16/4) itu terlihat kakaknya, bertuliskan 'Aku sakit di sini'. Keluarga akhirnya memutuskan memeriksa Melati ke 'orang pintar' karena katanya Melati seperti orang tak sadar saat berada di dalam kamar warung tongseng milik Joko itu.
"Saya bawa ke orang pintar, setelah itu saya bawa ke rumah sakit Medika Karang Tengah. Saat itu ibunya bilang ke Melati, karena Melati diam saja, begini kata ibunya ke Melati, Ran kalau kamu kasihan sama bapak, jangan begini. Kasih tahu ibu, bapak bisa jual rumah karena biayai sakit kamu. Lalu Melati menyebut dua orang nama temannya," terang Didi, ayah Melati.
Melati sebut dua nama pria teman kerja
Dalam kondisi lemah, Melati menyebut dua nama teman kerjanya. Setelah mendapati nama dua orang teman pria itu, yang juga sebelumnya dilengkapi keterangan dokter tentang kemaluan Melati yang terluka serta gejala buang air kecil mengalami sakit. Keluarga pun melaporkannya, sampai akhirnya membawa korban ke kantor Polsek Ciledug, karena polisi menurut keluarga, tak langsung percaya bahwa Melati korban pemerkosaan.
"Putri saya itu, dalam keadaan begitu saya bawa dari RS Medika Karang Tengah dengan menggunakan becak," ujarnya.
Setelah melihat itu, polisi kemudian menyarankan agar Melati divisum ke RS Sari Asih. Namun, keluarga tak bisa melakukan visum lantaran pihak rumah sakit membutuhkan surat keterangan dari kepolisian.
"Kita ikuti prosedur itu, tetapi dilempar-lempar sampai kasus ini di Polres, kita disalahkan lagi, bahwa tidak boleh visum di rumah sakit swasta. Akhirnya di visum sama polisi ke RSUD Tangerang, saat ini masih menunggu hasil visumnya," ujarnya.
Penanganan kasus ABG diperkosa di Warung Tongseng banyak keganjilan
Keluarga korban pemerkosaan merasa ada keanehan pada pihak kepolisian yang menangani kasus Melati (nama samaran), gadis berusia 16 tahun di Ciledug, Kota Tangerang. Sebab, setelah setelah sempat memeriksa empat orang rekan kerja korban, yang dua di antaranya empat nama itu disebut korban kepada ibunya, polisi seperti mengendurkan persoalan tersebut.
Memang dalam keterangan Melati kepada ibunya, dia menyebutkan dua orang rekan kerjanya. Namun, karena kondisinya lemah, Melati tak menyebutkan peran kedua orang tersebut, sehingga menyebabkan dirinya mengalami luka pada kemaluan dan luka bakar di tubuhnya yang diduga sundutan rokok.
"Ya merasa aneh. Meminta surat permohonan visum pun susah, sedangkan waktu laporan katanya tak boleh 1 x 24 jam, se-jam lebih saja, katanya sudah lewat," ujar ayah Melati, Didi Sulaeman.
Keluarga Melati mengira ada yang mencoba menutupi kasus tersebut, bahkan sampai visum dari RS Swasta pun tak diperbolehkan.
"Kami orang tak paham hukum, malah kami kalau bilang ini pemerkosaan, ada yang nakutin kami. Nanti katanya akan dilaporkan balik mau," tambahnya.
Akibat ada perkataan tersebut, keluarga akhirnya memilih diam, bahkan persoalan visum mereka biarkan di RSUD Tangerang. "Sudah diurus polisi, kita tinggal tunggu hasilnya saja soal visum," tuntasnya.
Trauma berat, Melati tak bisa jalan dan bicara
Didi, sang ayah mengatakan, sebelumnya Melati adalah seorang yang periang dan terbuka. Tetapi saat dijemput ke tempat kerjanya, dia terlihat tak bisa jalan dan tak bisa berbicara.
"Trauma saat saya temui. Jalannya sampai ngerondang, dan tak bisa terbuka mulutnya," terangnya.
Peristiwa itu masih dalam penyelidikan petugas Polsek Ciledug yang diteruskan ke Polres Metro Tangerang, karena korban masih di bawah umur. Hal itu dikatakan Kanit Reskrim Polsek Ciledug AKP Afendi.
"Kita teruskan laporannya ke Polres Metro Tangerang, ke unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak)," ujar Afendi.