Cerita miris anak-anak yang hidup di Gang Dolly
Data CCCM menyatakan selama 2006-2014 ditemukan sebanyak 397 kasus kekerasan terhadap anak yang tumbuh di Gang Dolly.
Gang Dolly memang banyak menyimpan cerita-cerita pilu di balik desahan geliat prostitusi. Maklum saja, lokalisasi yang disebut-sebut terbesar se Asia Tenggara itu hidup berhimpitan di tengah-tengah permukiman warga.
Warga sekitar ada yang terjun, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyuburkan lokalisasi itu. Namun tidak sedikit warga yang tinggal di kawasan tersebut dan benar-benar 'memisahkan diri' dari bisnis lendir itu.
Kisah-kisah menyedihkan pun dialami anak-anak yang lahir, tumbuh dan besar di kawasan Gang Dolly dan Jarak. Sejak kecil mereka sudah terbiasa hidup bertetangga dengan bisnis prostitusi.
Data yang disampaikan Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari (CCCM) menyatakan selama 2006 hingga 2014 ditemukan sebanyak 397 kasus kekerasan terhadap anak yang tumbuh di kawasan Gang Dolly dan Jarak. Berikut data CCCM tentang kekerasan yang menimpa anak-anak yang tinggal di kawasan lokalisasi prostitusi itu:
-
Kenapa Dolly membantu Sherin? “Makanya saya ke mana-mana banting tulang kerja tuh inget almarhum dulu waktu hidup baik banget sama keluarga kita, sama saya baik, kalau saya butuh dibantu dan sekarang gantian gimana saya bisa bantu (keluarga) almarhum,” ungkapnya.
-
Kenapa Tari Beruji Doll diiringi Gendang Doll? Perbedaan ini bukan hanya dari segi fisik saja, namun kualitas suara yang dihasilkan dari setiap pukulan ini jauh berbeda antara Doll dengan alat musik pukul lainnya.
-
Apa itu Es Dolay? Es Dolay jadi menu takjil legendaris khas Purwakarta yang namanya terinspirasi dari penyiar radio.
-
Apa itu Dodol Susu Boyolali? Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, memiliki kuliner khas tradisional bernama dodol susu.
-
Apa itu Tari Beruji Doll? Tari Beruji Doll ini bukan sekadar menari dengan gerakan-gerakan tari biasanya, melainkan para pemainnya juga harus memainkan Gendang Doll tersebut. Mereka dituntut untuk bisa memadukan irama gerakan tubuh dengan ketukan Gendang Dollnya.
-
Apa arti dari kata "doi" dalam bahasa gaul? Arti doi sering digunakan untuk mengganti kata dia. Arti doi bisa menunjukkan siapa saja, baik laki-laki ataupun perempuan. Umumnya, arti doi digunakan untuk merujuk pada seseorang yang berada dalam hubungan romantis atau pasangan Anda.
Anak laki-laki disodomi dan perempuan diperkosa
Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari (CCCM) menyatakan selama 2006 hingga 2014 ditemukan sebanyak 397 kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di lokalisasi Dolly Kota Surabaya.
Aktivis Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari, Mariani, Rabu (2/7) kemarin mengatakan dari 397 kasus tersebut, rinciannya, kekerasan domestik atau kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga sebanyak 81 kasus, terdiri atas 49 laki-laki dan 32 perempuan. Kekerasan seksual anak sebanyak 45 kasus, terdiri atas 15 laki-laki dan 30 perempuan.
"Untuk anak laki-laki biasanya menjadi korban sodomi. Sedangkan untuk perempuan karena diperkosa. Para pelaku kekerasan biasanya orang dekat seperti keluarganya sendiri," kata Mariani pada jumpa pers di kantor Humas Pemkot Surabaya.
Anak-anak jadi pengemis
Menurut data Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari (CCCM) kekerasan terhadap anak-anak di Gang Dolly tidak hanya seksual saja. Mereka juga jadi korban kekerasan dalam segi ekonomi.
Dari data CCCM, banyak anak-anak yang dipaksa menjadi pengemis. Delapan kasus terdiri atas enam anak laki-laki dan dua perempuan.
Sedangkan anak berhadapan dengan hukum seperti terlibat kasus kejahatan sebanyak 18 kasus yang terdiri atas 16 anak laki-laki dan perempuan dua anak. Anak tidak sekolah sebanyak 81 kasus dengan rincian 54 laki-laki dan 27 perempuan.
Penelantaran anak sebanyak 14 kasus terdiri atas laki-laki sebanyak 11 anak dan perempuan 3 anak. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 134 kasus dengan rincian menimpa laki-laki sebanyak 19 anak dan perempuan 115 anak.
Jadi korban human trafficking
Anak-anak di gang Dolly juga banyak yang jadi korban human trafficking atau perdagangan manusia. Dari data CCCM, sebanyak 16 kasus jadi korban perdagangan manusia dengan rincian dua laki-laki dan 14 perempuan.
"Anak-anak yang tinggal di sekitar lokalisasi ini kondisinya sangat memprihatinkan," kata Aktivis Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari, Mariani.
Psikiater dr Agung Budi Setiawan SpKJ mengatakan, jika banyak lembaga yang melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang ada di lokalisasi Dolly, bisa dipastikan jumlah kasus yang ditemukan akan lebih banyak lagi.
Hal ini dikarenakan kasus kekerasan terhadap anak ibarat fenomena gunung es. Banyak sekali kejadian yang tidak terlaporkan. "Dari jumlah data tersebut, itu tentu sangat memprihatinkan. Saya kira para pelaku sudah mengalami gangguan mental. Gangguan mental itu sama saja dengan gila. Inilah yang sulit tertangani karena gila gangguan mental ini tidak seperti gila pada umumnya," katanya.
Anak-anak Gang Dolly jadi kriminil
Sebagian besar anak-anak di Gang Dolly sudah dewasa sebelum waktunya. Artinya, mereka sudah mengonsumsi tontonan dan juga berperilaku yang tidak seusianya. Contohnya, gemar pesta seks, pesta minuman keras dan juga pesta sabu.
"Biasanya pesta-pesta ini dilakukan di makam Jarak dan juga makam Kembang Kuning. Di dua tempat inilah banyak anak-anak yang belajar melakukan tindakan kriminal," kata Aktivis Yayasan Crisis Center Cahaya Mentari, Mariani.
Psikiater dr Agung Budi Setiawan SpKJ mengatakan ada dua hal penting yang mampu membuat seorang anak menjadi pribadi yang baik. Pertama, selama dalam kandungan dia merasa nyaman karena orang tuanya tidak pernah bertengkar, kemudian mendapatkan gizi yang cukup.
Kedua, setelah lahir, anak itu hidup di lingkungan yang berperilaku positif. Yang pertama adalah mikro kosmos dan yang kedua makro kosmos. "Ibarat tanaman, jika anak itu ditanam di tanah yang subur, maka ketika tumbuh bisa berbuah. Sebaliknya, jika di taman di tanah yang tidak subur, bisa jadi tanaman itu nantinya akan mengganggu," katanya.